Pergi

4.1K 248 14
                                    

"Baiklah jika kamu berpikir demikian Fahmi, jika itu keinginanmu aku akan mewujudkan kata-kata kamu, aku akan benar-benar jadi orang berbeda agar ucapanmu bukan hanya sekedar tuduhan"

Sesuai tangisnya reda, setelah dia bisa mengendalikan perasaan dan emosinya, Syakia kembali ke rumah mertuanya untuk melihat keadaan Alvan, bagaimanapun juga Syakia sangat khawatir.

Saat memasuki rumah hanya ada Sadiah dan Imran di ruang tamu, sepertinya Sufyan dan Fahmi saat ini masih mengajar.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab mereka.

"Kia ingin bertemu Alvan umi, ka"

"Ada di kamar Kia, kamu ke sana saja" Jawab Imran dengan senyum.

Tok

Tok

Tok

Syakia langsung membuka pintu kamar, ketika memasuki kamar, rupanya Alvan tengah tertidur dan Ulfa duduk disisi Alvan.

Syakia buru-buru menghampiri Ulfa, ia mendudukkan dirinya di samping Ulfa memegang kedua tangan Ulfa dan menangis.

"Maafkan aku kak, aku benar-benar minta maaf" Lirih Syakia

"Kia... sudah, lagian Alvan tidak papa kok" Ucap Ulfa lembut.

"Hiks bukan ak...."

"Suuutt, aku tau kok, bukan kamu"

"T-tapi kak"

"Seteledor-teledornya kamu, pasti akan bertanya dulu, karena kamu tidak pernah membuat susu untuk bayi, karena itulah aku tau"

"Makasih kak, tapi aku tetap minta maaf karena tidak memeriksa terlebih dahulu sebelum memberikannya pada Alvan"

"Iya, sudah, jangan dipikirin lagi, syukurnya Alvan tidak kenapa-napa, lagian saat itu aku tidak marah padamu, aku hanya panik" Ucap Ulfa, Syakia memeluk Ulfa.

***

Satu minggu berlalu, kejadian itu membuat semuanya berubah termasuk sikap Syakia pada Fahmi, dia benar-benar mewujudkan kata-kata Fahmi tentang Syakia yang berubah dan berbeda, dan kini Syakia benar-benar melakukan itu.

Fahmi memang seperti biasanya pulang ke rumah Syakia, tapi mereka tidak lagi bertegur sapa. Seperti sekarang, Syakia tengah di dapur, dan Fahmi yang baru datang, dia duduk di meja makan. Syakia menyajikan dan menata makanan di meja makan tanpa menoleh sedikit pun pada Fahmi, dan Fahmi hanya memperhatikan garak-gerik Syakia, ia sadar bahwa belakangan ini Syakia bersikap dingin bahkan tak pernah menatapnya lagi.

Setelah selesai menata makanan, Syakia beranjak pergi namun Fahmi menghentikannya.

"Aku tak suka makan sendiri" Ucap Fahmi. Tapi Syakia tak menggubrisnya dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Duduk Kia!" Perintah Fahmi.

"Aku belum melipat baju" Jawab Syakia tanpa menoleh.

"Itu bisa kamu lakukan nanti, sekarang aku ingin kamu duduk, disini, bersamaku!"

"Kalau kamu ingin ditemani minta saja pada istri kesayanganmu itu!"

Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang