Fahmi kembali ke rumah mertuanya, di ruang keluarga itu tersisa Arif dan Alfi. Ibu mertuanya sudah istirahat karena menangis seharian sementara Najwa pergi menemani Alif tidur. Saat Fahmi kembali memang sudah larut, karena dia selama berjam-jam hanya diam di mobil memikirkan dimana Syakia berada.
"Yah, kak, aku menemukan kaokah ini, ini adalah milik Syakia" Ucap Fahmi yakin.
"Apa kamu yakin Mi itu punya Syakia?" Tanya Alfi.
"Iya, ini milik Syakia" Arif mengambil kaokah itu dari tangan Fahmi.
"Aku yakin Syakia benar-benar hilang, mungkin ada yang membawanya paksa" Kata Fahmi.
"Jika benar begitu, siapa yang melakukannya?" Arif bertanya.
"Yang jelas aku tidak akan melepaskan orang itu setelah mengetahui siapa pelakunya!" Tegas Fahmi.
_________________________Cahaya temaram bulan sudah tergantikan dengan sinar cerah mentari yang menyilang mata seorang wanita yang masih terduduk di tempat yang sama.
Perlahan dia menengadahkan kepalanya, matanya tertuju pada beraneka makanan di atas meja yang semalam sempat di ganti oleh pelayan dari makanan sebelumnya.
Syakia melangkah mendekati makanan itu, dia hendak mengambilnya, namun dia urungkan, Syakia mulai berpikir bagaimana jika makanan itu telah di racuni yang akan membahayakan bayinya, tidak, lebih baik dua menahan lapar.
Perlahan kakinya beralih melangkah ke dekat jendela, ini pertama kalinya Syakia mengedarkan langkahnya ke sudut lain ruangan ini. Karena biasanya, selama dua hari ini Syakia hanya terdiam di kasur atau terduduk di lantai.
Syakia menyingkap gorden jendela, saat melihat ke jendela, Syakia baru tahu ternyata ruangan ini ada di lantai atas karena saat Syakia melihat ke bawah itu tinggi sekali. Syakia meraba sisi-sisi jendela itu, rupanya jendela itu tidak di kunci. Bagus, itu artinya ada peluang Syakia untuk kabur dari tempat ini. Tapi tunggu, Syakia melihat lagi ke bawah. Di bawah sana ada dua scurity yang tengah berjaga, bagaimana Syakia bisa kabur kalau mereka tetap di sana.
Tapi itu bisa Syakia pikirkan nanti. Sekarang yang harus Syakia pikirkan bagaimana cara keluar dari ruangan ini tanpa ketahuan Dion, karena laki-laki itu akan datang ke ruangan ini hampir 10 menit sekali. Hebat kan?.
Tapi sekarang Syakia sudah punya cara, dan semoga ini akan berhasil. Kebetulan terdengar derap langkah kaki, sepertinya laki-laki itu akan mendatanginya. Namun tidak seperti biasanya, sampai saat ini laki-laki itu belum datang ke ruangan itu.
Syakia kembali ke jendela, namun mobil Dion masih ada di sana tak berpindah sedikit pun, itu artinya dia belum pergi keluar hari ini. Tapi kalau dia ada di rumah kenapa laki-laki tidak datang ke ruangan ini?.
Bahkan sampai sore pun laki-laki itu menunjukkan batang hidungnya. Baru saat sudah malam dia menampakkan diri. Karena Syakia mendengar derap langkah seseorang, dan benar saja itu Dion.
"Syakia, apa sekarang kau sudah mau makan?" Tanya Dion.
Syakia mengangguk pelan "Tapi aku hanya makan sedikit"
"Kenapa?"
"Semua makanan itu tidak enak"
"Aku akan suruh pelayan membuat makanan yang lebih lezat"
"Tidak, aku ingin makanan lain"
"Maksudmu?"
"Aku ingin batagor"
"What?"
"Itu makanan kesukaanku" Cicit Syakia.
Dion mengangguk "Hm baiklah akan kubelikan"
"Aku ingin batagor yang ada di depan kampus ku dulu" Pinta Syakia sengaja. "Biar saja dia mencari ke sana, lebih jauh lebih bagus" Batinnya.
Apa-apaan ini kenapa wanita ini meminta makanan yang susah di beli, oke dirinya tahu dia sedang ngidam. Tapi kenapa orang lain yang membuatnya ngidam tapi dirinya yang harus bersusah payah. Tapi yasudah lah.
"Hm baiklah" Ucap Dion seraya melenggang pergi.
Sekitar lima menit kemudian terdengar deru mobil di luar menandakan bahwa Dion sudah pergi.
Syakia bergegas menarik semua gorden yang ada di sana dan menyambung-nyambungkan gorden itu dengan ikat simpul sampai gorden itu cukup untuk Syakia gunakan untuk turun ke bawah nanti. Namun saat ini di luar sedang turun hujan deras, lalu bagaimana Syakia bisa pergi. Syakia melihat lagi ke luar jendela dan hujan benar-benar deras, tapi tunggu, dua scurity itu sudah tidak lagi berjaga di sana, bukankah itu bagus?.
Setelah di rasa cukup, Syakia mengikat ujung gorden itu pada kaki ranjang. Dan ujung lainnya Syakia lempar hingga menjuntai ke bawah. Syakia menarik-narik gorden itu, setelah di rasa kuat, Syakia mencoba mengumpulkan keberanian untuk menuruni bangunan ini dengan gorden itu. Meskipun pada awalnya Syakia merasa takut, namun akan lebih takut lagi jika dirinya tetap di tempat ini.
Sejenak Syakia merasa sudah seperti Rapunzel saja yang mencoba kabur dari menara. Bedanya, Rapunzel menggunakan rambutnya untuk kabur, tapi Syakia menggunakan gorden. Lucu sekali hidupnya ini.
Sedikit lagi
Sedikit lagi
Sedikit lagi... dan
Ya, Syakia akhirnya berhasil memijakkan kaki telanjangnya tanpa alas kaki di tanah. Tanpa memperdulikan apa pun Syakia segera berlari menjauhi rumah itu.
Syakia sempat memperhatikan sekelilingnya saat jaraknya dari rumah itu sudah sedikit jauh. Namun, yang Syakia lihat hanya gelap dan pekatnya, bahkan batang pohon pun hampir tak terlihat.
Tidak lama, dari kejauhan Syakia mendengar deru suara mobil. Hah, apakah itu mobil Dion? Tapi bagaimana mungkin dia bisa kembali secepat itu? Apa dia tidak jadi pergi?. Kalau benar begitu, sungguh itu tidak bagus.
Syakia segera bergegas tak peduli apa pun lagi. Syakia berlari menembus gelapnya malam yang seakan menelan tubuhnya, di bawah guyuran hujan Syakia mengikuti kemana kakinya melangkah, dia tak bisa melihat apa pun saat ini di sekelilingnya hanya gelap kecuali beberapa bayangan batang pohon yang sedikit samar terlihat, bahkan bulan pun yang seharusnya bersinar terang tak nampak di langit sana mungkin tertutup awan mendung, jadi tidak ada lagi yang Syakia andalkan selain nalurinya dan kaki yang terus melangkah, Syakia menangis sedikit menenteng gamisnya agar lebih mudah berlari.
Tapi kemana dia harus pergi, mana tempat yang harus dia tuju. "Ya Robb, bantu aku, aku berlindung padamu" Teriaknya dalam hati.
_________________________________________
See you luv❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Narrativa generaleFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...