14

44.5K 5.8K 243
                                    

Di atas kertas itu tertulis tentang sebuah organisasi yang terlihat sangat kejam. Didalamnya terdapat sebuah target untuk memberantas beberapa orang.

Lalu yang lebih menyeramkan di atas kertas itu ada banyak bercak darah. Kemudian cap stempel dengan organisasi bernama Demon Master.

Ia meletakkan kertas itu di atas meja dengan memijat pelipisnya. Ia berpikir jika rahasia Reza tidak semudah begitu saja. Mungkin banyak hal yang disembunyikan lelaki itu.

Namun, yang membuatnya heran cara mereka memberantas musuh seperti apa. Di kertas hanya tertulis memberantas, tetapi tidak dengan caranya.

"Yes! Dapat tugas lagi! Kali ini diapain Bos? Digoreng? Dipanggang? Dibakar?" beo Rendra dengan tatapan berbinar-binar.

Vanda yang mendengar itu seketika tersedak ludahnya sendiri. Ia sedikit ragu jangan bilang mereka melakukannya dengan sadis seperti salah satu tangan dibakar mungkin.

"Kalian ini udah kayak mau masak ikan aja," cibir Vanda dengan memutar matanya.

Reza tidak menjawab melainkan melempar sebuah lencana berwarna keemasan dengan elang menggunakan mahkota di kepalanya. Ia menyambutnya dengan perasaan tidak menyenangkan. Ia merasa habis ini ada beberapa yang membebaninya.

"Demi menciptakan sebuah kota yang harmonis sosok ketua terdahulu menciptakan sebuah organisasi yang bernama Demon Master. Organisasi ini berisi orang-orang yang lihai dalam bidangnya. Lalu gue pernah melihat Lo menanamkan saham juga mencari informasi di ponsel dengan mudah," papar Reza dengan berjalan mengelilingi tubuh lelaki itu.

"Lalu?" ucap Vanda dengan mengangkat alisnya.

"Lo akan gue rekrut sebagai anggota Demon Master," ucap Reza dengan menatap Vanda.

Vanda mengangkat alisnya kemudian tertawa kecil. Ia berjalan lalu duduk di atas sofa dengan bersedekap dada.

"Kalau gue nggak mau gimana?" ejek Vanda dengan mengetuk-ngetuk jarinya di meja kaca.

"Sekarang juga nyawa Lo akan melayang," tekan Reza dengan menyeringai.

Vanda tersedak ludahnya sendiri saking kagetnya. Ia seketika terpikir mayat Vanda yang mengambang di sungai dengan keadaan mengerikan.

"Jangan bilang dia yang bunuh," gumam Vanda dengan tatapan kosong.

"Bunuh apa?" tanya Rendra dengan menggaruk tengkuknya.

"Bunuh ayam!" seru Vanda dengan tersenyum dibuat-buat.

Vanda bangkit lalu segera keluar dari rumah kosong ini. Ia samar-samar mendengar suara desis dari depan pintu.

Ia berjalan dengan perlahan lalu menemukan sebuah ular piton berkeliaran didepan pintu. Ia segera berlari menuju Reza lalu memeluknya dengan erat.

"Reza! Kok ada ular!" teriak Vanda dengan menghentakkan kakinya.

Vanda semakin memeluk erat tubuh lelaki itu tatkala tidak ada balasan. Ia mengangkat wajahnya lalu melihat wajah pucat lelaki itu.

Bruk

"Pingsan? Lemah banget," gumam Reza dengan mengerutkan keningnya. Kemudian mengangkat tubuh lelaki itu.

***

"Emak ada hantu!" teriak Vanda dengan bangkit dari tidurnya.

Vanda menatap kearah samping untuk memastikan yang dilihatnya itu salah. Ia menghela nafas panjang dengan menundukkan wajahnya.

"Lo itu bikin susah ini ular nggak bakalan gigit," celetuk Reza dengan mengelus ular peliharaannya.

Vanda menatap sinis sepertinya lelaki itu berniat untuk mengerjainya. Ia bangkit lalu berjalan dengan perlahan.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang