Batterville Timur masih sama dengan apa yang ada di dalam ingatanku. Lingkungannya tidak banyak berubah; masih sebuah wilayah indah dengan jajaran rapat dari pohon-pohon maple di bagian kanan dan kiri jalan. Setiap tempat memiliki kenangan tersendiri, termasuk toko kesayangan Charla, toko yang menjual mantel dari bulu mink.Toko itu berdiri kokoh di tengah gempuran produk berbahan dasar bulu imitasi yang harganya bisa tiga kali lebih murah.
Toko kecil yang menjual donat favoritku tetap dengan ciri khas andalannya; atap bangunan berbentuk jamur.Dulu aku selalu mampir ke toko itu bersama Tony dan Menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit untuk memilih varian donat untuk dibawa pulang.Surran adalah tanah kelahiranku tapi Baterville timur merupakan tempat aku dibesarkan.Hatiku terasa hangat oleh kenangan masa kecil yang mengalir satu persatu.
Aku menempelkan wajahku di jendela kereta, menyerigai seperti orang desa yang baru pertama kali pergi ke kota.Di sepanjang jalan ada banyak anak-anak tersenyum. Setiap orang menikmati hidup mereka terlepas dari beban hidup semakin meningkat. Pemandangan yang sangat bertolak-belakang dengan Surran. Ibarat musim semi dan musim gugur, ibarat embun dingin dan uap panas. Ini semakin menyadarkanku bahwa kesejahteraan penduduk memang bergantung kepada pemimpin mereka.Setiap kebijakan dapat mendorong ke arah perubahan yang positif atau negatif.
Jika aku menjadi ratu, bisakah aku menghadirkan suasana serupa di kerajaanku? tanganku mengepal. Aku bukannya tidak yakin dengan kemampuanku, hanya saja aku tahu mengenai apa yang aku kuasai dan tidak.
"Sofia"
Aku menoleh, "Ya?"
"Apa kau yakin keluargamu masih tinggal di tempat yang sama?" tanya Paman Sam untuk memastikan.
"Semoga saja mereka masih tinggal di sana."
Keluarga Ladelwyn dulunya tinggal di Baterville Barat sebelum Tony memutuskan untuk pindah ke wilayah Timur agar ia lebih dekat dengan kakak perempuannya yang bekerja menjadi kepala pelayan di kediaman Duke Winchester.Bisa saja karena penyebab lain Tony memutuskan untuk pindah. Pekerjaannya sebagai saudagar buah dan sayuran mendukungnya untuk hidup nomaden.
Tetap tenang, tetap anggun, itulah rencananya. Namun ketika kereta kuda kami akhirnya berhenti di depan bangunan sederhana dua lantai yang warnanya catnya didominasi abu-abu, aku meloncat turun seperti monyet liar.Beru tertawa di dalam pikiranku. Paman Sam memilih untuk tetap tinggal di dalam kereta dengan dalih tidak ingin mengganggu reuni yang penting ini.
Aku mengetuk pintu.Kakiku lemas dan gemetar.Sial, aku seharusnya membeli sebuah bunga untuk Charla.
Ini dia
Pintu terbuka dan yang menyambutku adalah seorang gadis kecil berambut cokelat tua dengan mata violet kelam.
Seorang anak perempuan?.
Bola mata gadis kecil itu menatapku penasaran. "S.. siapa?"
Aku membungkuk untuk menyamakan tinggiku dengan gadis kecil ini. Ia pasti anak dari Amy atau Karen; dua pelayan yang bekerja untuk keluargaku.
"Adik kecil, apakah ini benar Kediaman Ladelwyn?" tanyaku lembut sambil mengusap kepala gadis kecil itu.
"Iya.." pipinya yang bulat bergetar ketika kepalanya mengangguk.
"Dimana Tuan Tony dan Nyonya Charla?. Bisakah kamu memanggilkan mereka untukku?"
"Ibu dan ayah?" gadis kecil itu menelengkan kepala. "Mereka sedang tidak ada di rumah."
Ini normal. Aku menghilang selama delapan tahun dan dinyatakan meninggal. Jadi wajar bagi Tony dan Charla untuk memiliki anak lagi terlebih mereka butuh penerus. Ini bukan berarti mereka menggantikanku atau semacamnya, tapi mengapa aku merasa sedih?.
Suaraku nyaris tidak keluar ketika gadis kecil itu menarik ujung bajuku, dan mata violet kelamnya menatapku.
