"Syakiaaaaa" Teriak Fahmi berlari cepat menghampiri Syakia dan Ilham.
Darah segar mengucur deras melalui betisnya hingga mengucur hingga ke tanah. Syakia memegangi perutnya, sedang tangan yang lain masih memeluk Ilham "Ilham, anakku" Ucapnya terbata.Anisa segera meraih Ilham, sedangkan Dion yang tadi juga ikut tertarik hingga dia juga selamat tidak tertabrak mobil, Dion hanya menatap Syakia yang tengah bersimbah darah, kemudian dia segera lari dari tempat itu karena tidak ingin tersalahkan, karena memang dia salah.
_______________________________________Darah semakin banyak, air mata keluar dari sudut matanya saking sakitnya yang Syakia rasa.
Fahmi panik menangis "Syakia, enggak enggak kamu gak boleh kenapa-napa Syakia" Fahmi mengelengkan kepalanya
Sufyan dan para santri tiba "Syakia" Sufyan begitu terkejut dengan pandangan di depan matanya.
Fahmi segera membawa Syakia pada gendongannya "Kia, bertahanlah" Pinta Fahmi.
"S–sa–kit a" Lirih Syakia dalam gendongan Fahmi.
Fahmi berjalan setengah berlari. Dia sampai di halaman rumahnya. Sadiah langsung teriak histeris melihat menantunya terkapar dalam gendongan Fahmi.
"Jafar, Jafaaaar" Teriak Fahmi memanggil salah satu santri sekaligus sahabatnya itu.
Jafar menghampiri Fahmi dengan tergopoh-gopoh "Cepat bawakan mobil menuju rumah sakit"
Jafar segera membukakan pintu mobil untuk Fahmi dan Syakia. Kemudian dia segera menuju pintu kemudi, dan melajukan mobilnya.
"Kia ku mohon bertahanlah" Pinta Fahmi dengan tangisannya. Darah yang merembas itu begitu banyak hingga membasahi lengan baju Fahmi. Saat ini mata Syakia sudah terpejam.
"Jafar, apa kau tidak bisa lebih cepat!" Bentak Fahmi.
"Ini sudah paling cepat a" Jawab Jafar panik.
"Tolong, jangan lagi, jangan kali ini" Lirihnya dalam hati.
15 menit kemuadian mereka tiba di rumah sakit, Jafar membukakan pintu untuk Fahmi dan dengan cepat Fahmi berlari ke dalam rumah sakit. Jafar berusaha memanggil perawat atau tim medis untuk segera memberi pertolongan. Hingga akhirnya perawat datang dan membantu membawa Syakia menuju IGD
"Tolong dia dok" Lirih Fahmi.
"Doakan yang terbaik ya pak" Jawab dokter itu.
Fahmi menyandarkan punggungnya pada tembok rumah sakit perlahan namun pasti tubuhnya luruh kemudian terduduk di lantai tatapannya kosong namun matanya terus mengeluarkan tetesan air bening.
"Jika terjadi sesuatu padamu dan anak kita, maka tidak ada yang pantas disalahkan selain diriku" Batin Fahmi.
Setengah jam kemuadian Sufyan, Sadiah, dan Anisa tiba di rumah sakit. Sadiah segera menghampiri putranya itu yang tengah duduk terdiam bahkan tak menyadari kehadiran mereka saking kalutnya pada kejadian yang baru dia alami beberapa saat lalu.
"Ami, bagaimana Syakia?" Tanya Sadiah.
"Dokter belum memberi kabar" Jawabnya datar, pandangannya tetap lurus ke depan.
"Aku mohon selamatkan dia" Lagi-lagi Fahmi berucap dalam hati dan itu semakin membuat air matanya merembas keluar.
"Abi, bagaimana ini?" Ucap Sadiah limbung.
"Berdoa umi, hanya itu yang bisa kita lakukan" Jawab Sufyan.
Perlahan Anisa mendekat pada Fahmi dan menyodorkan baju padanya "Mas, ganti baju dulu" Seru Anisa. Karena melihat baju yang di kenakan Fahmi penuh dengan darah dan mulai mengering. Fahmi tidak menjawab, jadi Anisa meletakan baju itu di kursi tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
General FictionFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...