12. General's Trap

5.1K 706 70
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Sudah dengar kalau pimpinan kita mau dijodohkan?" perwira satu berujar, "Baru kali ini aku melihat Letnan Kim salah tingkah, orangnya seperti apa?" 

"Keponakan Jendral Hwang, namanya Seokjin," rekannya menyahut, memelankan suara, "Seorang duda beranak dua."

.

.

.

.

"Apa Anda serius?"

"Serius, memangnya kenapa?" Hwang meletakkan kembali cangkir kopinya di atas meja, ajudan diminta keluar setelah laporan diserahkan, "Dia sudah terlalu lama sendiri dan aku ingin Seokjin punya teman hidup. Bukan masalah pria atau wanita, asal berperangai baik, penyayang, dan tidak keberatan dengan statusnya," tambah laki-laki berbadan besar tersebut, "Dari sekian banyak calon yang kuseleksi untuk Seokjin, cuma kau yang paling memenuhi syarat."

"Saya...."

"Menolak karena dia duda?"

"Bukan! Sama sekali bukan," tangkis Namjoon terbata meski masih dalam sikap sempurna, "Saya justru kuatir akan ada keluhan tentang jarak usia kami. Enam tahun terdengar cukup jauh, apalagi beliau putra mendiang Kolonel Kim. Saya merasa tidak pantas."

Hwang berdecak sambil menghela napas, ekor mata melirik anak buah berpenampilan luar biasa yang kerap menjadi kebanggaan seluruh angkatan. Tegap, cerdas, berdedikasi, dan sarat prestasi. Sosok yang tepat untuk mendampingi keponakan kesayangannya. Tidak salah lagi.

"Suka anak kecil, Letnan?"

"Sedikit," Namjoon memposisikan kedua telapak tangan tertangkup di depan tubuh, "Saya tak pernah cukup populer dengan anak-anak, takut menjatuhkan mereka saat digendong atau memegang terlalu kencang. Ceroboh sejak kecil, dan tampaknya belum akan hilang."

"Ah, selalu merendah," tukas sang Jenderal, bangga, "Letnan termuda dalam sejarah kesatuan memang berbeda dari yang lain, tak heran kolegaku gemar memujimu tiap kami bersua."

Mengulum senyum, Namjoon mengangguk maklum, "Saya hanya beruntung."

"Ah, ngomong-ngomong," Hwang beralih memeriksa arloji, menimbang-nimbang agak lama sebelum mendongak pada Namjoon yang tercenung tak paham, "Kau lembur malam ini?"

"Tidak, saya pulang sebentar lagi, segera setelah mengantar map-map ini ke administrasi."

"Bisa ikut denganku?"

"......maaf?"

"Hari ini ada acara keluarga untuk merayakan ulang tahun Ibuku, tapi sepertinya putraku dan istrinya terlambat pulang karena jadwal pesawatnya diundur sehari. Ibuku sangat cerewet soal daftar hadir dan selalu memegangi kami satu-persatu supaya yakin bahwa semuanya datang tanpa kecuali. Oleh sebab itu aku ingin minta tolong, gantikan putraku menemui Ibu."

SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang