÷! Orang tua Diyna. ¡÷
⁰⁰
^*^
Sepulangnya Diyna, dari rumah Gama. Ia mendapati mobil berwarna merah, terparkir di dalam halaman rumahnya.
Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya, dan mendapati keramaian, seperti ada beberapa orang di dalam rumahnya.
"Eh? Honey...! Mama kangen banget... sama kamu," ujar perempuan cantik dengan long dress berwarna putih, dan juga perhiasan yang melekat di tubuhnya.
Perempuan itu mendekati Diyna, dan langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"Papa juga kangen sama Diyna... kamu dari mana sayang? Kenapa sore pulangnya?" Tanya seorang laki-laki, yang ikut menghampirinya dan mengelus rambutnya lembut.
Diyna terdiam, matanya memandang kosong lurus kedepan, kedua orang tuanya ada di sampingnya. Tapi, ia merasa lebih hampa dari sebelumnya, tangannya terkepal erat, menahan sesuatu yang tidak mau ia keluarkan.
"K-kapan... kalian sampai?" Celetuk Diyna, mencoba terlihat biasa saja.
"Barusan banget kok sayang... kita tea time dulu yuk, sambil ngobrol," balas Mama Diyna dan melepas pelukannya.
Belum sempat Diyna membalas, keluarga Keanu datang ke rumahnya sambil membawa buah tangan.
"Assalamualaikum, tante Sandrina, om Gara, Jerly datang..." Jerly, keponakan Keanu berlari lurus ke dalam rumah Diyna dan berteriak, namun teriaknya terpotong karena ejekan Keanu. "Berisik dasar cempreng!" Ejeknya, lalu meletakan buah tangan di atas meja dan menyalami tangan Sandrina dan Gara.
"Selamat datang kembali om, tante," sapa Keanu, lalu mundur untuk membiarkan Dira dan Tomy saling bersalaman juga.
"Makasih Keanu, lama ngga ketemu... anak kamu jadi makin handsome loh Ra," puji Sandrina setelah bercipika cipiki dengan Dira.
"Halah dia itu gantengnya sesaat aja, kalo di rumah juga dekilnya keliatan." Ejek Dira dan membuat Jerly tertawa saat mendengarnya.
"Haha... abang Keanu dekil!" Ucapnya dan membuat Keanu jengkel, "Heh! Siapa yang suruh kamu ketawa?! Abang gelitikin lagi nih!" Ancam Keanu dan mulai mendekati Jerly dengan kedua tangan yang di angkat bersiap menggelitikinya.
"Seru ya Keanu, punya ponakan rasa adek, kapan tuh anak keduanya Tom?" Tanya Gara dengan nada yang juga meledek Tomy.
"Nyusul seminggu lagi kayaknya..." ujar Tomy, namun langsung di bantah oleh Dira. "Siapa yang bilang gitu? Kamu aja sana sama pohon pisang mas!" Sahutnya, membuat Gara dan Sandrina tertawa pelan.
Diyna menyaksikannya, keluarga bahagianya, keluarga impiannya, ini yang ia mau, kedua orang tuanya berkumpul di rumah, dan membuat suasana rumah menjadi harmonis.
Tapi itu dulu, harapannya di lima tahun silam, ia berharap selama lima tahun lamanya, agar keluarganya pulang, dan menemaninya di rumah, bahkan saat hari raya lebaran dan hari penting lainnya, mereka tidak kembali, seakan melupakannya.
Dan sekarang, hatinya terasa hampa saat melihat kedua orang tuanya, berada persis di depannya, perasaanya kosong, ia tidak merasa bahagia, atau senang, melainkan ia merasakan hatinya sangat sakit, nafasnya terasa berat untuk ia keluarkan.
Ia tidak bisa seperti ini, "M-mah... P-pah... Diyna... mau mandi dulu," pamitnya, dan langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya, rasanya ada sesuatu yang akan meledak sebentar lagi.
"E-eh... yaudah, habis mandi turun ya Honey! Kita makan malam bareng!" Seru Sandrina namun tidak mendapati balasan dari Diyna. Mata Tomy, Dira, dan Keanu bersitatap secara bergantian, mereka merasa paham dengan kondisi Diyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARPHONE 1&2
Teen Fiction"Bluetooth aja bisa nyambung, masa perasaan kita engga?" - Argama Kennanda. "Kalo lo samain gw sama Bluetooth anggep aja nama lo udah terdaftar diperangkat gw. Tapi gw engga ada minat buat sambungin itu. Sama sekali nggak!" - Gradiyna Alexa Hernama...