Haruskah Kita Akhiri?

3.4K 218 46
                                    

Syakia mengetuk pintu rumah, rumah orangtuanya. Kala pintu terbuka ibunya langsung memeluknya seraya memekik senang seolah mimpi untuknya. Ayahnya juga dari dalam berlari menghampiri keduanya.

"Kamu kemana aja sayang"

"Maafin Kia udah buat umi khawatir"

"Ayo bawa Kia masuk Mi" Sahut Arif.

"Kia, sebaiknya kamu istirahat dulu, dan umi, biarkan Kia istrirahat kita tanya nanti saja, Kia juga pasti cape dan butuh waktu" Imbuh Arif. Salma mengangguk membawa Syakia ke kamarnya.

Beberapa saat setelah Syakia masuk, Fahmi juga datang ke sana yang langsung di sambut oleh ayah mertuanya, sedangkan ibu mertuanya memilih untuk pergi dan mengacuhkan Fahmi.

"Nak, ada apa denganmu, kenapa memakai baju rumah sakit"

"Gak papa yah, kemarin aku cuma sedikit gak enak badan aja, Kia dimana yah"

"Apa kamu bisa jelaskan pada ayah, apa yang sebenarnya terjadi, apa Syakia pulang bersamamu? Dan kemana dia sebenarnya?"

"Aku akan jelaskan semuanya pada ayah, tapi Fahmi ingin bertemu dengan Syakia yah, bolehkan?"

"Tentu, dia istrimu, silahkan dia di kamarnya"

"Terimakasih yah" Ucap Fahmi dengan senyum.

***

"Ayah, kenapa ayah mengijinkan Fahmi menemui Syakia?"

"Itu haknya Mi"

"Umi tahu, tapi sadarkah ayah, dia sudah banyak membuat putri kita menangis, bahkan Kia hilang juga gara-gara dia!"

"Ayah tahu, tapi dia suaminya mi dia berhak atas Kia, dan untuk hilangnya Syakia, ayah rasa itu bukan salahnya Fahmi"

"Ayah selalu saja seperti itu!" Kesal Salma sembari beranjak meninggalkan suaminya yang terlihat menghela nafas beratnya.

***

Cklek

Terlihat wanitanya tengah meringkuk di atas kasurnya membelakangi pintu. Fahmi tidak tahu apakah dia sedang tertidur atau tidak. Fahmi tidak ingin mengganggunya, karena dia juga pasti sangat lelah. Tapi Fahmi tak tahan untuk tidak memeluknya, dia begitu merindukan wanita ini, sangat merindukannya.

Fahmi dengan teramat perlahan menempatkan tubuhnya di samping istrinya memeluk dia dari belakang, melingkarkan tangannya pada perut dia, menenggelamkan kepalanya pada punggung wanita itu seraya kembali menangis. Rasanya jiwanya yang sempat mati kembali hidup lagi, rasanya dia kembali bisa menghirup oksigen dengan lega, meskipun dengan kebencian dari wanitanya.

Syakia yang sejak tadi memang tidak tidur, merasakan isakan dari orang yang memeluknya membuatnya juga ikut menangis, untuk sejenak dia membiarkan suaminya memeluknya karena memang tidak dipungkiri dia juga merindukan pelukan hangat ini. Namun setelah itu....

Bughh

Arrhh

Syakia berbalik dan mendorong Fahmi hingga dia terjatuh ke lantai dengan cukup keras membuatnya sedikit mengerang karena rasa sakit di punggungnya. Syakia sedikit terkejut mendengar dan melihatnya. Awalnya dia berniat membiarkan laki-laki itu tapi tidak tega juga melihatnya. Syakia beranjak dari tempat tidur dan berjongkok membantu Fahmi.

Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang