Saat didalam ruangan yang kedap suara mereka kembali melanjutkan ciuman panas. Vanda mengambil alih dengan membanting tubuh sosok itu.
"Lo itu cewek harus dibawah," tekan Vanda dengan tertawa kecil dengan wajah memerah.
"Panda ... Lo kalau mabuk emang nggak bisa bedain kelamin," ucap Reza dengan mendengus.
"Hah, lo jangan manggil gue pakai nama itu udah cukup satu orang," ucap Vanda dengan wajah cemberut.
Vanda kembali mengambil alih kegiatan mereka. Reza yang melihat itu hanya membiarkannya saja hingga sampai mana Vanda bisa melakukannya.
Vanda terus saja mencium bibir Reza tanpa melakukan hal lain. Reza yang melihat itu seketika gemas sendiri. Apakah ini yang dinamakan sang playboy?
Reza mengangkat tubuh Vanda hingga lelaki itu kini duduk dipangkuannya. Ia kini mulai melepaskan baju atas lelaki itu.
Reza menciumi pipi Vanda lalu menurun hingga ke leher putih lelaki itu. Awalnya hanya sebuah jilatan lama-kelamaan menjadi menghisap lehernya hingga menjadi merah keunguan.
"Argh! Jangan digigit!" seru Vanda dengan merintih kecil.
Reza yang mendengar suara rintihan Vanda semakin menambah gairahnya. Ia semakin gencar menghisap leher putih lelaki itu.
"Eughh ... jangan dihisap terus ..." desah Vanda dengan wajah memerah.
Reza menyeringai kecil mendengar suara desahan yang keluar dari mulut lelaki itu. Ia menatap Vanda dengan menyeringai karena ini baru permulaan.
Reza kembali menjilati kulit Vanda hingga lidahnya mengenai putingnya. Vanda yang merasa diperlakukan seperti itu seketika menjadi geli.
"Ahh ... ngapain? Geli ..." desah Vanda dengan menjambak rambut Reza.
Reza hanya diam tapi lidahnya terus saja menjilat dan kadangkala menghisapnya layaknya seorang bayi. Vanda yang diperlukan seperti itu mengeluarkan suara desahan.
Vanda memeluk leher Reza dengan menghirup udara berkali-kali. Reza yang melihat itu hanya terkekeh kecil.
Reza membawa tubuh lelaki itu untuk terbaring di atas kasur. Kemudian mulai melepaskan celana lelaki itu dan menyisakan bagian dalamnya.
Reza menatap wajah memerah Vanda dengan menyeringai kecil. Ia berhenti melakukan aksinya kemudian berjalan lalu meletakkan ponsel juga dompetnya di atas meja.
Reza kembali menuju Vanda lalu mengarahkan tangannya menuju senjata keramat lelaki itu. Ia tidak langsung melakukannya melainkan mengelus-elus dari permukaan kain.
Vanda menggeliat pelan karena merasa geli. Tangannya memegangi lengan Reza bahkan tatapannya terlihat bernafsu.
"Layani sekarang dan gue akan bayar sesuai harga," racau Vanda dengan mata sendu dan bernafsu.
Reza tidak menjawab melainkan kembali mengelus-elus luar hingga Vanda sedikit mendesah. Ia terlihat puas bahkan miliknya menjadi bangun mendengar suara desahan Vanda.
Kali ini ia memberhentikan aksinya. Ia ingin melihat bagaimana lelaki itu memohon kepadanya. Ia sedikit memainkan trik licik agar lelaki itu memohon kepadanya. Ia menggosok pelan kemudian menghentikannya terus-menerus.
"Terusin kenapa berhenti?" tanya Vanda dengan tatapan sendu.
"Lo harus memohon," tekan Reza dengan menyeringai.
"Gue mohon ..."
Reza tersenyum puas lalu mengeluarkan senjata lelaki itu. Ia langsung mengocok dengan cepat sehingga Vanda tidak dapat menyeimbangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Of Dream [END]
RomanceCalvin Kafeel Balindra cowok yang dikenal sebagai ketampanannya. Lelaki ini sosok yang sering gonta-ganti pacar seperti pakaian atau bisa dibilang sebagai playboy. Namun, sudah tahu punya banyak pacar masih saja suka dekat-dekat. Tiba-tiba saja diri...