46

33.2K 4.3K 263
                                    

Keesokan harinya di taman rumah sakit. Vanda menatap pemandangan dengan tersenyum tipis. Seketika ada seseorang yang menutup matanya.

Ia tersenyum tipis dengan memegang tangan sosok itu. Tangannya yang satu mulai memeluk tubuhnya dari belakang.

"Coba tebak aku siapa?"

"Eza jangan pakai kata aku. Rada aneh dengernya mending pakai kata gue aja," ucap Vanda dengan berdecak kesal.

Reza yang mendengar itu hanya tertawa kecil. Kemudian lelaki itu berjongkok didepan Vanda dengan memegang kedua tangannya.

"Kenapa bukannya kita harus terbiasa? Nanti saat anak kita lahir nggak mungkin pakai kata gue," ucap Reza dengan mengacak rambutnya.

Vanda hanya menatap Reza dengan wajah cemberut. Ia menarik tangan Reza agar duduk disampingnya.

Vanda memeluk tubuh Reza. Lalu meletakkan wajahnya di dada lelaki itu dengan erat.

"Kenapa, hmm?" tanya Reza dengan mengelus rambut Vanda.

Vanda hanya menggelengkan kepalanya. Hal itu membuat Reza sedikit gemas melihat tingkah lucu Panda kecilnya.

"Hmm ... itu mau pulang," lirih Vanda menatap Reza dengan tatapan memohon.

"Nanti dulu kita tanya dokter," ucap Reza dengan tersenyum tipis.

"Ayo balik ke kamar lo dulu! Gue udah beliin makanan," lanjut Reza dengan menggenggam tangan Vanda.

Vanda hanya bergeming dengan menatap Reza. Lelaki itu tertawa kecil lalu segera menggendong tubuh Vanda dan membawanya berjalan.

Saat dijalan orang-orang rumah sakit menatap mereka dengan iri. Tiba-tiba saja ada seseorang yang mencegah jalan mereka.

"Ehm, maaf kak sebelumnya boleh kenalan."

Vanda yang melihat itu ingin ketawa seketika. Ia menatap Reza yang masih tenang tanpa menjawab.

"Maaf, Dek. Dia orangnya memang begini," celetuk Vanda dengan semakin mengeratkan pelukannya di leher Reza.

"Kalau kakak boleh kenalan nggak?" ucap cewek yang satunya.

"Maaf kami ini udah tunangan. Jadi tolong ke pinggir kalian menghalangi jalan," tekan Reza berjalan meninggalkan keempat gadis itu yang sangat terpukul.

"Udah tau mereka mesra gitu masih aja di deketin."

"Gatal banget jadi cewek! Sekolah dulu adek baru cari pacar."

"Kita mana tau mereka pacaran!"

"Dasar cewek gatel udah dibilang malah ngeyel!"

Vanda yang mendengar keributan dibelakang hanya tertawa kecil. Ia sedikit terhibur melihat orang-orang itu.

"Puas banget ngeliat mereka," sindir Reza dengan muka datar.

"Cemburu itu bilang Eza ..."

"Siapa yang cemburu?" ucap Reza dengan mendengus kesal.

Saat sampai di ruangan Reza menurunkan tubuh Vanda dengan pelan. Namun, yang membuatnya sedikit heran sejak kapan pintu kamar itu terbuka. Sebelum pergi dirinya sudah menutup pintu.

Reza melihat sesuatu yang tidak beres. Ia mengeluarkan pistol dari almamater osis sekolahnya.

Reza mulai memasuki ruangan dengan langkah pelan. Dibelakang Vanda juga mengikuti dengan memegang ujung baju Reza.

Tap! Tap! Tap!

Reza hampir saja menarik pelatuk pistol miliknya. Namun, terhenti setelah mengetahui sosok yang berada didepan nya.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang