Fahmi Husaini adalah anak dari seorang ulama termasyur pemilik salah satu pesantren terkenal juga di Jawa Barat. Namun penampilannya tidak menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang alim karena menurutnya penampilan tidak dapat mencerminkan perilaku seseorang, meskipun pada kenyataannya orang-orang di luar sana lebih cenderung menilai seseorang itu dari penampilannya.
Tapi bagi Fahmi spekulasi itu tidak benar, karena pada kenyataannya orang yang berpendapat rapih saja prilakunya bisa berantakan dan begitu sebaliknya. Fahmi tidak menyalahkan pemikiran orang, karena setiap orang pastinya mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda..
Jika dia unggul dalam paras dan pengetahuan, maka dia minus dalam asmara. Jika ada sepuluh pria yang tidak berani mengungkapkan perasaannya, maka Fahmi salah satunya. Bagaimana tidak, karena ketidakberaniannya dalam mengungkapkan cinta ketika SMA dia harus berlapang dada kala perempuan yang ditaksirnya di dapatkan oleh Ibnu sahabatnya sendiri. Sejak saat itu pula Fahmi belum jatuh hati lagi pada perempuan, padahal kalau dipikir di pesantren ayahnya itu banyak sekali santriwati yang membawa ayahnya untuk mendatangi ayah Fahmi untuk melamarnya tapi Fahmi selalu berkata 'saya belum siap menikah' penolakan Fahmi membuat mereka yang pernah menaruh hati padanya menjadi canggung dan menunduk malu saat bertemu Fahmi, meski Fahmi selalu melempar senyum kala mereka bertemu, jika dilihat pun gadis-gadis yang menyukai Fahmi itu gadis yang cantik, namun bukan itu yang dia cari, entah mengapa ia merasa hatinya belum siap saja untuk menjadi rumah bagi hati lain, dan yang paling membekas adalah Kholilah gadis cantik nan baik yang begitu mencintai Fahmi bahkan beberapa kali mengirimkan surat pada Fahmi tapi lagi-lagi Fahmi tak mengindahkan perasaanya.
Tiga tahun yang lalu dia menyandang gelar sarjana dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan sebagai arsitek. Selain mencintai ilmu-ilmu agama Fahmi juga menyukai pelajaran-pelajaran yang berbau hitung-hitungan dan kecintaanmya terhadap pelajaran-pelajaran itu membawanya pada prodi ini, ya meskipun sebenarnya yang lebih spesifik itu ke prodi teknik sipil tapi Fahmi lebih tertarik pada bidang arsitek. Selain itu, Fahmi juga ikut mengajar para santri membantu ayahnya.
Saat ini pun dia masih seorang pengecut dalam asmara. Sosok gadis sederhan dengan rupa yang begitu cantik jelita namun begitu membatasi diri dari orang-orang terlebih laki-laki. Fahmi beberapa kali melihat gadis itu di mushola kampus kala tiba waktu sholat. Dia selalu datang ke mushola dengan satu temannya Fahmi berfikir mungkin itu teman dekatnya karena Fahmi tidak pernah melihat dia dengan teman yang lainnya ketika datang ke mushola. Fahmi juga jarang bertemu gadis itu di tempat lain di kampusnya. Mungkin karena Fakultas yang berbeda yang memungkinkan mereka jarang bertemu dan bisa juga jadwal mata kuliah mereka berbeda.
Tapi Fahmi merasakan perasaan yang berbeda saat melihat gadis itu, ada rasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya pada perempuan. Bahkan perasaan sukanya ketika SMA tidak sekuat ini, padahal Fahmi sendiri tidak mengetahui nama gadis itu apalagi mengenalnya.
Fahmi bertemu gadis itu di salah satu Universitas Islam di Bandung. Gadis itu begitu cantik namun juga begitu sederhana. Fahmi yakin setiap pemuda akan jatuh cinta bila melihatnya. Itu bukan kabar m baik, karena pasti akan ada banyak sainga Fahmi. Namun bukan karena parasnya saja yang membuat Fahmi jatuh cinta tapi juga kepribadian dari gadis itu yang indah.
Fahmi sudah mencintai gadis itu sejak lama namun ia selalu berusaha menyembunyikannya. Ia tidak ingin perasaannya menjadi sebuah nafsu yang membutakannya. Bahkan hingga Fahmi lulus sarjana pun ia tak mengatakannya pada gadis itu. Pada saat Fahmi lulus gadis itu masih di semester 5 karena memang gadis itu lebih muda tiga tahun dari Fahmi.
Hingga suatu ketika Fahmi tidak ingin berlarut-larut pada perasaannya dan memutuskan untuk menemui orangtua gadis itu.
Dia adalah Syakia Chayra merupakan seorang putri ustadz juga. Syakia merupakan sosok gadis yang berbudi luhur dan berparas sangat cantik selain itu dia juga gadis yang pintar. Namun, gadis itu memiliki penyakit jantung sejak kecil dan hingga sekarang kadang jantungnya bisa sakit sewaktu-waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Ficción GeneralFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...