47

32.5K 4.3K 451
                                    

Setelah kejadian itu Vanda tidak lagi sekolah. Semua ini atas permintaan Reza dan teman-temannya. Sebenarnya ia masih ingin bersekolah seperti biasa.

Hubungan mereka menjadi harmonis. Semenjak kejadian 9 bulan yang lalu membuat sifat Reza juga bertambah posesif kepadanya.

Sekarang ia menatap pembelajaran sang guru dengan malas. Rasanya sangat mengantuk juga membosankan tidak seperti di sekolah umum.

Tiba-tiba ide gila terlintas dipikirannya. Ia berpura-pura kesakitan perut hingga membuat sang guru khawatir. Sang guru segera mengetik ponselnya.

Namun, guru itu terlalu lengah tanpa menyadari Vanda sudah pergi dari hadapannya. Vanda sudah pergi dengan menggunakan mobil yang lama tidak dipakai olehnya.

"Emangnya mereka bisa cegah gue ngelakuin sesuatu," ucap Vanda dengan menyeringai.

Setelah mengatakan itu Vanda segera pergi menancap gas. Lelaki itu bahkan terlihat tidak sadar kalau sekarang sedang mengandung.

***

Vanda menyeringai kecil. Ia menatap gerbang yang tertulis SMA Nusa Bumi. Ia memakai rambut palsu panjang dengan master hitam tanpa melupakan topi.

"Maaf mohon keluar dulu."

Vanda keluar dari mobilnya dengan tersenyum lebar. Namun, satpam sekolah itu hanya menatapnya dengan diam.

Vanda berdehem kecil. Ia ingin membuat suara wanita. "Bapak ini satpam baru, ya? Apa saya boleh masuk ke dalam? Saya hanya ingin ketemu putra saya."

"Ah, iya Bu! Mari saya antar!"

Vanda mengangguk pelan dengan menahan tawanya. Ia tersenyum puas karena penyamaran dirinya berhasil.

Saat di lapangan utama ia sedikit bingung. Lapangan utama terlihat banyak murid yang berjemur bahkan beberapa ada yang mulai menggerutu.

"Itu ada apa, Pak?" tanya Vanda dengan menunjuk arah lapangan.

"Oh, itu murid nakal yang terlambat sama tidak pakai atribut sekolah. Sekarang ketua osis sini katanya makin suka marah-marah. Konon katanya di campakkan sang tunangan kalau tidak salah namanya ... Ainsley Revanda Wadidau."

Vanda yang mendengar itu seketika menjadi tersedak sendiri. Namanya yang luar biasa bagus malah diganti jadi aneh begitu.

"Wadidau? Bukannya Wikananda?" timpal Vanda dengan tersenyum masam.

"Nah, iya! Itu namanya! Memangnya Mbak kenal sama keluarga Wikananda?"

"Tidak hanya tahu saja," dalih Vanda dengan mengangkat bahunya.

"Bapak bisa pergi saya tahu letak kelas putra saya," lanjut Vanda dengan tersenyum tipis.

Setelah menunggu satpam itu pergi baru dirinya pergi. Ia jadi tidak sabar melihat orang itu terkejut.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Vanda masuk dengan menyeringai kecil. Semua murid kelas mulai tertuju kepadanya.

"Reza kamu harus tanggung jawab sama aku!" teriak Vanda dengan mengacungkan jari ke wajah Reza.

Sontak perkataannya membuat murid kelas terkejut dibuatnya. Namun, Reza masih terlihat tenang tanpa berniat menyanggah perkataannya.

"Gue nggak nyangka Reza hamili anak orang lain."

"Mana kelihatannya tuh cewek seumuran sama kita."

"Lengser aja jabatannya dari ketos!"

Rendra yang melihat itu seketika tidak tinggal diam. Ia berdiri dengan menatap tajam dirinya.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang