÷! Semakin rumit. ¡÷
⁰⁰
^*^
"Diy, lo makan ya? Gw beliin siomay atau lo mau mie ayam?" tawar Keanu, ia khawatir karena Diyna belum sarapan dan gadis itu sesampainya disekolah tidak mengatakan apapun, dan hanya diam saja.
Bell istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Diyna meletakan kepalanya diatas meja dengan satu tangannya yang ditekuk diatas tangan kanannya.
"Ngga laper." Diyna memejamkan matanya, pikirannya kosong sekarang, ia tidak mau melakukan apapun.
"Terus lo mau apa? Bilang sama gw Diy...," Keanu mengusap lembut rambut Diyna, ia lebih baik membiarkan tubuhnya dicubit oleh Diyna setiap hari dari pada melihat Diyna diam seperti ini*
"Ngga ada." Diyna tidak perduli dengan elusan Keanu, ia terus diam dan tidak bergerak sama sekali, tubuhnya sangat lesu, ia sangat lelah hari ini.
"Gw beliin ion pl*s ya? Biar lo lebih enakan ngga lemes lagi, tunggu bentar...," Keanu dengan cepat pergi dan berlari kekantin.
Sedangkan dari sebrang jendela kelas mereka, dilapangan bola, Gama melihat semua perlakuan Keanu pada Diyna, mulai dari tatapannya, dan perlakuannya pada Diyna. Gama yang melihat itu merasa sangat risih pada hatinya.
Gama menyelesaikan latihan bolanya dengan Satya, ia mengambil handuk dan mengelap keringatnya dengan handuk itu.
"Lo kenapa? Mood lo jelek banget dah." ujar Satya setelah melihat ekpresi raut wajah Gama yang terlihat kurang mengenakan.
"Ngga. Gw ganti baju dulu." Gama pergi begitu saja kekamar mandi dan meninggalkan Satya yang langsung tau kenapa mood Gama berubah.
Satya melihat dari jendela kelas Diyna, gadis itu sedang meminum minuman yang dibukakan oleh Keanu dan mulai tersenyum tipis.
"Pantesan..., orang ayangnya lebih bahagia sama cowok lain, kocak bat dah!" Satya mengambil botol yang ia sembunyikan agar Gama tidak melihatnya dan langsung membukanya untuk mengguyur rambutnya, lalu ia berjalan menyusul Gama setelah membuang botol minumnya.
***
"Kean..." Dini menghampiri Keanu yang berada di perpustakaan karena disuruh guru bahasa inggris mengambil buku, ia bertemu Dini yang akan meminjam buku untuk tugas kelompoknya.
"Hm." Keanu sedikit terkejut dengan kehadiran Dini dari belakang, lalu ia membalasnya dengan deheman dan kembali mengambil buku yang ia perlukan.
"Lo kenapa sih masih ngga suka sama gw?" ucap Dini dengan suara pelan.
"Karena gw ngga suka." Keanu masih acuh dengan Dini, ia terus mengambil beberapa buku untuk ia bawa.
"Kapan lo bisa suka sama gw... gw minta maaf dulu gw jadiin lo bahan taruhan, sekarang gw malah kena karma karena beneran suka sama lo... plis Kean... biarin gw usaha biar buat lo suka sama gw ya...," mohon Dini sambil memegang lengan Keanu.
Keanu dengan kasar menyentak tangan Dini, ia manatap dingin kearah Dini dan berbicara sambil mengatupkan giginya, "Lo tau ngga?! Cewek yanh suka taruhan cowol itu murahan. Dan lo itu murahan Din." Hardiknya sambil menahan suaranya agar tidak terlalu keras.
Dini mengangguk dengan keras, ia kembali memegang lengan Keanu, "Iya... gw tau gw salah, tapi Kean... tolongin gw, gw ngga bisa tahan perasaan gw buat lo! Seenggaknya biarin gw berjuang sampai gw tau kalo gw ngga bisa perjuangin lo lagi Nu...,"
"Diem lo. Ngga ada untungnya juga buat gw. Yang ada malah gw risih. Minggir lo." Keanu mendorong Dini tanpa sengaja sedikit keras karena ia terbawa emosi, sampai akhirnya Dini jatuh dan dahinya terluka karena terkena ujung buku yang Dini bawa terlempar keatas sampai mengenai dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARPHONE 1&2
Teen Fiction"Bluetooth aja bisa nyambung, masa perasaan kita engga?" - Argama Kennanda. "Kalo lo samain gw sama Bluetooth anggep aja nama lo udah terdaftar diperangkat gw. Tapi gw engga ada minat buat sambungin itu. Sama sekali nggak!" - Gradiyna Alexa Hernama...