37

31.2K 4.3K 553
                                    

Kini keduanya hanya diam didalam mobil. Vanda yang berada dalam satu mobil seketika menjadi canggung sendiri. Ia terus saja menatap Reza dengan rasa penasaran dan bersalah.

"Ngomong aja jangan sok jaim," ucap Reza dengan menatap lurus sedangkan tangannya memutar stir mobil kedalam sekolah.

"Lo kenapa jadi diam gitu, monyet? Lo marah sama gue?" cecar Vanda dengan mengangkat alisnya.

Reza mengerutkan keningnya lalu terkekeh kecil. "Kalau gue monyet berarti kita ini keluarga monyet. Kalau urusan pagi tadi gue sedikit kesal tapi udah nggak masalah."

"Sorry, deh! Gue hanya ingin lo baikan sama bonyok lo," ucap Vanda dengan tersenyum lebar.

Reza hanya mengangguk pelan lalu memarkir mobil nya. Vanda keluar lebih dahulu sembari menunggu lelaki itu.

Vanda cengengesan menatap Reza. Lelaki itu seketika menarik kerah seragamnya lalu mengobrak-abrik isi tasnya. Kemudian mengeluarkan dasi dan ikat pinggang.

"Pakai sekarang atau gue pasangin," perintah Reza dengan menyodorkan kepadanya.

Vanda mengambil dasi dan ikat pinggang dengan terpaksa. Ia menyeringai kecil ketika sebuah ide terlintas dipikirannya.

Cup

Vanda segera berlari dengan tertawa terbahak-bahak. Reza masih membeku dengan memegang pipinya. Tiba-tiba senyuman terbit dari wajah Reza.

"Liat aja nanti," ucap Reza dengan menatap kepergian Vanda.

***

Vanda berlari kecil hingga tidak sengaja menabrak seseorang. Ia memegang perutnya saat ingat dirinya sedang mengandung.

"Maaf gue nggak sengaja," ucap Vanda dengan mengambil dasi dan ikat pinggangnya.

Vanda mengangkat wajahnya. Ia sedikit heran kenapa gadis itu tampak menundukkan kepalanya. Ia hanya menahan tawa jika pagi buta melihat hal seperti ini mungkin orang akan pingsan ketakutan.

"Hey, gadis kecil lo itu kalau nunduk bikin takut gue. Coba angkat wajah lo," ucap Vanda dengan tersenyum tipis.

Gadis itu mengangkat wajahnya dengan tersenyum canggung. Raut wajah Vanda seketika berubah menjadi suram.

"Aku ... minta maaf sama kamu. Itu ... aku nggak sengaja," ucap Sheren dengan terbata-bata.

Vanda hanya mengangguk pelan. Ia berjalan pergi, tetapi tangannya ditahan oleh gadis itu.

"Hubungan kamu sama Reza apa?" tanya Sheren dengan tersenyum tipis.

Vanda mengerutkan keningnya. Kemudian mengangguk pelan kali ini dirinya paham gadis itu sedang terang-terangan ingin merebut Reza darinya. Ia cukup paham jika gadis itu menganggap Reza masih tidak punya pasangan karena pernikahan mereka cukup tertutup hanya orang tertentu yang bisa berhadir.

"Jika nggak kenapa? Jika iya kenapa?" ucap Vanda dengan tersenyum mengejek.

"Aku ... harap kamu menjauhi Reza. Aku kenal Reza udah cukup lama mungkin bisa jadi pasangan serasi," ucap Sheren dengan tersenyum lebar.

Tiba-tiba ada Anta bersama Mala datang dari arah depan. Mala langsung bergelayut manja di lengannya dengan tersenyum manis, tetapi dimata Vanda itu tampak menjijikan.

"Vanda ... mending sama aku aja. Reza itu kan juga cowok kayak kamu," ucap Mala dengan memainkan bidang dadanya.

Vanda segera mendorong tubuh Mala darinya. Seketika bulu kuduknya merinding saking jijik dengan gadis itu. Ia dulu melakukannya hanya karena dilanda bosan, tetapi jika dilihat-lihat kenapa dirinya begitu bodoh hingga melakukan itu kepada Mala sampai ketahuan Reza.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang