⁰⁰~11 < seas ² > ¿•?

97 14 0
                                    

÷! Kegelisahan. ¡÷

⁰⁰

^*^

Keanu, menyentuh kepala Diyna, dan memutarnya agar menghadapnya, secara bersamaan dengan luruhnya air mata gadis itu dari pelupuk matanya.

"Jangan nangis sendirian, lo masih punya gw Diy," mata teduh Keanu, menatap balik manik mata Diyna yang berkaca. "Lo kenapa?" Tanya Keanu memastikan perasaan gadis itu, sambil mengusap air mata di pipinya.

Diyna pasrah, ia melemaskan tubuhnya, perasaanya tak karuan, bibirny menurun ke bawah, "G-gw kangen sama mereka nu... ta-tapi... gw juga kesel sama mereka, lima tahun, me-mereka tinggalin gw tanpa kabar sekalipun, kecuali ngirim uang, itupun ke bibi... kayaknya, pekerjaan mereka lebih penting, d-dari pada gw kan...?" Racaunya tak karuan, ucapanya tersendat karena sesegukan, air matanya semakin deras berlomba-lomba untuk keluar.

"Dengerin gw Diy..." Keanu menangkup kedua pipi Diyna, sambil menatap manik Diyna dalam, "Sekarang, papa sama mama lo ada di sini, di rumah yang lo tinggalin sekarang ini, jangan sia-siain momen ini na... lo harus melepas kangen lo sama mereka, om Gara, tante Sandrina, pulang kesini juga pasti kangen sama lo Diy...," ujar Keanu, meyakinkan perasaan Diyna.

Diyna terdiam beberapa saat setelah mencerna omongan Keanu, ia melemaskan wajahnya, dan membiarkan tangan Keanu menyanggah wajahnya.

"Turun yuk, sambut mama, sama papa lo, dengan senyuman manis lo ini," ajak Keanu sambil tersenyum lebar, mencoba menyemangati Diyna.

"Lo baru tau? Gw kan... emang manis," celetuk Diyna, dan dengan wajah sembabnya, ia tersenyum manis.

Keanu terdiam sejenak, ia memperhatikan senyuman Diyna yang sangat manis, jika saja boleh jujur, ia mencintai Diyna, sahabat masa kecilnya itu, telah tumbuh bersamanya dan menjadi gadis yang cantik, tapi perasaanya ia pendam, ia tidak mau merusak pertemanan mereka, dan menjadi canggung setelah ia mengutarakan perasaanya.

Setelah kesadarannya kembali, Keanu dengan refleksnya malah mendorong kepala Diyna, "D-dih! Narsis banget lo...!" dan membuat kepalanya membentur sandaran sofa, dengan sedikit keras.

DUKK!

"AA! SAKIT! KEANU BEGO! GW BENCI SAMA LO!" pekik Diyna sembari memegangi kepalanya yang terbentur, lalu ia bangkit dan turun ke bawah.

Keanu panik, ia berusaha mengejar Diyna, "Eh...! Tunggu Diy! Maafin gw woe...! Gw ngga sengaja!" teriak Keanu, dan membuat semua orang mengalihkan atensinya kearah mereka.

"Bodo amat! Gw ngambek!" teriaknya juga tak kalah keras.

Teriakan mereka membuat, Sandrina dan Dira keluar dari dapur, dan melihat apa yang terjadi.

"Honey, kamu kenapa kok teriak-teriak sama Keanu?" pertanyaan Sandrina membuat Diyna mendekatinya dan memeluk tubuh wanita itu, karena Sandrina juga mengulurkan tangannya saat Diyna menghampirinya.

"Keanu jedotin kepala aku ke sofa mah! Sakit banget...," adunya dan sedikit mengeluarkan air matanya.

"Heh! Kurang aja lo Diy! Engga tant...! Kejadiannya ga kaya gitu dah sumpah tant...! Suer!" Keanu panik, ia berusaha menjelaskan kronologinya, namun dari belakang kepalanya di toyor oleh Tomy.

"Kamu yang kurang ajar! Kenapa main kasar sama cewek? Siapa yang ngajarin?!" amarah Tomy membuat nyali Keanu menciut, ia menggelengkan kepalanya untuk menyangkal semuanya.

Sedangkan Gara, ia mendekati putrinya sambil mengelus rambut anak gadisnya itu. Dan Jerly, sudah tidur pulas di dalam kamar tamu rumah Diyna.

"Engga yah! Ngga gitu kejadiannya! Tadi Diyna nangis, terus..." ucapannya terpotong oleh omongan Dira, "Jadi sebelum kamu jedotin kepala Diyna dia udah nangis?! Kamu apaain Diyna sampe dia nangis?!"

"Engga... ah elah! Dengerin Keanu dulu bu! Tadi tuh ngga sengaja! Karena sebelumnya Diyna tuh lagi bingung, terus kean..."

Diyna menyadari Keanu akan menjelaskan kenapa ia tadi menangis sebelumnya, karena ia tidak mau semua orang tau, alhasil ia menyerobot omongan Keanu.

"Halah...! Bacot! Lo emang jahat nu! Hukum aja Keanu om tant biar jera! Iket aja ditiang tembok!"

Sejak kecil memang Keanu dan Diyna sering bertengkar, dan orang tua Keanu akan mengikat Keanu jika ia salah, dan untuk Diyna, mereka hanya akan menasehatinya lalu memaafkannya, jadi wajar saja jika Keanu terkadang merasa di anak tirikan.

"Iya mas iket aja! Biar jera dia udah main kasar sama perempuan!" ujar Dira, lalu mengeluarkan tali dari saku celana panjangnya, "Nih mas pake ini...!" dan memberikannya pada Tomy.

Tomy mengangguk, ia langsung mengambilnya, "Ngga yah please! Keanu juga laper yah! Mau makan..!" elak Keanu, dan berusaha menghindar sebelum Tomy menangkapnya.

"Ngga! Kamu harus di hukum! Ini ngga seberapa sama rasa sakit Diyna yang kamu jedotin kepalanya! Sini kamu!" tegas Tomy, dan berusaha meraih tangan Keanu.

Dan setelah Tomy berhasil menangkap Keanu, tiba-tiba Jerly keluar dari kamarnya, anak itu melihat jika Keanu sedang di dikejar oleh Tomy, dan ia perpikir jika mereka sedang bermain kejar-kejaran, tanpa dirinya.

Anak itu berlari mendekati mereka dengan perasaan kesal, "IH...! KALIAN MAIN KOK NGGA NGAJAK JERLY! HUWA...!" amuknya, lalu menangis kejer.

Mereka semua terdiam, dan mengalihkan atensinya pada Jerly. Dira yang panik, mendekati Jerly lalu menggendong anak itu, "Aduh sayang... kita ngga main, in-ini mau makan kok, tadi tante mau bangunin kamu sebentar lagi, tapi saus padangnya belum matang, jadinya..."

"Pohong!" pekik Jerly asal.

"Bohong kali!" Sahut mereka semua bersamaan, membenarkan perkataan Jerly dan membuat anak itu malu, lalu ia menelusupkan wajahnya pada bahu Dira.

"Astaga... ada-ada aja anak itu, lucu banget," Sandrina gemas dengan tingkah Jerly, ia yang masih memeluk tubuh Diyna, mencium aroma gosong, "Eh honey, kamu ncium bau gosong ngga sih?"

Diyna mendongak menatap Sandrina, "Iya mah... eh... SAUS PADANGNYA MAH!" Pekik Diyna saat sadar aroma bau itu berasal dari dapur.

"AH IYA LUPA! SEBENTAR YA HONEY!" Sandrina melepaskan pelukannya pada Diyna, dan berlari kecil menuju dapur.

"Aduh... lupa aku ngga matiin kompornya tadi!" Ujar Dira, sambil mengelus punggung Jerly yang mulai tenang.

Semua orang yang hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sedangkan Gara, menatap anak gadisnya, dan mengelus rambut Diyna, menanyakan kondisi gadis itu, "Pusing ngga kepalanya sayang?

"E-engga pah, udah baikan kok, ngga keras tadi kebenturnya sih...," tutur Diyna. "Beneran? Mau papah ambilin obat ngga?" tawar Gara.

"Engga usah pah, ngga pusing kok," ujar Diyna dan tetap membuat pandangan Gara khawatir padanya.

"Papah! Kesini dulu dong pah tolongin!" teriak Sandrina, dan Gara langsung menghampirinya, "Sebentar ya sayang," pamitnya pada Diyna.

Seperginya Gara, Keanu menatap Diyna kesal, ia ingin mendekatinya untuk memberinya pelajaran, namun kerah bagian tengkuknya di tarik oleh Tomy, "Eit... mau kemana kamu? Mau deketin Diyna buat bales dendam? Ayah tau tabiat kamu,"

"En... ngga kok yah! Orang mau min-minta... ma-maaf... iya! Minta maaf, hehe...," ujarnya takut, karena niat busuknya di ketahui Tomy.

"Yaudah sana... baik-baik sama Diyna, ayah awasin ya!" ancamnya sambil melebarkan matanya, tanda ia mengawasi Keanu.

"Iya-iya! Anak tiri gw mah," jawab Keanu kesal.













╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌

Thanks for 16k nya! Sayang" kuu, loveyall♡!

Dont forget to follow guys! Vitahrna_

Selasa, 28-05-24

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang