49

44.2K 4.4K 446
                                    

Mereka berjalan menuju pemakaman Sheren. Vanda berjalan pemakaman dengan dibantu Reza. Ia melakukan ini hanya wujud penghormatan kepada gadis itu.

"Setidaknya lo itu orang yang baik, tapi nggak menemukan pasangan dan keluarga yang membimbing lo lebih baik," batin Vanda dengan menatap makam Sheren.

Rasa terima kasih ditunjukkan karena gadis itu membantu Anta di sekolah dasar. Ia menyadari gadis itu bersifat seperti sekarang karena kurang kasih sayang orang tuanya.

Vanda menatap Anta yang terlihat membawa sepucuk mawar biru. Air mata terus mengalir di wajah lelaki itu.

Vanda hanya membiarkan lelaki itu untuk perpisahan terakhir kalinya. Anta memeluk makam Sheren dengan tangisan tersedu-sedu.

Vanda menatap tingkah Rendra yang ingin mendekati Anta. Ia yang melihat itu segera menghentikan langkah Rendra.

"Jangan sekarang biarin dia menangis hingga puas," ucap Vanda dengan tersenyum tipis.

Reza yang mendengar itu seketika sangat kagum. Hal yang dikatakan Vanda memang benar. Disaat-saat seperti ini hanya orang tersebut yang harus belajar ikhlas dan tenang.

"Dia nggak pernah serapuh itu," ucap Rendra dengan menatap Anta.

"Orang yang terlihat kuat nggak tentu selamanya kuat. Justru orang rapuh menyembunyikan perasaannya dengan berpura-pura kuat," sahut Reza dengan tatapan kosong.

Vanda yang mendengar itu seketika tertawa kecil. "Ya, lo juga pernah ngalamin jadi tau perasaan Anta."

Reza yang mendengar itu hanya terkekeh kecil. Lalu mencubit hidung Vanda dengan pelan.

"Karena kamu bukan aku bisa melewati semua ini," ungkap Reza dengan tertawa kecil.

"Ini pernyataan atau gombal?" ledek Vanda dengan tersenyum mengejek.

Seketika sebuah tanah mengenai kakinya. Ia melihat Anta yang melotot tajam kepadanya.

"Diam! Orang lagi sedih malah mesra-mesraan disini hiks ..." ucap Anta mengelus air matanya dengan menangis tersedu-sedu.

"Aduh, adek sepupu gue yang cengeng! Iri ya sama kakak sepupu lo ini," ledek Vanda dengan menjulurkan lidahnya.

Reza yang melihat itu seketika menggelengkan kepalanya. Ia menjadi heran tingkah kedua sepupu itu yang saling melempar ejekan.

Reza menarik tangannya mendekati makam Sheren. Jika tadi membiarkan Anta yang berduka. Kini giliran mereka untuk melakukan perpisahan.

Mereka berempat meletakkan sepucuk mawar kuning dengan perlahan. Ia menatap makam Sheren dengan tersenyum tipis.

"Terima kasih atas kebaikan yang udah lo lakuin selama didunia ini. Gue harap diatas lo nggak lagi kesepian dan mendapat kebahagiaan. Gue udah memaafkan semua kesalahan lo," ucap Vanda tersenyum dengan menatap makan Sheren.

"Lo orang yang pekerja keras dan disana jangan ngejar-ngejar cowok cukup cari kebahagiaan, " ucap Reza dengan muka datar.

Vanda dan Anta yang mendengar itu seketika menjadi cengo. Doa seperti apa itu yang diberikan oleh Reza.

"Eza lo itu berdoa atau ngejek orang yang udah di langit," ucap Vanda dengan mengerutkan keningnya.

"Pakai kata kamu dari sekarang," perintah Reza dengan muka datar.

"Semoga dosa lo di kehidupan ini diampuni oleh Tuhan," ucap Rendra seadanya.

"Gue nggak tau mau bilang apa, tapi sebagai karakter protagonis lo nyebelin juga," ucap Febby dengan tertawa kecil.

Eternal Love Of Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang