Penculikan

3K 186 15
                                    

Fahmi menuruti apa yang diinginkan Syakia, selama dua bulan ini dia tidak menengok Syakia di rumah orangtuanya, karena itu memang keinginannya.

Fahmi menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi di halaman pondok, merenungi hidupnya juga cinta yang rumit. Fahmi terus berandai-andai dalam lamunannya.

Seandainya tidak ada wasiat itu...

Seandainya tidak ada kejadian tentang Dion...

Seandainya dia tidak menolong orang itu...

Seandainya tidak mempunyai dua istri....

Seandainya....tidak menikah dengan Anisa...

Mungkinkah sekarang dia sudah bahagia bersama Kia, iya hanya dia dan Syakia saja, bersama membesarkan anak-anak mereka. Oh iya, tanpa anak juga tidak papa, sepertinya berdua saja juga sudah cukup. Fahmi selalu tersenyum tatkala membayangkan itu.

Namun masih pantaskah dia menyalahkan takdir?.

Salah satu orang yang ada dalam lamunannya itu menyapanya dan membuyarkannya.

"Fahmi,"

"Hm"

"Bisakah kau jaga Sarah dulu?"

"Kamu mau kemana?"

"Mm susu formula Sarah habis jadi aku akan ke supermarket sebentar"

"Biar aku saja yang pergi, seperti biasa kan?"

Anisa mengangguk "Hm, baiklah"
_______________________________

Di lain tempat Syakia tengah bersiap-siap untuk pergi. Rencananya, hari ini dia akan ke toko kue, hari ini ibunya-Salma berulang tahun, jadi Syakia ingin membelikannya kue, sekalian juga membeli kue blueberry kesukaan Alif karena pasti nanti anak itu akan datang ke rumah.

Baru setengah perjalanan, ponselnya berdering. Syakia menghentikan langkahnya untuk mengangkat telepon itu. Syakia memang pergi jalan kaki karena jarak toko dari rumah ibunya juga dekat.

Syakia meronggoh ponsel di tasnya.

"Iya mi"

"Kia, kamu di mana nak, umi cari kamu di rumah gak ada?"

"Kia gakpapa, ini lagi di jalan"

"Jalan? Jalan mana Kia?"

"Arah jalan ke sekolah Kia dulu, udah umi gak usah khawatir, bentar lagi Kia pulang ko, ya"

"Yasudah, langsung pulang ya Kia nanti"

"Hm"

Setelah itu Salma menutup teleponnya, tadi Syakia tidak sempat ijin keluar karena Salma sedang ke pasar.

Syakia memasuki toko itu dan membeli kue yang ingin dibelinya. Setelah selesai, Syakia keluar dari toko itu dengan menenteng sebuah kue yang di lapisi kotak dan kantong plastik transparan.

Seseorang yang sejak tadi mengintainya, mengikuti Syakia dari kejauhan, kemudian setelah kira-kira jauh dari keramaian baru orang itu mendekat dan menyergap Syakia.

Syakia membalikkan tubuhnya untuk melihat orang itu, tapi dia memakai masker juga topi. Syakia sekuat tenaga berontak, tapi tak bisa, tangannya di cekal, dia teriak, tapi orang itu membekap mulutnya hingga Syakia perlahan kehilangan kesadarannya, dan setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi.

Tatkala membuka mata, Syakia sudah berada di tempat yang begitu asing. Di sebuah ruangan.

Syakia berusaha menyetabilkan kesadarannya, kemudian melihat ke sekeliling ruangan itu dan ke setiap sudutnya. Ruangan itu begitu mewah, di dominasi dengan cat putih, ruangan itu seperti kamar atau mungkin memang kamar tapi pintu dari ruangan itu seperti jeruji besi.

Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang