÷! dia amnesia, tapi dia sembuh ¡÷
⁰⁰
^*^
BRUMM....TINTIN...BRUUM...BRUUMMMM...
Ramai, berisik, ribut, pagi hari ini rasanya seperti sedang tawuran didepan sekolah SMA BUNGA LASKARI. Terparkir puluhan motor didepan dengan 1 mobil lambo merah yang dikawal 20 orang dibelakang dan 1 orang didepan memimpin jalan.
Gama keluar dengan hoodie hitam dan bawahan celana osis, rambut panjangnya ia sisir kebelakang menggunakan tangan kirinya, tak lupa masker hitam melekat diwajahnya, dan tas yang ada dipunggungnya.
Yunda keluar dan melihat gaya Gama yang tanpa disengaja itu malah membuatnya terlihat keren, sedangkan Satya turun dari motornya dan berjalan kearah Yunda sambil melepas helmnya.
Semua orang melihat mereka dengan kagum, dan terpana karena anggota maupun ketiga orang yang memimpin itu semuanya tampan dan terlihat keren.
"Bang thanks ya udah nganterin," Satya menyalami tangan Yunda dengan menepukan kedua tangan mereka lalu melakukan tos dengan kepalan tangan.
"Thanks juga bang, sorry bikin kalian khawatir sama gw, " berbeda dengan Satya, Gama hanya menatap Yunda dengan tulus saat mengucapkannya.
"My pleasure guys, kalian itu udah gw anggep adek, sodara, babu, babi semuanya dah, jadi jangan sungkan minta tolong ke gw," balas Yunda dengan lancarnya tanpa memperdulikan kata katanya.
"Yeh anjing, nyesel gw," gerutu Satya lalu menatap sinis Yunda.
"Anjir, oh iya, nih bang buat traktir mereka, anggep aja sukuran karna gw udah sembuh," Gama mengeluarkan dompetnya lalu memberikan kartu ATM pada Yunda, tapi sebelum Yunda menerimanya ia menariknya kembali, " inget, jangan ajak mereka mabok, awas aja lo bang." lanjutnya dengan nada mengancam lalu memberikan kartunya lagi pada Yunda.
"Tau aja lo isi pikiran gw, engga lah gw amanah kok, banget malah," yakinnya sambil menerima kartu ATM Gama.
"Ga percaya gw." saut Satya lalu memakai helmnya lagi dan menaiki motornya, "Gam, naik," lanjut Satya menyuruh Gama naik kemotornya agar sekalian parkir didalam sekolah, jangan lupa jika Satya memang sekolah di SMA BUNGA LASKARI dan sekelas dengan Gama.
"Duluan ya bang, kalian semua hati hati dijalan! Thanks ya!" serunya sambil menatap kebelakang dan melambaikan tangan agar mereka bisa melihatnya.
"Yoi bos, hati hati juga bos jangan luka lagi!" balas Dirga salah satu dari mereka yang ada didepan.
"Sip! Duluan guys!" Gama tersenyum lebar lalu pergi setelah menatap Yunda kembali dengan senyumannya dan dibalas senyum juga oleh Yunda, ia naik motor Satya yang langsung dijalankan dengan pelan memasuki sekolah lalu memarkirkan motornya.
Damai rasanya hati Gama saat banyak orang dan terutama anggotanya sangat menyayanginya dan melindunginya, sebaliknya Gama juga sangat perduli dengan mereka, semuanya sangat dekat dengan Gama maupun Satya karena ia lebih mementingkan kekeluargakan dibandingkan tawuran, membuat kekacauan, dan membuat kerugian bagi orang lain maupun diri sendiri.
"HOY SEMUA DENGERIN! BOS KALIAN KASIH GW INI! KATANYA KITA DISURUH SUKURAN MAKAN-MAKAN! GAK BOLEH MABOK YA ANAK ANAK! AMANAH NIH DARI PAK BOS! AYO GAS KITA MAKAN-MAKAN!" Yunda mengangkat tangannya dan berteriak lantang disebelah mobilnya sambil menunjukan kartu ATM yang diberikan Gama tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARPHONE 1&2
Teen Fiction"Bluetooth aja bisa nyambung, masa perasaan kita engga?" - Argama Kennanda. "Kalo lo samain gw sama Bluetooth anggep aja nama lo udah terdaftar diperangkat gw. Tapi gw engga ada minat buat sambungin itu. Sama sekali nggak!" - Gradiyna Alexa Hernama...