÷! Semua keraguan. ¡÷
⁰⁰
^*^
"Gw kira orang gila tadi." celetuk Gama sambil menyalakan hair dryer dan mengarahkanya pada rambut basah Diyna, sedangkan Gama duduk sedikit jauh dari gadis itu.
Keduanya sudah berada di ruang tamu rumah Gama, dengan Diyna yang duduk di bawah dan Gama yang duduk di atas sofa dengan sedikit menjauh ke kiri.
"Lo ngapain bisa sampe depan rumah gw lagi?" tanya Gama lagi, karena Diyna tidak merespon apapun bahkan saat rambutnya berterbangan karena Gama yang asal mengarahkan hair dryer pada rambut Diyna sampai menutupi wajah gadis itu.
Beberapa menit lamanya, Diyna terus saja terdiam dan membungkam mulutnya, Gama yang merasa rambut Diyna sudah mengering, ia segera mematikan hair dryer dan mencabut kabelnya.
Gama kembali menyimpan hair dryer miliknya di kamar mandi tamu, ia sangat bingung menghadapi Diyna, apalagi bi Yana sedang pergi ke rumah sakit menebus obat milik Gama, dan hanya ada ia dan Diyna saja di rumahnya.
"Gila tuh cewek mabok kali ya?" gumam Gama sambil keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di sofa yang masih mendapati keheningan pada gadis itu.
"Lo mau gimana? Ini udah mulai malem." tanya Gama lagi masih berusaha sabar.
"Ngga tau." dua kata yang keluar dari mulut Diyna membuat Gama tau bahwa gadis itu sangat kacau, bahkan nada bicaranya sangat menggangu perasaan Gama.
Diyna menyandarkan kepalanya pada sofa, dan memiringkan wajahnya ke arah kanan, yang membuat Gama tidak tau lebih perasaan Diyna sekarang.
Gama terdiam sejenak, lalu ia pergi ke dapur untuk mengambilkan susu coklat kotak yanh masih ada di kulkasnya, dan sesampainya disana, ia melihat kompor yang menyala dengan api kecil dan panci di atasnya.
"Woi mie gw!" Gama melupakan jika ia sedang memasak mie instan, ia langsung mematikan kompor dan mengecek mie miliknya yang sudah sedikit lembek.
"Gila ini masih kemakan ngga?" gumam Gama sambil menuangkan mienya kedalam mangkuk yang sudah berisi bumbu.
"Gw kasih tuh cewe aja kali ya? Dari pada ga dimakan, mana suka gw mie mo kek bubur gini," Gama menambahkan air panas dispenser pada mangkuknya lalu mengaduknya.
"Layak makan ngga sih ini? Ah udahlah, gw tawarin dulu aja mana tau mau," pikirnya, lalu ia mengambil nampan dan meletakan mie, sendok sumpit, dan susu kotak coklat di atasnya.
Gama dengan berat hati membawa nampan itu dan meletakannya di depan meja Diyna dengan perlahan, ia menatap Diyna yang terus menatap kosong langit-langit ruang tamu Gama.
"Lo mau mie ngga? Itu udah gw masakin, kalo lo ngga mau ngga usah di makan, lo minum aja tuh susunya." ujar Gama, dan kembali duduk berhadapan dengan Diyna, agar ia tahu sebenarnya ada apa dengan gadis di depannya ini.
"Mie kari?" tanya Diyna setelah mencium aroma varian mie kesukaanya, ia mengangkat kepalanya dan langsung menatap mie yang tersaji di depannya.
"Iya, lo ngga suka?" Gama terus memperhatikam ekpresi Diyna, berharap ia tau bagaimana perasaan gadis itu sekarang.
"Engga." ujar Diyna sinis, lalu ia mangambil sumpit dan mulai memakannya perlahan.
"Ngga-ngga, tapi lo sruput juga tuh mie," sindir Gama, ia duduk menyilangkan kakinya dan mengeluarkan ponsel dari sakunya.
Gama membuka kamera ponselnga dan diam-diam mengambil foto Diyna yang sedang meniup mie, lalu ia menyimpannya, itu terjadi karena refleks, dan Gama yanh menyadarinya, langsung keluar dari aplikasi kamera dan mematikan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARPHONE 1&2
Teen Fiction"Bluetooth aja bisa nyambung, masa perasaan kita engga?" - Argama Kennanda. "Kalo lo samain gw sama Bluetooth anggep aja nama lo udah terdaftar diperangkat gw. Tapi gw engga ada minat buat sambungin itu. Sama sekali nggak!" - Gradiyna Alexa Hernama...