Didalam cafe dia hanya duduk dengan menatap pengunjung yang terus berganti. Ia cekikikan menatap ponselnya yang terlihat video lucu bahkan sampai melupakan jika sekarang dirinya berada ditempat umum.
"Dek, jangan terlalu berisik nanti cafe kami bisa dapat laporan dari pelanggan."
Vanda tertegun lalu celingak-celinguk menatap sekitarnya. Sekarang orang-orang menatapnya dengan tatapan aneh beberapa ada yang menatapnya sinis.
"Sial! Ternyata dunia novel netizen lebih jahat," gumam Vanda dengan mengetuk-ngetuk jarinya.
Vanda mengangguk pelan mengiyakan perkataan pelayan cafe. Ia hanya tidak ingin diusir karena membuat keributan. Ia masih ingin menumpang WiFi gratis dari cafe.
Orang-orang menatap kearah dengan penuh tanda tanya. Vanda hanya mengangkat bahunya karena ia menebak orang-orang pasti bingung dengan sifatnya. Bisa dilihat pakaian yang dikenakannya saat ini cukup mahal tapi terlihat susah.
"Cih, dia pasti orang yang pura-pura kaya."
"Bener! Pasti dia mau cari mommy sugar."
"Ganteng, sih! Tapi percuma kalau miskin."
Tiba-tiba beberapa orang berpakaian hitam memasuki cafe. Semua penghuni cafe seketika menjadi ketakutan melihat beberapa orang sangar itu.
Vanda hanya duduk dengan tenang tanpa ada rasa takut. Ia tidak takut hal apapun yang sama sekali tidak ada urusan dengannya.
"Tuan muda sekarang Tuan Wikananda sedang menunggu anda di perusahaan," ucap salah satu dari orang berpakaian hitam itu.
Vanda mengerutkan keningnya. Ia meletakkan ponselnya di atas meja. Ia menatap sekeliling sepertinya mereka tampak terkejut mendengar kabar ini. Mereka sudah salah bicara kepada anak tunggal keluarga Wikananda.
"Baiklah, ayo kita temui Papah!" seru Vanda dengan menyeringai. Didalam hati ia tampak puas melihat raut wajah ketakutan penghuni cafe.
***
Kini Vanda sudah berada didepan perusahaan keluarga Wikananda. Ia tidak bisa menutup mulutnya melihat gedung mewah didepannya sekarang.
"Ini sih gila banget, sekaya apapun keluarga gue nggak sampai begini," gumam Vanda dengan mulut terbuka.
Saat masuk kedalam perusahaan dirinya langsung disambut oleh para karyawan. Ia segera merubah ekspresi wajahnya agar terlihat lebih berwibawa.
Vanda berdecak kagum ternyata kekayaan dunia novel benar-benar diluar nalar manusia. Ia melihat sang papah berada didepan meja resepsionis.
"Sore, Pah," sapa Vanda dengan tersenyum tipis.
"Iya, sore juga anak Papah. Kamu akan belajar sama dia, jangan malas belajar lagi!" perintah papah dengan menatap tajam.
Vanda menatap sosok pria yang mungkin berumur kepala dua. Lalu ia menatap kearah wanita yang berada disamping sang papah dengan tersenyum.
"Nggak sama Mbak cantik itu, Pah?" tanya Vanda dengan mengedipkan matanya.
Sang papah yang mendengar itu melototi tajam putranya. Tangannya kini sudah menjewer kupingnya cukup keras.
"Aduh, Pah! Lepasin sakit ini. Vanda bilangin ke Mamah nanti biar kena tendang dari kamar!" seru Vanda dengan meringis kecil.
Sang papah melepaskan jeweran di kupingnya. Para pegawai yang berada di sana hanya menertawai kelakuan dua beranak itu.
"Kamu tidak tahu malu, ya!" seru papah dengan menatap tajam.
"Salahnya Vanda dimana, sih? Kalau nggak dibilangin mana tau," gerutu Vanda dengan mengelus kupingnya yang memerah.
"Dia! Wanita yang kamu godain itu istri dari asisten Papah! Wanita itu juga sekretaris utama Papah! Kamu ini bisanya hanya buat malu Papah," sembur papah dengan menunjuk wajah putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Of Dream [END]
RomanceCalvin Kafeel Balindra cowok yang dikenal sebagai ketampanannya. Lelaki ini sosok yang sering gonta-ganti pacar seperti pakaian atau bisa dibilang sebagai playboy. Namun, sudah tahu punya banyak pacar masih saja suka dekat-dekat. Tiba-tiba saja diri...