Reza yang melihat perdebatan mereka hanya diam. Ia dihimpit oleh Vanda dan Sheren.
"Enak banget Reza udah kayak punya dua istri," celetuk Rendra dengan muka polos.
Febby yang mendengar itu segera melempar keripik ke Rendra. Gadis itu tampak menyesal menciptakan karakter yang sangat menyebalkan seperti Rendra.
"Lo babi betina kenapa, sih?! Punya salah apa gue?" seru Rendra dengan melotot tajam.
"Renda lucu juga jadi uke gue sabi kali, ya," seru Vanda dengan mengedipkan matanya.
Semua murid seketika berhenti dengan aktivitasnya. Sekarang semua tatapan mata tertuju kepadanya.
"Lo ceritanya mau ngeharem?" cibir Febby dengan mengangkat alisnya.
"Jadi bot nggak perlu pura-pura jadi top. Lo nggak cocok karena ha ..."
Vanda segera berdiri, tetapi pahanya malah terkena meja. Ia membungkuk dengan mengelus pahanya sembari merintis kecil. Ia ingin membuka celananya tapi ditahan oleh Reza.
"Mau ngapain?" tanya Reza dengan menatap tajam.
"Buka celana," jawab Vanda dengan wajah polos.
Reza menghela nafas panjang. "Apa lo nggak sadar sekarang kita di kantin dan banyak orang?"
Vanda menatap sekeliling dengan mengerutkan keningnya. Kemudian baru ingat dirinya masih berada di kantin.
"Oh, lupa gue," sahut Vanda dengan wajah tanpa dosa.
"Oh, iya! Makasih Eza udah bikinin gue makanan. Kali ini gue traktir lo," ucap Vanda dengan tersenyum lebar.
Vanda cukup memperhatikan raut wajah Sheren cukup berubah. Gadis itu segera memegang lengan Reza.
"Eza ... emangnya yang diomongin dia itu bener?" tanya Sheren dengan tersenyum manis.
Vanda yang mendengar perkataan Sheren seketika melotot tajam. Kemudian memukul meja cukup kuat hingga hampir patah. "Lo nggak boleh panggil Eza! Itu panggilan kesayangan gue! Lo itu bukan siapa-siapa dia!"
Reza segera menarik tangan Vanda. Lelaki itu hanya ingin Vanda tidak bertindak lebih jauh lagi.
"Lo mau ngasih gue berterima kasih bukan?" tanya Reza dengan tersenyum tipis.
Vanda hanya mengangguk dengan muka cemberut. Perbuatan itu sontak membuat murid-murid lain berteriak histeris.
"Kalau mau coba," ucap Reza menunjuk jarinya menuju pipinya dengan tersenyum lebar.
Para murid lain sudah beberapa kali dikejutkan oleh kedua lelaki itu. Kali ini Reza tersenyum lebar itu juga fenomena langka yang harus diabadikan.
"Mereka cute banget!"
"Anjir, meleleh gue liat senyuman Reza!"
"Mereka cocok banget itu, fix no debat!"
Vanda yang melihat Sheren sekilas dengan tersenyum mengejek. Kemudian segera mengecup bibir lalu pipi lelaki itu.
Para murid-murid seketika menjadi heboh kembali. Gadis itu mengepalkan tangannya lalu segera meninggalkan kantin dengan perasaan dongkol.
"Kalian itu jangan bikin orang jomblo iri," sindir Febby dengan menatap sinis.
"Biarin," ledek Vanda dengan menjulurkan lidahnya.
***
Setelah pulang sekolah itu segera tertidur hingga tidak sadar hari sudah malam. Semenjak didunia ini dirinya sama sekali tidak pernah jalan-jalan palingan waktu pertama kali kesini. Waktu berjalan dengan cepat hingga tidak sadar lagi sudah satu bulan lebih berada didunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Of Dream [END]
RomanceCalvin Kafeel Balindra cowok yang dikenal sebagai ketampanannya. Lelaki ini sosok yang sering gonta-ganti pacar seperti pakaian atau bisa dibilang sebagai playboy. Namun, sudah tahu punya banyak pacar masih saja suka dekat-dekat. Tiba-tiba saja diri...