Luka.

15 5 10
                                    

HAPPY READING.

Setelah seminggu, Raga masih menetap dirumah nya ia tidak sering keluar. Padahal beberapa hari ini dihp nya dipenuhi dengan pesan pesan mengesankan. Ini membuat kuliah Bintang terganggu.

Raga:Bintang gue suka sama lo, dan perasaan gue masih sama seperti dulu.

Raga: gue akan nunggu sampai kapanpun.

Raga: kenapa lo gak bales chat gue?

Raga: Bintang gue jemput ya hari ini?

Raga:apa perlu gue minta ke Bagas agar gue bisa jemput lo!

Bintang tidak memahami isi pesan tersebut, Raga akhir-akhir ini sangat menganggu pikiran Bintang. Ia ingin melupakan Raga tapi sikap Raga pada Bintang seperti itu.

Bintang membalas pesan singkat Raga.

Enggak Raga.

Kita sangat beda sekarang.

Enggak perlu Aku tetep gak
Akan Mau.

Ia menghela nafas panjang setelah membalas pesan singkat pada Raga, ia sudah berada dirumah nya setelah pulang Dari perkuliahannya. Pak Hardi sang ayah menyambut Bintang dengan Baik. Ini membuat Dirinya semakin semangat untuk hidup yang rumit ini.

"Bintang, ganti bajunya dulu dan nanti makan ya. Ayah Mau mencoba melamar kerja ke perusahaan," ujar pak Hardi, sudah banyak perusahaan yang menolak akan pak Hardi. Karna ia sebelumnya pernah tersangka menjadi napi.

Beber apa karyawan pernah Bilang, bahwa seorang napi tidak boleh masuk. Mereka takut, suatu saat perusahaannya tercoreng Karna ulahnya.

Tetapi, pak Hardi pantang menyerah, ia terus berusaha.

"Loh ayah kenapa kerja?" Tanya Bintang, Karna memang ayah nya keras Kepala.

"Buat Biayain kuliah kamu, ayah masih mencoba untuk cari pekerjaan." Lirih pak Hardi. Bintang tentunya memasang wajah sedihnya.

"Ayah gak perlu repot-repot untuk bayarin kuliah Bintang, Bintang udah bayar kok. Ayah gak perlu kerja, " jelas Bintang, ia mendekat kepada Ayah nya, lalu ia memeluk Hardi dengan Erat.

"Kamu punya uang Dari mana? "

"Ada orang baik yang lunasin Biaya kuliah Bintang." Jawab nya jujur.

"Siapa? " Tanya pak Hardi penasaran.

"Raga sama Bagas."

"Ayah sangat berhutang budi sama mereka, ayah juga menyesal sudah memisahkan ka-" ucap Hardi.

Bintang memotong pembicaraan. "Udah yah, udah masalalu." Sahut Bintang.

*******

Dikoridoor Rumah sakit Bagas sedang berjalan menuju ruangannya, ia terus menerus memikirkan keadaan Raga, karna sekarang Raga tidak pernah mau untuk keluar dari kamarnya bahkan bicara dengan ibu zein pun hanya seadanya.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Bagas.

"Permisi, Pak Bagas. pasien atas nama Nindira sudah dibolehkan pulang? Orang tuanya memaksa untuk pulang." jelas suster yang merawat pasien yang bernama Nindi.

BintangRaga [SELESAI] Tahap REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang