* . 23 . Earphone

369 147 110
                                    

Haiii, ketemu lagi nih, maaf baru sempet up~~

Btw aku pengen tau lagu favoritnya kalian itu apa?

Jangan lupa vote sama komen yaa...

Happy Reading🦋🌿

"Cantik, kapan ya bisa gw milikin?"

¤¤¤¤ ■ ¤¤¤¤

Kringg...kringg...kring...

Tepat setelah Gama menyusul Diyna jam masuk berbunyi menandakan jam istirahat telah usai, semua orang dikoridor kelas 10 membubarkan diri dan kembali kekelas masing masing. Sedangkan Riri dan kedua temannya memilih mengantarnya kekamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Gama menyusul Diyna yang pergi kerooftop, sesampainya disana ia melihat Diyna yang berada diujung rooftop, gadis itu duduk diatas meja yang mungkin sengaja ia pindahkan dengan kaki yang diayunkan kecil. Gama mendekat kearah Diyna tanpa suara karena ia tau gadis itu sedang memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin yang membelai wajahnya dan menerbangkan helaian rambutnya.

Gama berdiri dibelakang Diyna dan meletakan kedua tangannya diatas meja dengan wajah yang ia dekatkan kearah samping kiri Diyna, pergerakannya bisa dirasakan oleh Diyna. Gadis itu ingin membalikan badannya tapi tertunda karena Gama yang malah meletakan dagunya dipundak kirinya sambil berucap pelan yang terdengar seperti gumaman.

"Masih kesel hm?" tanya Gama pelan tepat langsung tersampaikan ketelinga kiri Diyna.

Diyna diam dan mengalihkan pandangannya melawan angin yang langsung menerbangkan rambut Diyna dan sialnya langsung mengenai wajah Gama dan ada yang menusuk kematanya.

"Sialan nih angin!"umpat Gama lalu memundurkan wajahnya sambil ngucek matanya yang terkena rambut lalu berjalan kesebelah Diyna dan bersender dipembatas atap dengen mencemberutkan bibirnya yang ingin sekali rasanya Diyna tampol dengan sepatunya.

"Ayangg...sakit nih matanya, engga mau tiupin hum?" eluh Gama manja sambil mendekatkan wajahnya kearah Diyna yang melihatnya jijik.

Plakk.

Yah, kita pasti tau apa yang terjadi disana. Diyna menamparnya tepat dipipi kiri cowok play boy itu.

"Akh...sakit sayang, tega banget si!" desis Gama kesal sambil mengusap usap pipinya yang ditampar Diyna dengan pelan namun tetap terasa sakitnya.

"Pergi. Gw mau sendiri." ujar Diyna acuh dan memalingkan wajahnya.

"Gw juga mau sendiri," ucap Gama asal lalu tersenyum saat Diyna kembali memandangnya dengan aneh.

"Gw engga ganggu tenang aja, gw juga mau sendiri Na, sendirinya sama lo tapi," ucap Gama dengan menyenderkan badannya ditembok dan kedua tangannya yang ia lipat didekap dadanya ditambah dengan wajah tengilnya yang sayangnya sangat tampan karena tersenyum dan terlihat dimplenya.

"Whatever." gumam Diyna sambil memutar kedua bola matanya jengah dan kembali mengalihkan wajahnya kearah lain.

"Cantik, kapan ya bisa gw milikin?" celetuk Gama asal sambil memiringkan kepalanya kesamping berusaha melihat wajah Diyna yang menengok kearah lain.

"Bahkan dimimpi lo nggak akan pernah terjadi Gam." jawab Diyna dengan nada judesnya tanpa melirik Gama sedikitpun.

"Ya jangan dimimpi, kan direal life bisa, tunggu deh suatu saat nanti pasti ada waktunya lo suka sama gw," ucap Gama dengan nada kegeerannya dan berhasil membuat Diyna memandangnya dengan ekpresi jijik untuk kesekian kalinya.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang