⁰⁰~24 < seas ² > ¿•?

54 10 0
                                    

÷! Guntur dan lukanya. ¡÷

⁰⁰

^*^

Baru 5 menit Dini bersama Keanu, gadis itu terus mengunci bibir ranumnya dan tetap diam.

Mobil Keanu berhenti karena lampu merah, laki-laki itu mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang yang Dini tidak ketahui, tapi Dini bisa melihat raut khawatir dari wajah tampan Keanu.

Sampai akhirnya lampu sudah kembali berwarna hijau, namun Keanu masih terus mengirim pesan di ponselnya, dan mobil yang berada dibelakang mereka teru menekan klaksonnya.

TIN... TIIN...!

"Kean... ayo jalan, kalo kamu masih mau chatting mending nepi dulu mobilnya," Dini yang gelisah akhirnya berani menegur Keanu sambil memegang lengan laki-laki itu.

"Ck berisik! Alay banget si mobil belakang!" Keanu melempar ponselnya kearah kursi penumpang belakang dengan perasaan kesal setelah ia membaca balasan dari seseorang.

Keanu memukul stirnya lalu dengan cepat menancap gas mobilnya diatas kecepatan rata-rata, Dini yang terkejut hanya diam sambil memejamkan matanya, ia berharap Keanu tidak semakin marah padanya.

Dini mulai berusaha bernafas dengan normal setelah Keanu menormalkan laju mobilnya, tapi sesuatu yang Dini tidak ketahui adalah, malam itu akan hujan lebat.

"Maaf... seharusnya tadi gw bawa mobil, biar engga ngerepotin lo," cicit Dini dengan nada pelan yang masih bisa didengar oleh Keanu.

Keanu melirik tajam kearah Dini melalui ekor matanya, "Baru lo sadar sekarang?! Lo tau ngga. Kalo aja gw ngga nganterin lo! Gw bisa nemenin dia sekarang bukan malah si brengsek itu!" ujar Keanu bengis, sosoknya di mata Dini kini mulai berubah setelah ia mendengar Keanu mengeluarkan semua kalimat itu.

Selang beberapa detik, hujan lebat seketika mengguyur diatas langit mereka, angin kencang dan juga guntur terus mengiringi rintikan lebat hujan itu.

SRAHH... SSERTT! JEDDERR..!

Dini dengan refleks memejamkan matanya, dan menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"K-kean...," panggil Dini dengan suara yang mulai gemetar.

Wajahnya pucat pasi saat ia mendengar dan melihat kilatan petir di langit, kilatan yang terus menerus membuat jantung Dini berdetak semakin cepat, ia mematung sambil menatap lurus kearah hujan deras yang mengguyur jalanan.

Keanu yang tidak mendengar suara Dini,  terus melajukan mobilnya, ia tidak perduli akan derasnya hujan, ia ingin cepat mengantarkan Dini pulang dan kembali kerumah Nenek Diyna untuk menemaninya.

Petir terus menyambar, dan hujan semakin deras, untuk kedua kalinya petir dengan suara yang keras kembali membuat bising seluruh kota.

Ingatan Dini tentang almarhum adiknya terputar kembali di dalam ingatannya.

SERRT! JEDDERR...!

"Alvis... ALVIS!" gumaman pelan Dini mulai terdengar seperti teriakan, Keanu menghentikan mobilnya yang telah sampai di halaman rumah Dini dengan mendadak.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang