⁰⁰~06 < seas ² > ¿•?

229 42 5
                                    

÷! Satya ¡÷

⁰⁰

^*^

"Em... ekhem... mau nginep?" dehem Satya menghilangkan kecanggungan, "tapi lo tidur di kamar tamu ya," lanjutnya.

"Iya, lagian gw ga doyan terong anjir," sengaja atau tidak intinya itu berhasil membuat Gama terhibur.

"Ck anjing bukan gitu! Di rumah ada bokap, ogah gw dikira homo terus gara-gara setiap lo nginep kita sekamar mulu bego!" sangkal Satya sambil menjauhkan dirinya dari Gama.

"Iya ya maaf, gw numpang dulu, sampe iblis itu pergi."

"Okey, but, nih meja benerin lagi bego! Ngomel ntar yang lain!" Satya berdiri lalu meletakan kedua tangannya dipinggang dengan kaki kanan maju dan melihat pemandangan kelasnya yang meja dan kursinya berantakan.

"Ah, iya," Gama ikut berdiri dibantu dengan tangannya yang menempel tembok sebagai tumpuan.

Keduanya membenarkan lagi meja dan kursinya seperti semula dan tak lupa Satya mengembalikan botol minum biru itu ketempatnya lagi. Setelahnya, mereka duduk di kursi dan menghela nafasnya lelah karena bukan hanya menata meja tapi mereka juga harus menyapu karena memang ruang kelasnya kotor.

"Hufft... i need a cola, gw mau kekantin deh, lo mau nitip apa?" tawar Satya setelah mengeluh dan berdiri lalu mengambil karet rambut kecil disakunya dan mengikat rambut panjangnya itu kebelakang.

"Candy," entah karena apa tapi tiba tiba ia ingin permen yang dimakan Diyna tadi.

"O... kay," tanpa bertanya permen rasa apa itu Satya langsung pergi ke kantin.

***

"SIOMAY GW BANGSAT!"

Diyna, gadis itu murka saat Keanu mengambil siomay terakhirnya dan memakannya tanpa ragu dengan memasang wajah mengejek.

"SIOMAY GW! HIKS HUWAA! SIOMAAYY!" yah akhirnya gadis itu menangis sejadi jadinya karena memang emosinya sedang tidak stabil.

"Eh anjir kok nangis! Gw ga sengaja sumpah Diy! Udah dong! Jangan nangis ya maafin gw!"

Keanu panik dan dengan spontan ia menghapus air mata Diyna dengan kedua jempolnya, mereka makan siomay yang dibeli Keanu dikantin, mereka duduk di bawah pohon yang sudah disediakan kursi untuk para murid istirahat, dan hanya pada Keanu lah Diyna bisa menangis sejadi jadinya tanpa harus menahannya.

"Hiks... huwaa... lo jahat!"

"Engga, gw baik kok, buktinya bantuin lo abisin siomaynya, hehe," canda Keanu tanpa melihat situasi san akhirnya ia mendapar cubitan maut di pinggangnya.

"Argh... iya iya sorry!" rintih Keanu lalu langsung dilepaskan cubitannya oleh Diyna san gadis itu lanjut menangis.

Ia tidak tau kenapa ia menangis hanya karena siomay terakhirnya di makan Keanu atau ada hal lain, tapi ia merasa sedih, dan ia sudah lama tidak menangis.

"Hey, sorry, gw engga maksud gitu, gw cuman mau hibur lo aja, udah jangan nangis ya," bujuk Keanu sembari mengelap air mata Diyna yang terus mengalir.

"Laperrr...." rengeknya sambil mencubit lengan kiri Keanu.

"Akh anj*ing! Usil banget si tangan lo!" dan akhirnya Keanu menjauhkan dirinya dari Diyna sembari mengelus elus bejas cubitannya.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang