.
.
.
"Selamat pagi, Kak Seokjin!" sergah Namjoon dari balik pagar, pagi yang cerah di hari libur. Senyumnya mengembang dan membuat air mukanya yang tampan itu semakin menarik. Seokjin sedang membaca koran di teras ketika pria itu mendekat sambil membawa cangkir kopi dan tabloid olahraga. Hanya memakai kaus tanpa lengan dan celana kargo tanggung, luar biasa gagahnya.
"Hari Minggu dan masih sempat baca topik bisnis? Bapak Kepala Bagian memang beda."
"Berhenti meledekku, Namjoon-sshi."
Seokjin melempar senyum manis, menaruh korannya lalu menyilangkan kaki yang dibalut jins super pendek warna biru tua. Tubuh molek pujaan seluruh lelaki di divisinya sekaligus aset pengundang decak kagum dari pejalan kaki yang melintas saat Seokjin menelusuri trotoar di jam makan siang. Meski tetap belum mampu menggugah kepekaan Namjoon atas pesona yang sengaja dipamerkan. Yang bersangkutan justru lebih fokus pada balasan Seokjin, lalu menuding dengan tak senang.
"Kan sudah kubilang panggil Namjoonie saja."
"Nanti kedengarannya tidak sopan."
Pria itu terbahak, "Kak Seokjin sudah seperti saudaraku lho, intonasimu saat kelepasan memanggil nama kecilku benar-benar lucu," tukasnya, menyandarkan lengan di pembatas rumah, "Ngomong-ngomong, Kakak akhir-akhir ini sibuk sekali ya? Aku jarang melihatmu membaca di teras selain hari libur."
Seokjin menopang dagu kalem, "Perusahaan tempatku bekerja sedang mengalami pergantian direktur, jadi aku juga harus membantu mengurus banyak hal. Tapi kan kamu juga sibuk mengajar, Namjoonie, jadi satu sama," tukasnya, berusaha mencairkan suasana serta degup jantungnya sendiri. Kulit dada Namjoon yang terpampang eksotis jelas tak bisa dilewatkan. Sungguh pemandangan bagus yang menyegarkan imajinasi, "Mukamu ceria sekali, sedang ada berita bagus?"
Namjoon mengusap-usap tengkuk canggung, pipi memerah, "Bagaimana bilangnya ya. Ada yang baik, ada yang kurang menarik. Mau dengar yang mana dulu?"
"Boleh nih?"
"Ayolah, aku selalu bercerita padamu jika ada sesuatu, Kak," bibir Namjoon tersungging tipis melihat jari Seokjin teracung memilih poin kedua, "Uhm, ini memalukan, tapi sebetulnya aku sedang bertengkar dengan pacarku...."
Kening Seokjin berkerut, bayangan sosok cantik yang pernah dikenalkan oleh Namjoon berkelebat dalam benak. Wanita muda bermarga Han dari Incheon, "Oh, bertengkar? Kenapa?"
"Dia kesal karena aku kurang memperhatikan hubungan kami yang sudah masuk tahap serius. Mau bagaimana lagi, pekerjaanku sedang bertumpuk, kebetulan aku baru dipromosikan menjadi wakil dekan bulan lalu."
"Eeeh? Astaga! Kenapa tidak cerita lebih awal? SELAMAT YA, NAMJOONIE!! Itu berita bagusnya?" mata besar membelalak girang mendapati Namjoon mengangguk. Andai dia tahu betapa Seokjin menyukai rona kemerahan yang menjalar di garis hidung pria itu tiap kali tersipu, juga lekuk tajam dari lesung pipi Namjoon ketika senyumnya terulas antusias. Demi langit dan bumi, Seokjin akan melakukan apa saja untuk bisa terus melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)
Fanfic[BTS - Namjin/Monjin] Karena keindahan Seokjin adalah anugerah terbesar yang tak berhenti dikaguminya. Tiap saat, diantara hela napas berhembus puja. Bahkan ketika Namjoon tak cukup mempercayai keberadaan Sang Pencipta. . . . . SHEN|MEI Kumpulan Fi...