Aku melihat mata Tony di sana, dan hatiku semakin remuk. Dia anak kandung mereka, sedangkan aku...
aku...Mereka baik-baik saja tanpa aku.
Mereka tidak hancur sedikitpun.Aku menarik tudung jubah untuk menutupi wajahku, dan tanpa mengucapkan kalimat apapun aku meninggalkan gadis kecil ini di ambang pintu.Ia barangkali bertanya-tanya siapa aku, dan apa tujuanku menanyakan keberadaan orang tuanya.
Tindakan ini pengecut, aku tahu. Tapi kalian tidak tahu rasanya berada di posisiku..
Aku benci diriku yang terlalu sensitif, yang terlalu mudah sedih. Aku
Kecewa dan marah, lalu sialnya tidak ada yang bisa disalahkan.Beru mengingatkanku untuk tetap tenang, namun aku terlalu keras kepala.Di saat aku berdebat dengan Beru di dalam pikiranku, Kakiku menginjak kerikil yang cukup besar. Tubuhku terguling sebelum sempat mencapai kereta kuda. Jubah yang menutup rambutku tersingkap tepat ketika sebuah kereta lain berhenti di depan rumah. Lalu kulihat dua wajah yang kurindukan.
Aku dan mereka saling menatap selama beberapa detik sebelum akhinya Tony dan Charla menghambur untuk memelukku.
Kami tidak berbicara. Hanya menangis untuk mengungkapkan kerinduan yang sudah menumpuk di hati masing-masing.Aku memeluk mereka sangat erat,sangat kuat-menangis seperti anak kecil yang terjatuh setelah belajar mengendarai sepeda untuk pertama kali.Keinginanku untuk kabur tiba-tiba luntur. Rupanya dibanding penyesalan, rasa rinduku terhadap mereka lebih besar.Aku terisak sampai tubuhku terasa panas.
Di saku celana Tony terselip selembar poster pencarian. Aku melihat lukisan wajahku saat berumur 10 tahun di atas kertas itu. Saat itu juga aku tahu bahwa Charla dan Tony tidak pernah menyerah untuk mencariku, ketika orang-orang di sekitar mereka bersitegas mengatakan aku sudah meninggal. Dan betapa bodohnya aku karena sempat meragukan kasih sayang mereka hanya karena mereka memiliki anak kembali.
Paman Sam memilih untuk tetap berada di dalam kereta kuda. Dia melambaikan tangan dan tersenyum.
Tony melepaskan pelukannya dari tubuhku. Tangan pria itu gemetar ketika menangkup pipiku, "Ini benar-benar kau Sofia?"
Charla masih memelukku, dan ia berkali-kali mencium puncak kepalaku."Iya ayah ini Sofia"
Aku menangkup punggung tangan Tony yang ada di atas pipiku lalu tersenyum. "Sofia putri ayah""Kami nyaris saja menyerah dan kau sekarang muncul di hadapan kami"
Tony masih berurai air mata.Jarinya menjelajahi wajahku-seolah memastikan bahwa gadis 18 tahun yang ada di hadapannya ini benar-benar putrinya."Ini bukan mimpi bukan?, Charla tolong cubit pipiku!"Aku menghapus air mataku lalu tertawa pelan. "Ayah sedang tidak bermimpi. Ini benar-benar Sofia."
Charla mengusap rambutku, matanya mengamatiku dari kepala hingga ujung kaki. "Kamu menghilang saat usiamu 10 tahun, dan sekarang kamu kembali setelah menjadi gadis dewasa. Ibu merasa sedih karena melewatkan masa pertumbuhanmu.."
"Yang penting dia sekarang sudah bersama kita Charla" Tony mengelus bahuku sambil menyeka air matanya."Jadi Sofia, bisakah kau menceritakan apa saja yang terjadi?. Ayah dan ibu selalu yakin bahwa kau masih hidup, dan itulah mengapa kami tidak pernah berhenti mencarimu selama delapan tahun ini"
"Ada banyak hal yang terjadi" Aku meraih tangan Charla dan Tony.
"Ceritanya akan sangat panjang. Bukankah lebih baik aku menceritakannya ketika kita kembali ke dalam rumah?.Selain itu, aku ingin ayah dan ibu bertemu dengan seseorang.Jika bukan karena orang ini,aku mungkin benar-benar tewas dalam insiden itu."Aku memberi kode pada Paman Sam dengan tatapan mata.Beliau kemudian keluar dari kereta kuda untuk menghampiri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...