Kebahagian bisa datang dari mana saja bahkan dari hal sederhana. Setiap manusia akan mengalami yang namanya fase sedih dan bahagia. Jika sekarang kita sedang dalam kebahagian, bukan tidak mungkin suatu saat kita akan mengalami kesedihan. Begitupun sebaliknya, jangan khawatir jika sekarang kita sedang berada dalam kesedihan karena bagaimana pun juga setelah itu pasti akan datang kebahagian, karena itu memang sudah menjadi siklus hidup.
Jika takdir sudah berkata demikian, maka tak ada gunanya menyalahkan takdir. Karena pada dasarnya Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya. Tugas kita hanya menjalaninya dengan ikhlas dan penuh syukur.
14 bulan sudah terhitung pernikahan Fahmi dan Anisa. Dan kini mereka tengah diliputi kebahagian atas karunia yang diberikan pada mereka.
Anisa baru melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik yang dimana merupakan putri pertama Fahmi dan putri kedua Anisa.
Mereka menamainyan Sarah Husaini. Bayi itu sangat mirip dengan Anisa dan hanya mewarisi sedikit dari Fahmi karena lebih dominan ke Ibunya.
Semua keluarga sangat bahagia, tidak terkecuali Syakia. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya teriris pedih namun, apa pun yang membuat Fahmi bahagia, maka itu juga bahagia untuknya. Syakia sudah bilang kan, dia tak akan membiarkan Fahmi tak bahagia bahkan jika itu menyangkut perasaannya.
"Syakia, lihat dia cantik kan?" Ucap Fahmi membawa bayinya pada Syakia. Dari tadi Fahmi memang lebih menunjukan kebahagiannya bersama Syakia, seolah bayi itu adalah bayinya dan Syakia. Dan Anisa tentu saja cemburu dengan hal itu, dia yang melahirkan Sarah tapi Fahmi justru berbahagia bersama Syakia.
"Kamu benar, dia cantik seperti ibunya" Syakia mengelus kepala Sarah yang hanya ditumbuhi rambut tipis khas bayi.
"Kau mau menggendongnya?" Tawar Fahmi.
"Apa boleh?" Tanya Syakia sembari menoleh ke arah Anisa yang tengah terbaring di kasur rawat.
Fahmi tersenyum "Tentu saja" Ucapnya sembari mengalihkan Sarah pada gendongan Syakia.
Dengan penuh sayang Syakia mendekap Sarah dengan dua tangan halusnya.
"Sayang, selamat datang, aku berharap kelak kau akan menjadi wanita yang cantik parasnya juga perangainya laksana Siti Sarah" Ucap Syakia tersenyum lembut, bayi itu tersenyum meskipun matanya masih terpejam.
Dengan tulus Syakia berharap bahwa nanti perangai Sarah akan seperti Siti Sarah- istri Nabi Ibrahim.
"Bisakah kamu menjadi ibu juga untuk Sarah?" Tanya Fahmi dengan senyum.
Syakia membalas senyum suaminya "Tentu saja, aku bahagia akan hal itu, dia putrimu maka dia juga putriku" Ucapnya tulus.
Anisa yang mendengar itu memalingkan wajah, entah mengapa ia merasa tak rela jika Fahmi mengatakan itu pada Syakia. Berbagai pikiran dan bayangan buruk menghinggapinya, bagaimana jika nanti Syakia merebut Sarah darinya, mengingat Syakia begitu menginginkan seorang anak. Namun, Anisa segera menepis pikiran buruk itu meskipun sulit.
Syakia berjalan menghampiri Anisa yang masih memalingkan wajahnya ke arah lain, karena tadi dia tidak ingin melihat kebersamaan Fahmi dan Syakia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅
Narrativa generaleFahmi dan Syakia selalu hidup bahagia dan harmonis setelah hampir 2 tahun mereka menikah. Namun tiba-tiba bahkan tak pernah terpikirkan sedikit pun oleh Syakia bahawa suaminya akan datang kepadanya untuk meminta ijin menikah lagi. Bibir Syakia kelu...