9. Azka

6.1K 1.5K 27
                                    

Having a great time with @anggarapandji can't wait to see his masterpiece at @arteJKT You guys, don't hesitate to book your ticket to enjoy his show.

#artgallery #exhibition #jakartamusthave

Liked by anggarapandji and 5783 others

View 896 comments

**

Kevin pernah menyecar soal cita-citaku yang ingin bekerja di galeri atau museum sebagai kurator. Menurutnya, aku absurd. Apalagi aku enggak bisa melukis, jadi ide untuk berkecimpung di dunia seni lukis menjadi lelucon yang aneh.

Kalau dipikir-pikir, sejak kecil aku sering dipandang sebelah mata. I was just not enough. Tidak cukup cantik untuk bisa jadi aktris seperti Mama, yang di prime time beliau, jadi idola semua cowok Indonesia di dekade 90-an. Aku juga enggak cukup pintar, sehingga enggak pernah dipertimbangkan sebagai penerus papa di perusahaan–peran itu sudah diambil kakak sulungku, Marthin. Aku juga enggak cukup berbakat di bidang seni sehingga enggak bisa jadi musisi seperti kakak keduaku, Brian.

Selama belasan tahun aku mencoba mencari di mana tempat yang pas, dan tidak ada yang membantuku untuk menemukannya.

Sampai aku menemukan sebuah galeri kecil di Paris. Galeri itu tua, kesannya seolah terbengkalai dan enggak ada yang mengurus. Galeri itu juga sepi, karena letaknya di ujung jalan kecil, jauh dari keramaian dan enggak berada di area yang sering dikunjungi turis. Tapi, di galeri tua yang terlupakan itu, aku menemukan dunia yang kucari.

Aku jatuh cinta kepada lukisan.

Meski setelahnya, aku langsung patah hati karena enggak bisa melukis.

Guru Bahasa Inggris, Ms. Daisy, yang membuka mata kalau ada profesi lain. Beliau memberi tugas review untuk karya seni, dan aku mereview lukisan yang kulihat di galeri tua itu. Menurut Ms. Daisy, aku punya mata yang bagus sebagai kritikus. Beliau menyarankanku untuk mempelajari seni lukis, bukan sebagai pelaku, melainkan sebagai pengamat.

I finally know what I really want in my life.

Kedua orang tuaku enggak pernah memaksakan kehendak, jadi mereka setuju ketika aku ingin melanjutkan kuliah di bidang contemporary art. Akhirnya, aplikasiku diterima di Middlesex University dan artinya, selangkah lagi menuju cita-citaku.

Sekarang, aku makin merasa yakin dengan pilihanku setelah bekerja di ARTE. Baru sebulan bekerja di galeri itu, meski tanpa job desc yang jelas karena harus bisa melakukan apa saja, aku belajar banyak hal.

Juga, mendapat banyak kesempatan.

Seperti hari ini, aku menemani Caleb menemui Anggara Pandji. Dia seorang seniman baru yang salah satu lukisannya viral di media sosial karena terjual dengan harga tinggi. Anggara Pandji jadi sensasi baru. Caleb yang mengetahui soal si pelukis baru ini langsung menjadikan Anggara sebagai proyek pertama di ARTE.

"What do you mean?"

Aku tersentak dari kesibukan melihat lukisan Anggara ketika mendengar suara Caleb yang setingkat lebih tinggi. Saat berbalik, aku menghadapi Caleb dan Anggara tengah adu pandang seperti dua orang yang berada di ring tinju.

"Saya enggak tertarik untuk bergabung dengan galeri mana pun. Apa masih belum jelas?"

Wajah Caleb langsung mengeras saat mendengar ucapan Anggara, sementara Anggara sedikit pun enggak mengalihkan perhatian dari kanvas.

"What's wrong?" bisikku. Sepertinya aku terlalu sibuk dengan duniaku sampai enggak awas dengan kejadian yang berlangsung.

"Seharusnya kamu berterima kasih saya memberikan penawaran ini. Hanya karena satu lukisanmu laku keras, kamu pikir semua lukisanmu akan terjual dengan mudah?"

Love PaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang