29. Azka

6.2K 1.6K 84
                                    

Toxic people do exist!

#randomthought #toxic

Liked by emak2nyinyir and 3998 others

View 857 comments

**

"Duh, mince penasaran siapa sih yang dimaksud dese? Yang tahu colek mince dong."

Aku menggeram saat membaca caption di salah satu akun gosip dengan followers puluhan juta itu. Caption itu melengkapi foto berupa screenshot DM seseorang ke si akun gosip.

"Min, gosip hangat nih. Katanya ada mbak selebgram yang doyan main di mobil. Duh ya min, itu si sesembak gayanya alim banget, sok pinter gitu lah. Tahunya doyan mobil goyang wkwkwk."

Tanganku bergulir di kolom komentar, membaca dengan cepat komentar yang ditinggalkan di sana.

Sejauh ini, belum ada yang menyebut namaku. Tapi bukan berarti aku bisa tenang. Enggak sampai satu jam, gosip itu sudah viral. Sampai-sampai diangkat oleh media online dengan narasi yang makin lama makin ngaco.

Meskipun enggak menyinggung namaku, aku tahu kalau subjek yang diomongin di berita itu adalah aku. Sekalipun itu berita bohong, tapi si pemilik akun gosip enggak peduli.

Ada banyak nama yang membuatku curiga sebagai si penyebar berita. Pasti salah satu dari yang datang ke pesta Becca. Siapa saja bisa membocorkan berita itu ke si akun gosip, dan ini baru permulaan.

Here's the thing about that account. Mereka menjalankan akun itu sebagai bisnis. Bisik-bisik atau rumor yang mereka terima bukan sekadar postingan tanpa nilai. Mereka mencari uang dari sana. Apalagi kalau gosipnya menyangkut nama seleb terkenal, atau pejabat, mereka bisa untung sampai ratusan juta cuma karena satu gosip.

Well, gosip soalku enggak bernilai sampai ratusan juta, sih. Tapi tetap aja, mereka mencari untung dari berita itu.

Aku menggeram kesal. Dari semua nama yang kucurigai, ada dua nama yang membuatku ingin menghajar mereka. Kevin dan Ririe.

Entah kenapa aku yakin pelakunya adalah salah satu di antara mereka. Kevin dan Ririe punya motif yang jauh lebih kuat, selain sekadar uang.

"Ka, booklet udah oke nih. Bisa langsung dicetak."

Ucapan Tania mengejutkanku. Buru-buru aku menyimpan ponsel dan mengabaikan gosip itu. Enggak usah dipikirin, toh itu cuma gosip liar. Selama namaku enggak disentuh, seharusnya aku enggak perlu gegabah.

Sepanjang siang, aku berusaha berkonsentrasi dengan booklet untuk pameran Anggara Pandji. Jadi, enggak ada waktu buat mikirin hal lain.

Di sore hari, gosip kedua muncul lagi. Kali ini, hint yang diberikan lebih spesifik.

"Si mbak bunga ini pacaran sama selebgram juga. Mereka baru putus, si cewek kegenitan sih. Katanya enggak cuma sama si mantan aja, teman-teman si mantan juga diembat sama dese. Btw min, dese kerja di Kemang."

Si Mbak Bunga. Panggilan itu cukup menjurus karena namaku mengandung nama bunga.

Setelah pekerjaanku selesai dan enggak ada lagi yang bisa mengalihkan perhatian, aku terpaksa memikirkan postingan itu. So far, namaku masih belum disebut. Namun beberapa komentar yang menulis 'si mbak bunga' cukup memberikan hint yang tertuju kepadaku.

Siapa pun yang berada di balik DM itu, benar-benar mencari masalah.

Dengan emosi yang menguasai, aku menuju rooftop. Berada di ruang tertutup membuatku sesak napas. Aku butuh udara segar, dan meski udara di rooftop ARTE yang berada di Kemang sama sekali enggak bisa disebut segar, tapi setidaknya pemandangan lepas lebih menenangkan ketimbang di ruang tertutup.

Love PaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang