Perkenalan.

28 16 113
                                    

Aku pikir ini hanya lelucon, aku cukup sulit memilih siapa orang yang pantas untuk bersamaku.




HAPPY READING.


Satu bulan tanpanya membuat Bintang bisa mencoba mengikhlaskan, ia kembali seperti Bintang yang selalu tersenyum.

Bintang berangkat Kuliah ditemani Oleh Bagas, jujur saja Rasa suka Bintang ke Bagas itu semakin terbuka, ia yakin bahwa ia bisa melupakan Raga. Dan mencintai Bagas sepenuhnya.

"Makasih ya Agas udah temenin aku selama beberapa Bulan ini." Bintang tersenyum pada Bagas, ia mengusap lembut puncak kepala Bintang.

"Sama-sama Sayang."

"Eh, bay the way. kamu punya saudara kan? Kok Aku belum tau adik kamu?" Cerita nya Bintang ingin dikenalkan oleh Bagas pada keluarga nya.

Benar saja, ini waktu yang baik Untuk Bagas mengenalkan pada orang Tuanya.

"Nanti pulang kamu ngampus saya jemput ya, kita ketemu keluarga saya."

bisa dibilang Bintang sangat Bahagia, ia bahagia bisa dipertemukan dengan Orang seperti Bagas. Disisi Lain Bintang sudah ditunggu Oleh Gladys di taman dekat kampus.

Bintang berjalan, kemudian menemui Gladys. "Maaf ya dys Aku lama," Bintang meminta maaf pada Gladys karna ia menunggu sejak lama.

"Gapapa By, lo gimana kabarnya? Sekarang lo gak sedih sedihan lagi kan?"

Bintang tersenyum."Enggak dys, Aku baik. Aku kan harus jadi orang Kuat." Gladys memeluk Bintang.

*****

Raga duduk di ruang Tamu dengan tangan yang membawa kertas. Ibu Raga sedang memasak didapur, ia bersiap untuk menghidangkan makanan siangnya untuk Raga.

Ia terus menerus memikirkan apa yang ada pada kertas yang ia pegang, pandanganya lurus ke depan, ia tidak bisa mengingat hal-hal penting dari hidupnya. Semuanya hampa. Bahkan saat ibu nya terus me manggil Nama Raga, Raga tetap tidak mendengar.

"Raga ibu bicara sama kamu." Wanita ini terus mencoba memanggil Namanya.

"Raga." Panggil nya Lagi.

Raga tersadar dari lamunanya. "Kenapa bu?" Ucap Raga, menatap ibu nya yang sendari tadi tidak di response. "Kamu lagi mikirin apa? Sampe segitunya."

Raga kemudian melirik kearah kertas yang Ia pegang, begitupun dengan Ibunya. "Aku gak bisa mengingat kertas ini bu." Ibu nya menghela nafas.

Ternyata sudah beberapa hari ini Raga terus mencoba mengingat ingatannya yang masih belum pulih, ibu nya sangat takut jika ini akan membuat Raga drop.

"Sudahlah ga, jangan terlalu kamu pikirin yang ada nanti kamu stress kan gara-gara kertas ini."

Ada apa dengan isi kertas itu? Raga kemudian berpamitan pada Ibu nya Untuk pergi ke kampus. "Kamu gak makan dulu? Nanti sore pulang cepat ya? Mas kamu Mau bawa calon istrinya kerumah."

Raga jadi penasaran dengan calon istri Saudara nya itu, Ia pernah ber cerita Dan meminta bantuan untuk melunasi hutang keluarga nya Dan pembayaran Kampus. Tapi. Ia tidak tahu sosok orang itu.

Raga mengangguk. "Ya sudah, Raga berangkat dulu." Ujar Raga.

Didalam mobil Raga terus melihat kearah kertas putih itu, Ia di Berikan kertas itu oleh perempuan kecil yang dulu mengaku itu adalah Adiknya.

Flashback on

Raga terbangun setelah berobat di luar Negri, tapi dengan ingatannya yang hilang sementara. Ia hanya mengingat beberapa orang saja. Seperti teman temanya Angga, Rey, dan Aidren.

BintangRaga [SELESAI] Tahap REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang