⁰⁰~07 < seas ² > ¿•?

178 22 9
                                    

÷! Ingatan perasaan ¡÷

⁰⁰

^*^

Malamnya dirumah Satya, Gama duduk termenung diatas tempat tidur di ruang tamu rumah Satya, pemilik rumah ini sedang pergi kebawah karena ayahnya memanggilnya.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan Satya yang kepalanya full dengan perban.

"Anjrit! Kenapa lo?!" tentu Gama terkejut dan refleks memundurkan badannya diatas kasur.

Satya datang dengan wajah full perban dan sorot matanya terlihat pasrah.

"Bokap gw. Biasa lebay ck!" decaknya kesal sambil duduk di sofa dan melepas perban itu.

"Haha, ga berubah ya om Wendri masih aja overprotec sama anak bagongnya," ledek Gama

"Fuck," umpat Satya lalu duduk setengah berbaring di sebelah Gama.

Gama memperhatikan perban Satya dengan detail dan hanya bisa terkekeh karena Satya tidak akan semudah itu untuk melepasnya.

"Sat, kenapa lo ngunci gw sama cewe tadi? Lo tau gw ada hubungan sama dia?" tanya Gama penasaran karena saat melihat Diyna ada perasaan asing dihatinya yang mampir.

Satya yang sedang berusaha melepaskan perbannya pun terdiam, bingung ingin menjawab apa karena Gama masih hilang ingatan dan tidak mudah baginya menceritakan sosok Diyna yang bahkan Satya tidak tau aktivitas mereka saat sebelum Gama kecelakaan.

" Lo akan tau sendiri, intinya dia spesial buat lo," Satya pergi kekamar mandi karena ingin buang air kecil dan meninggalkan Gama yang sedang mencerna arti kata spesial.

"Gradiyna," gumaman yang keluar dari mulut Gama yang bahkan sang pemilik tidak menyadarinya jika tubuhnya merespon kalimat Satya.

"Gradi...,"

"Yna... Diyna...," kepalanya mulai terasa berat saat ia mencoba mengingat nama itu.

"Akhh!" Gama meremas rambutnya, pusing mulai terasa, dan tidak ada satu ingatanpun yang Gama tau.

BRAKK!!

"Weh Gam kenapa!" Satya membuka pintu kamar mandinya keras, saat mendengar erangan kesakitan Gama.

"Gradiyna siapa?! Akhh! Apa peran dia di hidup gw!" Gama semakin menarik rambutnya kasar, bantal dan selimut semuanya Gama buang ke lantai untuk melampiaskan rasa sakitnya.

"Stop Gam! Jangan lo paksa buat mikir cewek itu! Lo cuman nyakitin diri lo sendiri!"

"Hahh! Arrghhh...," Gama mencoba berhenti memikirkan Gradiyna, ia melepas remasannya pada rambutnya, dan mencoba mengatur nafasnya.

"Calm down bro. Lo harus inget pelan - pelan semuanya,"

Satya beranjak, ia mengambil obat dari dalam tas Gama, lalu memberikanya oada Gama dengan segelas air putih, "Nih minum,".

Gama yang sudah mulai tenang, menerima obat dan langsung meminumnya.

***

Malam di rumah Diyna.  Gadis itu belum tertidur ditengah malam, lampu kamarnya masih menyala, gadis itu duduk diatas kasur lalu membaringkan tubuhnya lalu duduk lagi, ia merasa gusar entah karena apa.

Akhirnya ia memutuskan mencoba menutup matanya dan berharap tidur, namun nihil karena kantuknya tak kunjung datang. Diyna bangun lalu duduk dimeja belajarnya dan membuka bukunya lalu mengerjakan tugas sejarah minggu depan dan berharap setelahnya ia mengantuk.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang