3. Azka

8.4K 1.6K 20
                                    

First day at ARTE. My first job and I'm so excited!!! I'm gonna show you the beauty behind canvas.

PS: Can you spot the man with the beanie hat beside me? He is the man behind the painting, also my boss. Wish me luck!

#officelook #ARTE #artgallery #firstdayatoffice #wml

Liked by kevinoliver and 5778 others

View 1159 comments

beccabigail: damn, he's hot. Kenalin plis plis plis!!!

kevinoliver: hmmm .... I see. Jadi gitu?

**

First day. Okay, I'm nervous.

No, this is beyond that! Bahkan, aku salah memesan kopi pagi ini, sehingga kopi itu terpaksa dibuang karena kebanyakan gula.

Ini hari pertama, aku datang setengah jam lebih awal. ARTE buka pukul sepuluh pagi, dan sejak pukul delapan aku sudah berkeliaran di Kemang buat mengurangi rasa gugup. Termasuk, insiden salah beli kopi.

Setengah jam terakhir kuhabiskan di mobil, sambil mematut penampilanku di cermin. Tania memberitahuku kalau enggak ada dress code. "Just dress casually, senyamannya lo aja." Itu katanya minggu lalu, ketika aku enggak henti-hentinya menyecar soal hari pertama.

Well, aku memang selalu menyecar Tania, tepatnya setelah menerima email dari Caleb Raka yang memberitahu bahwa aku diterima bekerja di ARTE--tiga minggu setelah interview. Awalnya aku sempat hopeless, enggak yakin bisa mendapatkan pekerjaan ini.

Interview dengan Caleb berjalan lancar. Pertanyaannya benar-benar di luar dugaan, tapi aku bisa menjawab semampunya. Caleb banyak bertanya seputar dunia seni, tepatnya seni lukis. Pengetahuanku enggak banyak, hanya bermodalkan apa yang kubaca juga pengalaman jalan-jalan ke galeri seni yang selalu memenuhi agenda liburanku. Kalau dibandingkan dengan Caleb yang mengenyam pendidikan resmi di bidang ini, sepertinya jawabanku jauh dari kata memuaskan.

Aku memberitahu Caleb soal hobi mengunjungi galeri seni, dan sangat disayangkan enggak banyak tempat yang bisa kudatangi di Jakarta. Dia sempat terkesima ketika aku memberitahu soal ARTE, juga waktu menunjukkan fotoku kepadanya.

"I'm amazed that someone know about my gallery," ungkapnya, dengan senyum tipis malu-malu. Well, that smile is a hot catch, tho'.

Makanya, aku terpaksa menelepon Tania untuk mengecek ulang isi email itu. Jangan-jangan Caleb salah kirim, dan sebenarnya bukan aku yang diterima sebagai intern di ARTE.

Suara ketukan di jendela mobil mengagetkanku. Lamunanku langsung terputus. Saat menatap ke sumber suara, aku mendapati bayangan Tania di luar.

"Morning," sapaku saat keluar dari mobil.

"Pagi banget," gumamnya.

"Enggak mau telat aja," sahutku, sembari membuang kopi yang masih penuh di tempat sampah yang ada di parkiran di depan ARTE. "Gue gugup banget dan lo sama sekali enggak membantu."

Tania tertawa kecil mendengar gerutuanku.

Aku sudah lama mengenalnya. Dia teman kakakku, Brian, tapi aku yakin sebenarnya Brian naksir Tania. Meski aku sayang sama Brian, aku lebih sayang sama Tania karena dia tipe kakak cewek idaman, dan Tania yang pintar jelas overqualified buat seorang Brian.

"Wait. Gue enggak lebay, kan, ya, Mbak?"

Tania mengurungkan niat untuk mendorong pintu kaca ARTE dan berbalik menatapku. Matanya bergerak meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Love PaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang