35

34.9K 4.7K 513
                                    

Vanda segera menepis kedua tangan yang memegang lengannya. Ia memberikan tatapan beringas.

"Kalian pergi dari sini atau gue bdsm Lo pada!" sergah Vanda dengan menatap tajam.

Semua orang yang sedang beradu pukul seketika menghentikan aksinya. Namun, tidak ada yang mengetahui tatapan misterius dari Reza.

"Bdsm itu apa?" tanya Rendra dengan menggaruk tengkuknya.

"Lo nggak perlu tau," sahut Anta dengan menertawai kepolosan lelaki itu.

"Siapa Lo? Sok kenal sama gue, deh!" seru Rendra dengan menatap sinis Anta.

Namun, orang-orang itu seperti tidak mengerti akan perintahnya. Mereka kembali saling menyerang satu sama lain.

Vanda sudah geram seketika menarik tangan dari musuh yang berada disampingnya. Ia menarik tangan orang itu lalu memutarnya.

Krek!

Bunyi tulang patah mulai terdengar. Seketika perkelahian terhenti dan menatap Vanda dengan ketakutan. Orang-orang itu segera berlari dengan terbirit-birit.

Reza menatapnya dengan menyeringai kecil. Kemudian mengacak rambut Vanda hingga membuat lelaki itu bingung.

"Ada apa?" tanya Vanda memiringkan kepalanya dengan menyipitkan matanya.

Reza menggelengkan kepalanya. Ia menatap kearah samping lalu menepis tangan Anta yang bertengger dipundak Vanda.

"Posesif banget," desis Anta dengan menatap tajam.

"Lo udah nggak ada hubungan lagi sama panda," ucap Reza dengan muka datar.

"Wah, benarkah? Takut banget, loh!" seru Anta dengan tersenyum mengejek.

Setelah mengatakan itu Anta segera membantu anggotanya yang tepar. Ia menelpon anggotanya untuk kembali dan membantu membawa anggota yang terluka.

Kini urusan tumbangnya musuh sudah selesai menyisakan Anta dengan penuh ragu-ragu. Dari belakang dapat dirasakan suasana dingin menusuk rongga dadanya.

"Anta ... sekarang lo sebagai ketua mereka beresin kekacauan ini sampai bersih," perintah Reza dengan muka dingin.

"Hahaha, mampus Lo!" seru Vanda dengan tertawa puas.

Anta memberengut. "Anjir, jahat banget Lo sama adek gemoy ini!"

Vanda yang mendengar itu seketika muntah. Namun, ini bukan bohongan melainkan muntah beneran. Reza yang melihat itu segera mengelus punggung Vanda dengan lembut.

"Huwek, kayaknya bayi gue jijik denger omongan lo!" sembur Vanda dengan memegang perutnya

"Emangnya Lo bisa hamil?"

Vanda melihat beberapa orang yang menatapnya bingung. Ia seketika menjadi panik dan kelabakan sendiri.

"Cih, dia itu langganan BK jadi percaya sama panda itu musyrik," dalih Reza dengan menatap sinis Vanda.

Vanda yang melihat itu seketika hanya bisa banyak bersabar. Ia mengetahui bahwa Reza melakukan itu hanya karena untuk menutupi rahasia mereka.

"Kalian balik ke kelas sekarang atau gue seret!" perintah Reza dengan nada tinggi.

"Ya, elah Bos! Istirahat dulu atuh!"

"Kasian banget kita habis dimanfaatin lalu dibuang."

"Tapi kita nggak boleh kayak si itu yang diam-diam pengkhianat."

Anta yang mendengar itu hanya bisa mengelus dadanya. Kemudian mengambil sapu lidi yang berada dibawah pohon lalu segera membersihkan kekacauan.

"Kayaknya lo emang cocok jadi babu," celetuk Vanda dengan bersedekap dada.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang