Syakia tengah duduk di pinggiran ranjang ketika Fahmi memasuki kamar.
Fahmi menghampiri istrinya itu kemudian duduk di sampingnya. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Fahmi lembut.
Syakia hanya diam menunduk "Bicaralah, aku sudah menunggu mendengar suaramu sejak dulu" Pinta Fahmi.
"Bukankah kau sudah mendengar suara ku tadi" Ucap Syakia sebentar kemudian menundukan kepalanya lagi.
Fahmi terkekeh "Itu saat kamu bicara dengan orang lain bukan denganku"
"Lalu apa bedanya?"
"Tentu saja beda, aku ingin istriku berbicara pada suaminya, padaku."
"Bukankah sekarang pun dan dari tadi aku sedang berbicara padamu?"
"Mashaallah, heheuh iya, kamu benar? Fahmi terkekeh dengan kekonyolannya, apa dia segugup itu hingga seolah bertingkah bodoh di depan Syakia.
"Sebenarnya aku malu"
"Karena?"
"Ibumu begitu baik, sikapnya begitu lembut"
"Itu karena dia menyayanginyamu. Tahukah, dia sudah menyiapkan segala sesuatu menunggu kehadiranmu di rumah ini" Ucap Fahmi tersenyum lembut.
"Iya, aku tersanjung dengan perlakuan dia padaku" Ucap Syakia tersenyum hangat "Dan aku juga menyukai kak Ulfa" Syakia semakin melebarkan senyumnya
"Oh ya benarkah?"
"Iya, dia sangat baik dan asik aku menjadi cepat akrab dengannya, dia sama seperti teh Najwa aku sangat menyukainya" Ucap Syakia semakin semangat "Dia juga bilang bahwa dulu saat dia menikah, dia sama sepertiku tak berhenti menangis saat pergi kemari bersama kak imran" Tanpa sadar tangannya menggenggam tangan Fahmi karena saking semangatnya bercerita. Fahmi tersenyum mendengarkan cerita istrinya.
Syakia pun buru-buru mengangkat tangannya dari tangan Fahmi dan salah tingkah ketika menyadarinya. Suasana pun kembali hening
"Lalu apa lagi, yang kalian bicarakan?" Ucap Fahmi mencairkan suasana.
"Dia bilang, dia bisa berhenti sedih karena sikap lembut kak Imran padanya, dan...."
"Dan?"
"Dan Kak Ulfa bilang kamu lebih manis dan lembut dari kak Imran, kamu pasti bisa membuatku selalu tersenyum" Ucap Syakia pelan.
Fahmi mengelus kepala Syakia sayang sembari tersenyum hangat dan tulus. Seolah mengatakan bahwa dia akan benar-benar menyayangi Syakia.
"A Fahmi, bolehkah aku bertanya?" Ucap Syakia hati-hati.
"Hm tentu saja katakan kamu mau bertanya apa?"
"Apa kamu pernah menyukai perempuan lain sebelum atau setelah bertemu denganku?" Ucap Syakia pelan.
"Sebelum ketemu dengan mu mungkin aku sudah menikah dengan salah satu santriawati di sini jika aku menyukai mereka, lalu jika setelah bertemu denganmu, bagaimana aku bisa menyukai gadis lain jika di hatiku hanya ada satu perempuan, yaitu kamu" Ucap Fahmi tersenyum tulus.
Sekarang tampak senyum malu dan semburat merah di wajah Syakia.
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Di dunia ini hanya ada dua laki-laki yang aku temui dan yang aku cintai" Tutur Syakia.
"Siapa mereka?"
"Dia adalah ayahku dan....kamu" Ucap Syakia tulus, Fahmi senang sekali mendengarnya.
"A...?"
"Hmm"
"Kenapa kak Imran bisa tinggal di tempat kak Ulfa, sedangkan kamu tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Fiksi UmumFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...