6.[48]

373 85 9
                                    

"Sofia,apa kau tidak akan menemui Lord Wilden?Aku yakin dia pasti sangat bahagia mengetahui kau masih hidup"

Pertanyaan yang dilontarkan Theresa siang tadi sebelum kami berpisah menghantui pikiranku.Normalnya sangat mudah bagiku untuk menjawab pertanyaan itu. Lord Wilden juga salah satu orang yang kuanggap berharga.Posisinya setara dengan Margareth dan Theresa: seorang sahabat sejati.Dan jika memang kesimpulannya seperti itu, mengapa aku begitu gelisah dengan hanya memikirkan akan melihatnya setelah sekian lama.

Aku berhutang permintaan maaf dan ucapan terimakasih kepada  Wilden.Jika bukan karena bros ungu yang ia berikan,aku mungkin sudah tidak ada di sini.Dia penyelamatku—posisinya bagi hidupku sebesar itu.Tidak kusangka ia adalah anak kelinci menggemaskan yang pipinya suka aku cubit.Sang waktu melangkah terlalu terburu-buru, sehingga kini semuanya tidak lebih dari masa lalu.

"Apa yang membuat anda begitu bimbang menemui Lord Wilden, Tuan Putri?.Bukankah anda dan beliau adalah sahabat dekat saat masih anak-anak?" Beru rupanya juga terganggu dengan sikapku.

"Aku sejujurnya juga bingung dengan diriku sendiri,Beru.Ini bukan seperti aku tidak mau untuk bertemu dengannya.."

"Saya yakin apa yang anda rasakan saat ini adalah antusias. Banyak orang juga merasakannya"

"Antusias, ya?"
Aku menghela nafas panjang, dan menarik selimut untuk menutupi ujung kaki yang menjadi dingin karena suhu malam."Lebih baik kalau memang seperti itu"

"Sekarang tidurlah Tuan Puteri.Hari sudah begitu larut. Bukankah besok anda dan keluarga anda memiliki acara?"

"Kau benar. Aku harus segera tidur.Selamat malam Beru"

Besok aku akan pergi piknik bersama keluargaku, sementara Paman Sam akan membeli beberapa perlengkapan yang nantinya kami bawa saat kembali ke Suran.Aku yakin sebagian benda yang akan dia beli adalah senjata karena persediaan pangan kami diurus Charla dan Tony.
Ini benar-benar membantu kami berdua menghemat pengeluaran.

Sebelum mataku benar-benar terpejam,aku tiba-tiba teringat bahwa aku pernah bertemu Wilden sebelumnya di saat ingatanku belum kembali.Aku melihatnya di Istana Surran, di alun-alun kota WhiteWall, yang terakhir di Desa Kartis.Totalnya tiga kali.Saat kami bertemu di Desa Kartis,dia berada di danau dalam keadaan bertelanjang dada.Aku salah mengira kalau dia akan bunuh diri.

Aku secara reflek menimpuk wajahku dengan bantal.Bagaimana bisa aku sesaat melupakannya?. Di tengah kegundahan itu,aku tidak sadar bahwa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

                      ●○●○●○●○

Esok hari..

Dengan berat hati harus kukatakan, selera berpakaian Charla yang buruk tidak berubah.Rosie kami yang manis ia sulap menjadi bocah pemuja renda.Tidak sepertiku yang memiliki pemikiran logis dan kritis, Rosie terlalu lugu sehingga ia menyukai gaun norak itu.Aku menatap Tony dengan harapan ia bisa menghentikan Charla, namun ia menggelengkan kepalanya.

Setelah selesai menaruh semua bekal ke dalam keranjang rotan, kami kemudian berangkat menuju tempat piknik.Tony bilang lokasinya masih ada di Baterville barat, jadi ini bukan perjalanan jauh yang akan membuat bokongku sakit karena terlalu lama duduk di dalam kereta kuda.

"Ayah apa ini kereta kuda baru?" tanyaku kepada Tony sebelum naik ke atas kereta kuda keluarga kami.

"Oh kamu menyadarinya," Tony tersenyum bangga. "Beberapa tahun ini bisnis keluarga kita berjalan lancar sehingga ayah membeli kereta kuda baru.Apa kau suka desainnya?"

"Ini sangat elegan.Seperti bangsawan saja" ujarku sambil terkekeh.Aku senang mengetahui ekonomi keluargaku mengalami peningkatan.Dulu Tony pernah bilang kepadaku, kalau keluarga kami punya banyak uang, hal pertama yang ia ingin beli adalah kereta kuda baru.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang