* . 19 . Earphone

345 156 118
                                    

Boleh tau engga kalian asal daerahnya mana?

Yuk masuk konflik tahan esmosinya nee😙

Happy Reading 🦋🌿

"Gw bisa sendiri. Lo pergi aja."

¤¤¤¤ ■ ¤¤¤¤

"Punten! Diyna keluar dong! Abang didepan nih!" teriak Gama didepan gerbang rumah Diyna yang tertutup rapat.

Dibalik gerbang ada pos satpam dan pak Yono yang sedang membaca koran mendengar teriakan Gama pun beranjak membuka gerbang untuk mengecek.

"Maaf den, siapa ya?" tanya pak Yono yang melihat Gama diatas motor sedang menata rambutnya dispion motor yang familiar.

"Eh pak, saya Gama temannya Diyna mau jemput dia soalnya kemari ban motornya kempes dan saya yang bantuin dia pak jadi motornya sekarang sama saya," ujar Gama sedikit berbohong karena kebenarannya ia hanya ingin modus.

"Oh pantes saya familiar sama motornya ternyata punya non Diyna, sebentar saya pangilin dulu ya den," ucap pak Yono lalu beranjak masuk kedalam rumah untuk memanggil Diyna.

"Iya pak, saya lanjut ngaca ya biar ganteng didepan crush hehe," gumam Gama sambil terkekeh kecil dan lanjut menata rambutnya.

Pak Yono masuk kedalam rumah dan langsung bertemu bibi yang sedang menyapu ruang tamu,
"Bi, non Diynanya mana? Dicariin temennya didepan bi tolong panggilin ya," ucap pak Yono.

"Oh tadi katanya masih pake baju coba nanti saya panggilin lagi ya pak," jawab bibi lantas meletakan sapunya dan pergi menaiki tangga menuju kamar Diyna. Sedangkan pak Yono mengangguk dan kembali menemui Gama didepan gerbang.

"Sebantar den lagi dipanggil bibi, tadi katanya masih pake baju," ucap pak Yono yang mengagetkan Gama yang sedang asik membuat berbagai ekpresi dispion kanan motor Diyna karena pak Yono muncul tiba tiba dari balik gerbang setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Eh monyed blesteran! Astaga pak ngagetin aja!" sentak Gama menahan malu karena tepat saat ia membuat ekspresi jelek dan pakYono datang.

"Eh maaf maaf bapak ngga tau den," ujar pak Yono sambil menahan tawanya.

"Ish maluk!" gumam Gama pelan sambil membenarkan jaketnya.

"Non kok mukanya pucet kenapa?" tanya pak Yono yang melihat pertama kali melihat Diyna keluar dari gerbang dan membuat Gama melihat kearah Diyna yang terlihat pucat sambil menenteng helm miliknya.

"Ngga papa pak," jawab Diyna pelan.

"Na, kenapa?" tanya Gama yang menyadari perubahan Diyna.

"Hm, sini motor gw, gw mau berangkat sekolah." jawab Diyna sambil mendekat kearah motor miliknya.

"Gw engga bawa motor, jadi gw nebeng sama lo, gw boncengin aja lo keliatan ngga meyakinkan soalnya," ujar Gama sambil memakai helm full facenya.

"Gw ngga mau ada gosip. Biarin gw naik motor sendiri lo naik taksi aja Gam." ujar Diyna pelan.

"Bawel, buruan naik! Gw sumpel ntar mulut mereka yang gosipin lu, buruan dah ayo," ucap Gama sarkas lalu menyalakan motornya.

"Gw bisa sendiri. Lo pergi aja." ucap Diyna lagi dengan pelan.

"Udah non ikut den Gama aja lagian non juga kelihatan lemes gitu dari pada kenapa kenapa mending non dibonceng den Gama," saran pak Yono sambil menatap Diyna cemas.

"Tuh dengerin orang tua ngomong, batu banget si lo!" ujar Gama kesal.

"Gw bisa." ujar Diyna tetap dengan pendiriannya.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang