⁰⁰~04 < seas ² > ¿•?

145 34 1
                                    

÷! perubahanmu terlalu ketara ¡÷

⁰⁰

^*^

"Siapa yang lo bilang bego?" saut Diyna merasa tak terima dengan ucapan Gama.

"Lo. Siapa lagi emang." jawab Gama angkuh.

"Ck!" decak Diyna menahan kesal.

"Udahlah Gam, lo kenapa si sensi," lerai Satya dan menyadari perubahan Gama.

"Ga tuh gw..."

"Sorry, gw ngga maksud sengaja jalan dilemes lemesin biar ditolong lo atau modus apapun itu gw ga bermaksud, ini salah gw karena gw ngelamun dan ga fokus jalannya," ujar Diyna memotong ucapan Gama dan berhasil mmebuat cowo itu mendelik tak terima, Diyna menatap Satya dengan menyesal karena memang ia yang salah karena tidak fokus berjalan.

"No problem, mending kalo banyak pikiran ke uks atau ijin pulang aja dari pada kenapa kenapa," saran Satya.

"Thanks, gw mau kekelas aja,"

"Oke, take care, mau gw anter?" tawar Satya

"Nope, gw bisa sendiri, gw duluan ya," Diyna pergi berusaha cepat namun masih terlihat lemas saat berjalan.

"Dia Diyna? Cewe yang dulu lo kejar sampe lo koma?" gumam Satya bertanya dengan Gama namun pandangannya tak lepas dari Diyna.

"Hah?" Gama tak mendengar jelas suara Satya karena ia bergumam.

"Nothing," Satya mengambil bola basketnya lalu berjalan kelapangan dengan mendribble bolanya santai dan diikuti Gama yang menyusul dengan kebingungannya karena gumaman Satya.

Tersa, gadis itu tepat dibalik tembok dan menyaksikan semuanya dari awal, ia bingung dengan sikap Gama yang sekarang karena ia tau dulu cowo itu berusaha terus mendekati Diyna.

"Gama aneh," gumam Tersa sambil melanjutkan jalannya menyusul Diyna ke kelas.


***

"Hah...." nafas Diyna lepas begitu panjang setelah duduk dikursinya, ia menjadikan tangannya sebagai bantal diatas mejanya, wajahnya ia sembunyikan dibalik tangannya.

Ia lelah, entah kenapa, rasanya ingin menutup mata namun teringat akan nada kasar Gama tadi saat pertama kali ia berbicara setelah sebulan lebih Diyna tidak mendengar suara berisiknya.

"Diyna," panggil Tersa lalu duduk disamping Diyna.

"Oh, ya, kenapa Sa?" Diyna menegakan kepalanya setelah mengusap pipinya dengan cepat.

"Lo, nangis?" tebak Tersa yang melihat mata Diyna ber air.

"Engga, cuman kelilipan tad..."

"Bohong, aku liat semuanya, aku tau kalo Gama berubah, dan aku tau kamu sedih sama perubahan Gama kan," potong Tersa sambil menatap manik bambi Diyna.

"Gw lagi datang bulan Sa, dan gw ga perduli sama perubahan Gama. Gw cuman lagi emosional aja sama semua hal," jelas Diyna balik menatap Tersa.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang