Prolog

7.9K 654 21
                                    

.
.
.

" Dan mereka hidup bahagia selamanya.
TAMAT

Aku menyelesaikan webnovel ratusan halaman itu dalam satu malam. Dan membuat kantung mataku semakin hitam seperti panda. Namun itu sepadan dengan rasa puas karena berhasil menamatkannya. Yelena Darconer hidup bahagia. Walau ia harus kehilangan beberapa orang penting dalam hidupnya.

" Sekarang si kecil Wilden punya ibu baru ", aku tersenyum haru, sementara tangan kananku meraba-raba ilustrasi tokoh Wilden di layar monitor laptop.Dari sekian banyak tokoh, aku paling suka dengan karakter Wilden Winchester. Jangan tanya alasannya apa, karena sudah pasti karena balita itu lucu dan menggemaskan!.

*Melirik tiket bus yang sudah aku cetak sebelumnya.

" Sudah saatnya pulang kampung", ujarku sambil tersenyum simpul dan mengambil tiket bus yang tergeletak itu. Sudah tiga tahun aku tidak pulang ke rumah orang tuaku. Aku  rindu suasana rumah, pada ibu yang selalu mengomel, pada ayah yang sibuk mengoleksi ikan hias, dan pada adik kembarku—Jareth dan Jeroy, yang nakal dan berisik.

[*Menelpon pacar tercinta].

" Yo, babe," sapa suara berat dari seberang sana.

" Besok aku akan kembali ke Kansas. Bisa aku menitip Jolly padamu?"

Pria dari seberang sana itu mendesah,
" Anjingmu tidak menyukaiku, Babe"

" Jolly akan patuh kalau kau ajak bermain, Sven. Jadi lempar saja beberapa tulang milik Nancy"

*Nancy-nama anjing pacarku.

" Babe, Nancy tidak suka berbagi tulang"

" Pokoknya lakukan saja!. Besok aku berangkat pukul sembilan pagi. Pastikan kau menampakkan batang hidungmu jam delapan untuk menjemput Jolly"

" Tapi Bab-"

" Aku mencintaimu, sampai jumpa besok hari"

[* Menutup layar ponsel]

Masalah Jolly selesai, aku mengerang puas. Aku tidak bisa menitipkan Jolly ke tetangga sebelah karena Gramps Jonas alergi rambut dan liur anjing. Omong-omong, bulu kakiku mulai tumbuh. Dan itu sangat menjengkelkan. Sambil bersenandung riang, aku membuka laci dapur untuk mencari botol cairan 𝘸𝘢𝘹 yang baru aku beli dari 𝘢𝘮𝘢𝘻𝘰𝘯.

»»--⍟--««

Sven-walau menggerutu dan berwajah kusut, sampai juga di depan pintu rumahku pukul delapan pagi.

" Oh sayang, terimakasih sudah menempati janji", aku menyambut pria itu dengan kecupan manis pada bibirnya yang hitam karena tembakau.

Sven mendesah malas, " Kalau aku tidak datang, kau pasti akan mengamuk seperti hulk".

Aku tersenyum miring."Benarkah.?"

" Lupakan" Sven malas berdebat. Pria besar itu kemudian masuk ke dalam rumahku. " Jadi, dimana kawan berbulu kita. ?" Aku menunjuk pintu kamarku, " Dia masih bermalas-malasan disana"

Sven mengeluarkan tali pengekang anjing dari saku mantelnya. " Aku berharap anjing itu tidak menggigit bokongku lagi", ujarnya gusar.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang