Dua hari setelahnya kami kembali ke Desa Kartis. Aku tersenyum lebar melihat dipan tidur yang sudah ditinggalkan satu minggu. Ia masih tetap sama seperti saat aku meninggalkannya. Omong-omong, dibandingkan tempat tidur penginapan yang empuk itu, jelas dipan kayu ini bukanlah apa-apa. Namun karena ruangan ini milikku, aku merasa sangat nyaman karena bebas melakukan apa saja.
Sebelum merebahkan badan, aku mengeluarkan kertas undian dari saku mantel. Dan perasaan aneh itu menjalariku-meninggalkan keganjilan semu yang tidak dapat kumengerti.
Mengapa aku berharap bertemu dengan pria berjubah itu? Dan apa-apaan perasaan nostalgia ini?.Adrien mengetuk pintu kamar dengan tergesa. Ia mengajakku pergi ke balai desa karena orang-orang dihebohkan dengan penemuan empat mayat bersimbah darah di hutan seberang sungai. Mataku membulat ngeri.Sadar bahwa hutan itu merupakan tempat berburu favorit keluarga Heydar.
Setelah mayat-mayat itu diindetifikasi, diketahui bahwa mereka adalah saudagar gerabah dan tiga prajurit bayaran; dilihat dari kalung yang digunakan.
Tujuan orang-orang ini pasti Kota Scuvillen-kota wisata yang terkenal setelah White Wall. Hanya sedikit yang tahu kalau melewati Desa Kartis dapat memperpendek jarak menuju Kota Scuvillen.
Kepala desa-dengan wajah ketakutan bersumpah telah melihat segerombolan orang tidak dikenal memasuki desa dua hari sebelumnya. Dan itu membuat situasi semakin runyam karena orang-orang yang tadinya tenang menjadi panik. "ORANG-ORANG ITU PASTI KELOMPOK BANDIT ELANG HITAM!" teriaknya lantang sambil menunjuk-nunjuk udara.
"Mereka hanya menyerang pedagang yang berpergian. Mereka tidak akan turun ke desa" sahut Paman Sam, tidak sadar bahwa ucapannya justru memperparah keadaan.
Dia barangkali lupa kalau sebagian besar orang-orang di Desa Kartis hidup dengan berdagang. Setiap hari, selalu saja ada yang keluar untuk menjual hasil kebun dan pertenakan.
Kebanyakan rute yang dipilih adalah Scuvillen karena tempat itu merupakan kota terdekat, tapi Paman Sam lebih menyukai White Wall karena daya beli penduduknya lebih tinggi."Suamiku dalam perjalanan pulang setelah menjual hasil-hasil peternakan di Scuvillen!" ratap perempuan bersorban yang akrab dipanggil Jenna. Ia tinggal di sebelah kediaman Heydar. Kami berlangganan keju dan susu sapi di peternakannya.
"Apa para bandit itu akan mengincarnya?" Jenna merosot lemas dan aku buru-buru menyangga bahunya.
"Tidak Jenna, Robin pasti akan baik-baik saja" jawab Paman Sam.
"Apa sudah ada yang mengirim laporan mengenai penemuan mayat ini ke pihak keamanan?""Aku sudah mengirim surat ke pos pasukan perbatasan terdekat. Harusnya mereka sampai dalam dua jam" jawab kepala desa.
"Sementara waktu hindari pergi ke hutan," Paman Sam lalu mengantar Jenna kembali ke rumahnya. "Mereka kemungkinan masih bersembuyi di hutan itu" tambahnya dengan mimik wajah serius.
Para penduduk saling pandang-menghela nafas lega karena tidak ada anggota keluarga di hutan itu.Tapi kelegaan itu tiba-tiba rusak karena seorang anak laki-laki menerobos kerumunan dan mencengkram baju Paman Sam.
"Paman!, kakak laki-lakiku! ia masih berada di hutan!" teriaknya setengah menangis.
Dan sontak hal itu menyebabkan kerusuhan.Paman Sam melempar tatapan ke arah Adrien. Tatapan misterius yang hanya dipahami oleh Adrien dan aku.
Keluarga Heydar harus mengurus hal ini, setidaknya sampai pasukan perbatasan tiba.
●○●○●○●○
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...