2.[15]

1.5K 270 8
                                    

      Sehari setelah kunjunganku ke Mansion Winchester

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari setelah kunjunganku ke Mansion Winchester. Charla-dengan rambutnya yang disanggul tinggi seperti punuk unta, mengetuk pintu kamar pagi-pagi untuk memberi sepucuk surat undangan ulang tahun triplets.Amplop bewarna hitam metalik dengan tulisan for: Sofia Ladelwyn di atasnya. Charla mendehem, memunguti kotoran mata yang ada di sudut mataku yang masih dalam keadaan setengah mengantuk "Oh sayang, kau harus mencuci muka" ujarnya.

"Bisakah aku melewatkan makan pagi? "aku menguap lebar memeluk pinggang Charla yang kecil. Alangkah indahnya kalau tubuhku juga sekecil ini tapi padat di bagian penting seperti dada dan bokong.Tubuh impian setiap wanita dewasa.

Charla memukul kepalaku lembut, " Kau harus makan princess. Ibu akan menunggu di bawah". Nyaris tidak bertenaga,ia mendorongku sampai ke depan pintu kamar mandi."Apa aku harus meminta pelayan untuk memandikanmu?"tanyanya.

Aku menggeleng, "baiklah, baiklah aku akan bersiap-siap ibu. Aku bukan anak kecil yang harus dimandikan".

Charla tersenyum, " Terkadang ibu heran melihatmu bersikap seperti orang dewasa. Kamu masih kecil sayangku, Sofia."

"Benarkah?" aku menelengkan kepala."Bukankah itu bagus untuk memiliki seorang anak yang pemikirannya sudah matang" tambahku.

Wanita itu tertawa. Dan aku tidak mengerti mengapa ia tertawa. Charla terbatuk lalu mengambil nafas panjang sampai sanggul rambutnya bergerak pelan seperti bokong ayam. "Tidak ada orang tua yang ingin anak mereka cepat-cepat dewasa"

"Tapi setiap anak ingin cepat-cepat dewasa" seruku angkuh.

"Oh sayang, menjadi orang dewasa itu tidak menyenangkan" Charla menjetikkan jarinya ke atas dahiku."Jika Tony mendengar kau ingin cepat-cepat dewasa, ia mungkin akan menangis"

"Aku kira ayah tidak akan secengeng itu" sahutku meledek. Sementara Charla masih setia mengajakku mengobrol dari ambang pintu kamar mandi, padahal aku sudah setengah telanjang. Tidak benar-benar telanjang sih. Hanya atasan piyamaku saja yang mendarat ke keranjang pakaian kotor yang ada di sebelah bak mandi. 'Kapan dia akan membiarkanku mandi?'. Tidak mungkin ia memiliki hobi aneh menonton anak perempuannya mandi.

"Ia pria yang mudah basah oleh air mata" terang Charla-masih dalam posisi berada di ambang pintu dan tidak mau pindah."Kamu tahu, ayahmu itu lebih cengeng dari ibu. Aku ingat dia pernah menangisi kematian anak ayam yang gagal menetas di peternakan nenekmu."

'Apakah hal seperti itu harus dibicarakan ketika anakmu sudah dalam kondisi setengah telanjang dan mau mandi Charla?' pikiranku melontarkan sebait penuh protes. Sampai kapan wanita itu akan berada di sana?.

"Ibu" panggilku. "Aku ingin mandi, bisakah ibu menunggu di luar?". Mau tidak mau aku terpaksa harus mengusirnya. Walau itu hal yang lumrah mendapati ibumu sendiri di kamar mandi-mencoba menawarkan bantuan untuk menggosok punggung. Aku wanita dewasa, jadi kehadiran Charla sama sekali tidak dibutuhkan.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang