.
.
Spin Off AU Bulletproof
Namjoon (Ddaeng) dan Seokjin (LIFE Goes On)
.
.
.
"Aaaah, sialan! Sialan! Padahal sesorean tadi tidak mendung sedikitpun, kenapa hujannya mendadak turun tanpa ampun?"
Ddaeng berkicau sejak awal dirinya memasuki lift, menjejak koridor, masuk ke apartemen, dan tetap meracau dengan sangat senewen. Niat mulia hendak mengajak kekasih menghabiskan sore dengan kencan di kafe terbaru, berakhir dengan terjebak badai hingga Ddaeng terpaksa berputar balik sambil menggerutu. Bukan tentang Wrangler super mahal yang basah kuyup diterpa rancak deras, melainkan Life yang menggigil kedinginan karena tersiram hujan saat berlari menuju teras. Bangunan berlantai puluhan tersebut menyediakan mantel gratis bagi tiap pemilik unit dengan cara menunjukkan kunci, dan Ddaeng rela berjalan sambil mendekap pemuda tersayang yang terbungkus mantel semata kaki.
Kendati kerap diolok manja dan ceriwis tiada tara, toh Ddaeng masih cukup cekatan untuk bersiaga menyiapkan banyak hal. Mulai dari mencari baju hangat, menyeduh minuman favorit Life, menyiapkan air panas di bak mandi, sekaligus menjejalkan seluruh pakaian basah mereka ke mesin cuci tanpa diminta. Nomor bajunya dan Life sangat jauh berbeda, dan Ddaeng tak punya pilihan selain meminjam celana training sembari bertelanjang dada.
Lagipula, Life tak hobi mengenakan hanbok sepertinya.
"AYANG!! AYO MANDI!!"
Membusung dengan antusias, Ddaeng dibuat mengangkat alis kala mendapati kasur yang semestinya ditempati Life—mendadak kosong saat dikunjungi. Si empunya rumah tak nampak di sudut manapun, meninggalkan onggokan baju ganti yang belum disentuh di dekat lemari. Bingung, Ddaeng menggaruk tengkuk sembari celingukan, ditinggal menelepon sebentar saja kekasihnya lenyap ditelan senyap.
"Ayaaang?" diketuknya pintu kamar mandi serta menggeser perlahan usai empat kali tak ada jawaban. Tak terdengar suara shower maupun air berkecipak, lain cerita jika Life memilih berendam dalam bak tanpa riak.
"Ayang?" panggilnya lagi, membelokkan kaki dan kepala ke bathtub, "Ay—"
Mata Ddaeng membola lebar tanpa mampu dicegah. Life ada di sana, menjulang membelakangi tanpa busana dan menoleh tanpa dosa saat mendengar suaranya. Satu tangan memegang wadah pelembab, satu tangan lagi memegangi rak mandi sambil mengerjap. Rambut dibiarkan basah, tak mengindahkan saran Ddaeng untuk menggosok kering seluruh permukaan tubuh agar tak masuk angin.
Senyum tipis terulas dari sosok pemuda berponi gelap yang kini melirik dari balik bahu, paham bahwa sang harimau tak berbaju atas sedang memandanginya dengan kaku.
"Maaf, seenaknya pergi dari tempat tidur meski kamu menyuruh menunggu," seloroh Life, ringan, "Tapi karena ini rumahku, sepertinya aku tak butuh ijin untuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)
Fanfic[BTS - Namjin/Monjin] Karena keindahan Seokjin adalah anugerah terbesar yang tak berhenti dikaguminya. Tiap saat, diantara hela napas berhembus puja. Bahkan ketika Namjoon tak cukup mempercayai keberadaan Sang Pencipta. . . . . SHEN|MEI Kumpulan Fi...