Utusan Baterville-seperti yang dikatakan prajurit utusan-memang datang ke Desa Kartis untuk melihat para bandit elang hitam yang tertangkap. Mereka datang dua jam kemudian, lengkap dengan kuda-kuda dan zirah. Yang paling mencolok tentu kepala utusan itu, yang memiliki simbol naga hitam di punggung zirahnya.
Aku berdiri di balik punggung kepala desa, sementara beliau sibuk menyambut rombongan itu bersama komandan pasukan perbatasan.
Utusan Baterville bermaksud untuk memeriksa orang-orang yang tertangkap itu dikarenakan mereka merupakan buronan internasional, yang harga kepalanya sangat mahal baik hidup ataupun mati.
Para bandit menggelinjang ketakutan ketika ketua utusan Baterville datang menghampiri mereka. Orang itu berbicara dengan santai, tetapi tekanan yang dihasilkan dari suaranya justru membuat lutut semua orang menjadi lemas.Seolah-olah tubuhmu dipaksa tunduk mencium tanah.
Kejadian aneh itu baru berhenti ketika seorang Ksatria berambut merah menegur sang ketua utusan.
" Tuan muda, tolong kendalikan aura anda"Dia pasti ajudan dari ketua rombongan itu.
" Maaf Paman Jordan. Aku masih melatih kemampuanku ini" jawab sang ketua ututusan menggaruk belakang kepalanya.
Aku tidak bisa melihat wajah dari ketua utusan Baterville karena ia mengenakan zirah di kepalanya.
Sejujurnya aku penasaran, mengapa mereka berpakaian seperti akan pergi berperang?."Jika tidak keberatan, kami akan menginap di Desa ini dua malam, sebelum kembali ke Baterville" ujar ajudan utusan Baterville kepada Kepala Desa.
" Saya akan mempersiapkan tempat beristirahat untuk anda sekalian" tawar kepala Desa.
"Tidak usah. Kami berkemah di lapangan ini saja" sela ajudan, "lagian jumlah kami terlalu banyak untuk dicarikan tempat tinggal sementara"
Seperti ucapannya, utusan Baterville mencapai 20 orang. Fakta lainnya adalah Desa Kartis tidak memiliki penginapan sama sekali.Kami beranggapan kalau daerah ini tidak menarik perhatian turis, sehingga tidak perlu mendirikan penginapan.Lalu daripada membangun sebuah penginapan, warga desa lebih suka membangun peternakan. Mereka lebih suka mempertaruhkan uang pada sesuatu yang sudah pasti.
Kepala Desa kemudian memintaku dan Amber untuk menjamu rombongan Baterville ketika mereka berada di sini.
Amber adalah nama dari anak perempuan kepala desa yang umurnya satu tahun di bawahku. Kami berdua dipilih karena memiliki kemampuan memasak paling baik di antara warga Desa Kartis. Selain kami, kepala desa juga memerintahkan beberapa warga untuk membantu kami memasak dalam porsi besar.
Menjelang malam, lapangan desa sudah dipenuhi oleh tenda-tenda prajurit perbatasan dan rombongan Baterville. Anak-anak desa yang antusias berkumpul di sekitar para prajurit-menuntut untuk didongengkan kisah heroik.
Para bandit dimasukkan ke dalam kerangkeng besi yang asalnya tidak diketahui. Tampaknya ada penyihir elemen di rombongan Baterville, dan ia diminta untuk membuat penjara kecil itu.
Di saat aku sibuk mempersiapkan makan malam untuk jamuan prajurit yang bermalam di lapangan desa, Adrien dan Gillian berangkat menuju Kota White Wall guna mencari penawar racun.Mereka pergi dengan meminjam kuda-kuda dari peternakan Jena. Sedangkan Diaz tetap tinggal untuk mengawasi Paman Sam yang sementara ini dirawat di kediaman Tabib.
"Aku mendengar kabar buruk tentang Paman Sam dari ayahku. Apa beliau sudah membaik?" tanya Amber, ketika kami menyiapkan makan malam di dalam tenda khusus yang didirikan pasukan perbatasan. Ia menatapku penuh simpati.
Aku menoleh, "Beliau pasti akan membaik"
"Semoga ia pulih dengan cepat. Aku berdoa untuk keselamatannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...