Kamu Selalu Jadi Tujuan dan Tempat Ternyaman

2.5K 134 0
                                    

"Sa–ya tidak b–bisa menjelaskannya, t–olong bawa saya ke rumah Syakia" Ucap Fahmi sembari memegangi perutnya begitu sakit karena beberapa kali tendangan dari Dion.

"Baik a tentu" Ucap Maman dan dengan perlahan memapah Fahmi menuju rumah Syakia.
_______________________________________

Tok tok tok

Sebuah ketukan pintu menyadarkan Syakia dari lamunannya. Syakia segera melangkahkan kakinya menuju pintu, dan alangkah terkejutnya dia ketika membukakan pintu tubuh seseorang ambruk di ambang pintu, dan itu adalah suaminya.

Syakia menekuk lututnya di lantai "A–Fahmi a–pa yang terjadi, kamu kenapa?" Ucap Syakia bergetar terkejut.

"T–olong Syakia" Ucap Fahmi terbata.

Syakia membalik tubuh telungkup Fahmi, dia terlonjak mendapati wajah Fahmi babak belur dipenuhi lebam dan memar. Kemudian Syakia merebahkan kepala Fahmi pada pangkuannya.

Uhuk uhuk

Fahmi terbatuk di sertai darah yang keluar dari mulutnya.

"Haaaaa" Syakia semakin histeris menutup mulutnya yang terbuka.

Tangannya bergetar memegang kedua pipi Fahmi bulir air matanya meluncur dengan derasnya, dia bingung, kaget, cemas, apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya itu hingga seperti ini.

Syakia kemuadian mengalihkan pandangannya pada kedua hansip yang sejak tadi berdiri di ambang pintu. Tadi kedua hansip tidak lagi menggandeng Fahmi saat Fahmi mengetuk pintu.

"Pak ada apa sebenarnya, kenapa suami saya bisa seperti ini?" Tanya Syakia sembari menangis.

"Tadi kami menemukan a Fahmi dalam keadaan seperti ini di gang kampung sebelah" Jawab Maman.

"Bapak tau siapa yang melakukannya?" Tanya Syakia lagi.

"Tidak teh, saat kami sampai a Fahmi tergeletak sendiri" Jawab Maman jujur.

"Yasudah kalau begitu bantu saya bawa a Fahmi ke kamar" Pinta Syakia.

"Iya teh" Kedua hansip itu pun langsung memwa Fahmi ke kamar dan merebahkan tubuh Fahmi pada kasur.

"Bapak tunggu sebentar, biar saya ambilkan minum" Tawar Syakia.

"Tidak perlu teh terimakasih, kami harus melanjutkan ronda takut kejadian seperti a Fahmi terjadi lagi" Ucap salah satu hansip.

"Begitu, sekali lagi terimakasih pak sudah membantu Fahmi" Ucap Syakia tulus.

"Sama-sama teh, sebaiknya segera obati a Fahmi, kami permisi, assalamualaikum" Ucap Maman.

Syakia mengangguk "Waalaikumsalam" Kedua hansip itu pun berpamitan dan pergi dari rumah Syakia.

Syakia segera beralih pada Fahmi yang terkujur tak berdaya. Syakia menghampiri Fahmi. Di elusnya pipi Fahmi "Tunggu sebentar ya, aku ambilkan P3K dulu" Ucapnya lembut. Fahmi hanya mengangguk dengan mata terpejam.

Tidak lama Syakia kembali dengan kotak P3K di tangannya. Dengan segera kembali menghampiri Fahmi, duduk di pinggiran ranjang di samping Fahmi. Kemudian mulai menuangkan alkohol pada kapas dan mengobati memar di waja Fahmi dan tangannya yang tergores. Fahmi sempat meringis sakit tapi kemudian diam membiarkan Syakia mengobatinya.

Setelah Syakia selesai membersihkan luka Fahmi dengan alkohol dan di tambah dengan betadin, Syakia meletakan kotak P3K itu pada nakas.

Namun, sesaat kemudian Fahmi mengaduh kesakitan.

Di antara Dua Hati (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang