"Diyna...Diyna...Main yukk sama abang Gama!" teriak Gama didepan pagar rumah Diyna sambil menenteng 4 kresek besar yang akan ia berikan untuk Diyna.
Jam menunjukan pukul 23:00 malam, tapi suasana dikomplek Diyna sangat ramai, bahkan masih ada anak kecil, remaja, maupun orang tua yang masih duduk duduk didepan rumah mengawasi anak anaknya bermain, sungguh sangat hangat dan harmonis jika dilihat dengan seksama.
Gama yang sejak sore bersama Satya dan teman temannya berkumpul dimarkas tiba tiba teringat akan sesuatu, awalnya ia akan merayakan tahun baru dengan teman temannya tapi ia terpikir untuk merayakannya dengan gadis judesnya, siapa lagi kalo bukan Diyna.
Gama datang kerumah Diyna dengan berbalut pakaian kasual dengan kaos putih dibalut jaket jeans warna hitam dan celana training hitam, Gama memakai jam tangan hitamnya dan mengenakan sepatu Sneakers berwarna hitam putih ditambah rambut tertata rapih kebelakang namun masih ada beberapa helai yang kedepan.
"Cantik keluar dong! Woy Diyna! Judes! Na!" panggil Gama dengan teriakan yang semakin keras karena Diyna tak kunjung keluar.
"DIYNA KELU..."
"BERISIK!" teriak seorang cewek dari arah belakang Gama tak kalah kerasnya dari Gama.
Gama membalikan badannya dan menatap kearah datangnya teriakan itu, ia terdiam menatap penampilan gadis yang sekarang ada dihadapannya ini dengan wajah judes bercampur kesalnya membuatnya ingin mencubit pipi gadisnya itu.
Rambut yang diikat ponitail memperlihatkan leher jenjangnya, baju putih dibalut cardigan rajut coklat berlengan panjang dan celana jeans warna hitam dilengkapi dengan sepatu flat shoes berwarna putih. Terlihat sederhana namun mampu memikat seorang Argama Kennanda, ditambah tahi lalat yang ada dibagian leher Diyna yang terlihat sedikit membuat Gama panas dingin.
"Apaan hah?!" tanya Diyna judes.
"E-eh anu, D-Diyna, gw bawa siomay hehe, nih 4 kresek harus abisin ya awas aja kalo engga!" jawab Gama sambil berusaha mengatur kekagumannya sambil mengedipkan mata panik.
"4 kresek?" ulang Diyna lagi memastikan.
"Iya cantik, gw ngga lupa lo suka siomaykan, tapi ada syaratnya, lo harus mau makan ini sama gw, gimana hm? Mau ya?" ujar Gama sambil menarik turunkan kedua alisnya dan menatap jail kearah Diyna.
"Ck! Ngga ikhlas ngga usah ngasih!" sentak Diyna makin kesal dibuatnya.
Diyna melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap garang kearah Gama yang dibalas dengan senyuman dimple cowok itu, Gama mendekat kearah Diyna lalu mengelus rambut gadis itu.
"Ortu lo balik engga?" tanya Gama dengan suara lembutnya.
"Ngga. Katanya besok pulang, awas ck!" jawab Diyna lalu menyentak tangan Gama yang ada dikepalanya.
"Aish, yaudah ikut gw kerumah ya, gw mau nunjukin sesuatu sama lo, please..." bujuk Gama sambil memegang tangan kanan Diyna dan mengusapnya lembut.
"Ngapain?" tanya Diyna ikut melembut.
"Ikut aja ayo.....mau yaa......" rengek Gama sambil membujuk Diyna.
Diyna diam dan tersenyum tipis menahan gemas cowok didepanya ini, dengan samar Diyna mengangguk dan menatap lembut iris mata Gama. Cowok yang didepannya itu saat mendapat anggukan dari sang gadis pun langsung menggenggam tangan kanannya lalu membawanya lari dengan senyuman lebarnya yang terlihat dimplenya, rasa senangnya tidak bisa diungkapkan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARPHONE 1&2
Teen Fiction"Bluetooth aja bisa nyambung, masa perasaan kita engga?" - Argama Kennanda. "Kalo lo samain gw sama Bluetooth anggep aja nama lo udah terdaftar diperangkat gw. Tapi gw engga ada minat buat sambungin itu. Sama sekali nggak!" - Gradiyna Alexa Hernama...