19

39.6K 5.7K 421
                                    

Di sekolahan sekarang cukup heboh terutama teman sekelasnya. Ia hanya mendengus lalu memejamkan matanya tidak ingin ikut campur.

"Kita lebih baik bikin tema cafe gitu."

"Dih, jangan! Itu udah nggak ekstrim."

"Gue ada ide!"

"Apaan tuh?"

"Gimana pinta para cowok pakai kostum yang imut?"

Vanda yang awalnya ingin tidur akhirnya terkejut. Ide para siswi kelasnya memang sangat diluar nalar. Ia tidak pernah menemui murid yang sangat aneh seperti mereka.

"Wah, setuju!"

"Tapi jangan terlalu imut banget! Ibaratnya pakai baju yang kalem gitu."

"Bener!"

Vanda dan para cowok lainnya berpura-pura melakukan hal yang sibuk. Ia ingin pergi tapi sayangnya dirinya duduk disamping para cewek itu.

"Vanda sesuai jadi target keimutan."

"Tapi dia itu nyeremin! Gue nggak mau kena amukan dia."

"Nggak bakal nanti kita minta tolong sama pawangnya."

Vanda menyeringai kecil dalam diam. Ia tidak akan pernah menyerah begitu saja terutama dengan urusan yang begitu mudah. Ia tidak akan membiarkan harga dirinya tercoreng hanya karena kata imut.

Tap! Tap! Tap!

Beberapa suara langkah kaki menuju arah kelasnya. Ia sedikit penasaran, tetapi demi aktingnya ia tetap memejamkan matanya.

"Kami dari OSIS ingin mendata orang yang ikut dalam lomba kali ini. Ada e-sport, basket, voli, panah, nyanyi, puisi, melukis. Silahkan tentukan dan kumpul sekarang juga."

Seketika penghuni kelas menjadi ricuh terutama para cewek. Vanda yang sedang berpura-pura tidur hanya diam tapi dalam hati sedikit waspada. Ia sedikit merasakan hawa berbahaya baginya.

Seseorang mencolek pipinya berkali-kali. Ia menahan amarahnya karena orang itu berani sekali memegang anggota tubuhnya.

Cup

Vanda membuka matanya lalu menatap tajam. Ia tersedak ludahnya saat mengetahui orang yang mengganggunya itu Reza. Lelaki itu juga seenak jidat mengecup pipinya.

Penghuni kelas yang melihat seketika membeku. Mereka sangat terkejut melihat kejadian yang secepat kilat itu.

"Reza ..."

Vanda mengalihkan pandangannya kearah depan. Ia menyeringai kecil melihat keberadaan Sheren ternyata gadis itu sudah berangkat sekolah.

Vanda menatap kearah Reza lalu menarik dasi lelaki itu. Bibir mereka telah menyatu dengan perlahan ia melumat bibir Reza.

Reza yang melihat itu menyeringai kecil dan menyambutnya dengan baik. Kini lidah mereka saling bertautan bahkan Vanda sudah berada duduk di atas meja untuk mempermudah kegiatan mereka.

Penghuni kelas yang melihat itu seketika menatap tidak percaya lalu beberapa memekik tertahan. Vanda menatap kearah Sheren yang terlihat tertegun.

"Paketu ini masih disekolah tahan dulu atuh."

Reza menghentikan aktivitas lalu mengelap bibir Vanda. Ia merapikan dasinya dengan menahan senyuman.

Lelaki itu hanya terkekeh kecil dengan menatap Sheren lagipula ini sudah beberapa kali mereka melakukan hal intim seperti ini. Lalu menurutnya jika sekedar ciuman merupakan hal yang biasa baginya apalagi saat di dunianya dulu.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang