2

82.7K 8.7K 599
                                    

Sosok lelaki samar-samar mendengar suara dari samping dan makin kelamaan semakin keras. Ia mengerjapkan matanya menyeimbangi cahaya matahari yang memasuki penglihatannya.

Ia membuka matanya dengan perlahan. Lalu didepannya sudah banyak orang yang berbicara tanpa berkeinginan membantunya.

Ia segera duduk dengan tatapan mata kosong. Para warga yang melihat itu seketika berteriak histeris beberapa ada berlari menghindari dirinya.

Ia menatap sekelilingnya yang dipenuhi bangunan pencakar langit. Ia juga melihat orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

"Kalian siapa? Lalu ini dimana?" cecar Alvin dengan mengerutkan keningnya.

Sosok lelaki yang baru saja bangun tadi tidak lain Alvin. Ia masih sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Ia memang mengalami kecelakaan tapi tempat kejadiannya sangat berbeda.

"Loh, adik memegangnya tidak kenal tempat ini?"

Alvin mengerutkan keningnya. Ia memberikan pertanyaan tapi malah ditanyain balik. Alhasil ia hanya menggelengkan kepalanya.

"Adik pakai seragam SMA Nusa Bumi pasti murid sekolah itu. Apa adik mau ke sekolahan atau minta antar ke rumah sakit?"

Alvin tidak menjawab melainkan menatap ke tubuhnya. Sekarang tubuhnya sudah menggunakan seragam sekolah yang tidak dikenali oleh dirinya sama sekali.

"Apa ada orang mesum yang ganti baju sekolah gue?" gumam Alvin dengan menggaruk tengkuknya.

"Adik bilang apa?"

"Oh, itu saya tidak bilang apapun. Kalau tidak merepotkan bisa bantu saya ke rumah sakit?" pinta Alvin dengan tersenyum tipis.

"Tentu, ayo adik saya bantu. Bapak-bapak tolong bantu motor adik ini."

Setelah mengatakan itu mereka segera melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Diiringi oleh para bapak-bapak membawa motor yang asal usulnya tidak jelas.

***

Saat sampai dirumah sakit seketika semua pegawai menyapanya. Ia hanya bisa memberikan senyuman kepada orang-orang yang menyapanya. Tapi yang anehnya orang-orang itu memanggilnya dengan nama orang lain.

Para warga segera membantu mengurus administrasi rumah sakit beberapa ada yang mengantar Alvin ke ruangan dokter. Di ruangan dokter ia hanya bisa diam biasanya disaat-saat seperti ini sang mama yang bilang keluhannya kepada sang dokter.

"Adik sakit apa?"

"Ehm, itu Dok. Saya habis kecelakaan tiba-tiba saja sudah berada ditempat yang berbeda," papar Alvin dengan menggaruk tengkuknya.

Sang dokter yang mendengar penjelasan dari Alvin hanya bisa tertegun. Dokter itu tidak menjawab melainkan mengeluarkan sebuah ponsel dan menyodorkannya kepada Alvin.

Alvin menyambut ponsel itu dengan baik. Kemudian menatap sang dokter dengan raut wajah kebingungan.

"Telepon orang tua kamu."

"Ah, iya Dok," sahut Alvin.

Kemudian mengetikkan nomor sang mama dengan raut wajah khawatir. Ia sedikit terkejut karena nomor yang diteleponnya tidak ada.

Alvin kemudian membuka google dan mencoba mencari nama sekolahnya. Namun, yang ditemukannya hanyalah penelusuran kosong. Nomor telepon sang mama juga sekolahnya seolah lenyap dari muka bumi.

Ia seketika teringat dengan tas yang berada dibawah lantai. Ia mengambil dan mengobrak-abrik isi tas itu dengan raut wajah khawatir.

Ia menemukan sebuah ponsel keluaran terbaru yang harganya cukup mahal. Ia komat-kamit untuk minta maaf kepada pemilik ponsel. Kemudian ia membuka ponsel itu lalu melihat sebuah aplikasi chatting dan membukanya.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang