Pengumuman!
Hallo readersku
biasain baca sampai akhir ya😊 soalnya bagian terpentingnya ada di tengah cerita dan akhir cerita, sedangkan awalan hanya penghias😉Satu bulan yang lalu semua keluarga Fahmi dan keluarga Syakia melaksanakan syukuran empat bulanan Syakia.
Dan sekarang usia kandungan Syakia sudah menginjak 5 bulan. Dan hari ini Fahmi dan Syakia sedang menemui dokter yang biasa Syakia cek up. Hari ini mereka ingin mengetahui perkembangan bayinya lagi.
Saat ini dokter tengah menempelkan alat transducer pada perut Syakia yang mulai membuncit dan tampaklah di layar ultrasonografi perkembangan bayi di dalam perutnya. Dia tampak lucu sekali meringkuk dalam rahim Syakia, dia tampak mengemut ibu jari kecilnya.
"Wah, apa kalian bisa melihat, tuh jenis kelaminnya laki-laki" Dokter itu ikut tersenyum senang. Syakia juga tampak sangat senang mendengar penuturan dokter bahkan kini jantungnya berdebar melihat bayinya di balik layar ultrasonografi.
Mata Fahmi berbinar melihat itu, perlahan dia melangkahkan kaki mendekati pada ultrasonografi itu sembari tersenyum teduh, matanya berkaca melihat bayi laki-lakinya di rahim Syakia.
Tak bisa dipungkiri bahwa Fahmi sangat menginginkan seorang anak laki-laki, meskipun sudah ada Ilham, tapi tetap saja dia menginginkan anak laki-laki dari darah daging nya sendiri dan terlebih lagi itu dia dapatkan dari perempuan yang sangat dia cintai, Syakia. Hal itu membuat Fahmi berjuta kali lebih senang.
Fahmi merabakan tangannya pada layar ultrasonografi seolah-olah dia tengah menyentuh bayinya.
"Aku merindukanmu, ingin mendekapmu, memelukmu, dan menyenandungkan sholawat bersamamu, karena itulah aku mohon tetaplah sehat" Batin Fahmi lirih.
Fahmi kembali menghampiri Syakia, dia mencium kedua tangan Syakia kemuadian beralih mengecup keningnya dengan dalam. "Syukron Syakia" Bisiknya.
Setelah berbincang dengan dokter Via tentang hal-hal yang bersangkutan dengan Syakia dan bayinya, Kini mereka sudah kembali ke rumah dengan perasaan gembira yang sulit diartikan, yang pasti raut bahagia jelas tergambar dalam wajah mereka.
Sekarang mereka tengah duduk di sofa, Fahmi merebahkan kepalanya di pangkuan Syakia menghadap ke perutnya "Kia, apa kau tau? aku begitu bahagia ketika melihatnya tadi"
"Hm aku juga"
Fahmi bangkit mendudukan dirinya "Nanti kita mau kasih nama siapa ya?"
"Mm gimna kalo...Syakil?"
"Mmh enggak gak gak" Tolak Fahmi.
"Lho iya udah itu aja, kan mirip sama nama aku" Ucap Syakia.
"Tapi gak mirip nama aku" Timpal Fahmi.
"Terus siapa dong?"
"Fauzi Raditya Husaini" Ucap Fahmi bangga.
"Bagus, boleh" Sahut Syakia penuh senyum.
Begitulah pembicaraan sederhana namun penuh makna sarat akan keindahan.
***
Semenjak kejadian pengeroyokan Fahmi waktu itu, kehidupan keluarga besar Fahmi cukup tenang. Sekarang Sarah juga sudah mulai bisa tengkurep, dan Ilham sedikit demi sedikit mulai bisa bicara meskipun masih banyak cadelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Ficção GeralFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...