Hari itu telah tiba, hari dimana Fahmi menikahi perempuan itu. Dia adalah Anisa, nama perempuan itu Anisa. Akad dilaksanakan setelah satu minggu lamaran.
Tak pernah terpikirkan oleh Fahmi bahkan membayangkannya saja tidak pernah, di usianya yang baru 27 dia memiliki dua istri. Bahkan usia pernikahannya saja dengan Syakia baru dua tahun.
Dan Syakia baru mengetahui, ternyata perempuan yang akan dinikahi suaminya itu sudah mempunyai seorang putra. Mungkin sekarang usia anak itu baru dua tahun. Ketika pertama melihat Syakia langsung jatuh cinta pada putranya Anisa itu, anak itu sangat menggemaskan apalagi ketika dia tertawa, namanya Ilham. Seperti namanya, anak itu seperti Ilham yang Allah berikan untuk orang-orang di sekitar anak itu.
Kini Syakia juga sudah mengenal Anisa. Syakia semakin takut kehilangan Fahmi kala mengetahui ternyata Anisa adalah perempuan yang cantik, rambutnya hitam bergelombang, iya, Anisa tidak berhijab, mungkin belum.
Begitupun dengan Anisa, dia telah mengetahui bahwa Syakia adalah istri Fahmi. Anisa sangat mengagumi kecantikan Syakia, selain itu sikapnya pada Anisa sangat baik pantas Fahmi jatuh hati pada gadis ini.
"Anisa..." Panggil Syakia, saat ini mereka tengah di kamar bersama penata rias Anisa, dan Syakia duduk di pinggiran kasur memperhatikan Anisa yang tengah di rias.
"Iya Syakia" Jawab Anisa.
"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Syakia.
"Boleh, mau bertanya apa?"
"Apa kamu sudah mengenal Fahmi sebelumnya?"
"Sudah, dulu ketika kami bertetangga, saat itu kami masih kecil" Ucap Anisa sembari senyum.
Dan Syakia juga hanya menanggapi dengan senyum, rasa sakit itu muncul lagi. Bahkan Anisa sudah bertemu Fahmi lebih dulu dibandingkan dirinya. Mungkin mereka memang di takdirkan bersama, bahkan ketika mereka sudah tidak bertemu namun di pertemukan kembali.
Anisa telah selesai dengan riasannya, Syakia melihat Anisa tampak cantik sekali dengan polesan make up dan balutan gaun pengantin.
"Kamu cantik sekali Anisa, pasti Fahmi akan terpana melihatmu" Ucap Syakia dengan senyum.
"Terimakasih Syakia" Ucap Anisa.
Setelah ijab qobul selesai, Anisa keluar dari ruang rias dengan Syakia yang menggandeng tangannya dan berjalan untuk duduk di samping Fahmi. Syakia memang tersenyum tapi raut pilu di wajahnya juga tak bisa disembunyikan dan itu sangat kentara.
Berbeda dengan saat pernikahan antara Fahmi dan Syakia yang di penuhi tangis haru, sekarang di penuhi tangis sedih.
Bahkan Fahmi yang melihat dua perempuan yang berjalan berdampingan ke arahnya, merasa m teriris hatinya, yang satu tersenyum malu-malu dan yang satu lagi tersenyum semu. Fahmi tak bisa menyembunyikan rasa perihnya ketika pandangannya jatuh pada Syakia. Kenapa harus dia yang menggandeng Anisa, apa tidak ada lagi orang lain? Apa hanya Syakia satu-satunya orang yang tersisa untuk menggandeng Anisa?!.
Fahmi menatap Syakia seolah bertanya kenapa harus kamu yang menggandengnya. Dan tatapan Syakia juga seolah bilang tidak papa, aku yang ingin.
Salma yang juga menghadiri pernikahan itu tak kuat menahan air matanya, ia tak sanggup, sekarang di depan matanya tengah menyaksikan suami dari putrinya menikah lagi dengan perempuan lain. Salma tidak pernah membayangkan putri kesayangannya akan di madu. Bagaimana perasaannya sekarang? Dirinya saja mungkin tidak akan sanggup jika berada dalam situasi ini. Air matanya berderai bahkan terisak cukup keras, Salma baru saja akan beranjak namun Arif menahanya.
"Tetap di sini istriku" Ucap Arif menahan tangan istrinya.
"Tidak, aku tidak sanggup suamiku" Isak Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Сучасна прозаFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...