Tidak terasa, kehidupan akademiku sudah berjalan dua semester saja.Nilai-nilaiku tergolong standar-tidak rendah dan tidak pula tinggi.Nilai tertinggi dipegang mata pelajaran matematika yang diampu Miss Rollet.Tentu saja itu menjadi kelebihanku, mengingat aku dulunya sarjana ekonomi. Selain itu, aku bersahabat baik dengan Margareth dan Theresa.Hubungan kami berkembang sampai tahap kemana-mana bertiga. Untungnya Margareth-menjadi sedikit berani setelah bergaul cukup lama denganku, walau masih saja menangis ketika ada anak-anak bandel meneriakinya anak haram.
Omong-omong Jimey, ia berubah menjadi orang aneh yang selalu mengamatiku-dari tempat yang ia pikir tidak bisa kulihat. Dan aku mengikuti permainannya sambil menerka sejauh mana ia akan bertindak-dengan cinta monyet menggemaskan itu.Ia selalu memerah setiap aku menyapanya. Kupikir itu lucu melihat anak berandalan sepertinya mati kutu di hadapan gadis yang ia sukai.
Satu lagi anak laki-laki yang menarik perhatianku adalah Wilden Winchester.Dia menjadi susah untuk dilihat setelah kembali ke akademi. Aku mencuri dengar kabarnya melalui gadis cilik bernama Violita dan para dayangnya. Mereka selalu bergosip tentang Wilden-tidak memandang waktu dan tempat. Aku ingin memarahi mereka, berujar bahwa mereka seharusnya memikirkan pendidikan.Namun aku lupa bahwa di dunia ini, anak berumur lima tahun saja bisa memiliki tunangan-jika ia bangsawan-norma sosial kaum aristokrat.
Pagi ini, anak-anak akademi dari seluruh angkatan dikumpulkan di lapangan. Theresa bilang akademi kedatangan tamu penting.Dan tamu itu ingin menyapa kami. Aku mendesah malas.Semalam aku kurang tidur karena mengerjakan tugas tata krama.
"Sampai kapan mereka akan menahan kita di sini,?" tanyaku setengah menguap kepada Theresa-yang terlihat sama kacaunya. Ia pasti bertengkar lagi dengan teman satu kamarnya. Teman satu kamar Theresa memiliki kebiasan jorok menumpuk kaus kaki di sudut ruangan.
"Aku tidak tahu," jawab Theresa."Sebentar lagi tamu penting itu berdiri di podium. Kita tunggu saja."
Bertepatan dengan kalimat terakhir Theresa, para kakak tingkat meniup terompet penyambutan.
Murid-murid berteriak histeris ketika sesosok wanita anggun naik ke atas podium.Wanita itu memakai kacamata, rambut putihnya yang sebahu berkibar lepas. Dia mengenakan mahkota ratu."Ivanka Ruberius?," mataku membola. Bagaimana bisa sih dia berakhir menjadi pasangan Reinhardt?. Apa aku melewatkan ekstra chapter ketika meninggal?.
Theresa menyikutku. "Jangan menyebut nama ratu secara langsung!, atau kau akan mendapat masalah!"
Ivanka-yang dalam ingatanku, adalah gadis manja yang selalu ingin mendapat pengakuan.Kini ia terlihat berwibawa dalam balutan busana ratu dengan kacamata yang aku yakin peninggalan Sebastian-cara yang unik untuk mengenang Sebastian yang sudah tiada. Ia tersenyum kepada para murid, lalu berbicara tentang pentingnya semangat menimba ilmu. Ia bukan gadis manja lagi, melainkan seorang ratu yang dicintai penduduk.
Aku mengusap air mata-haru biru karena tokoh-tokoh sampingan memiliki akhir cerita mereka sendiri. Reinhardt yang kupikir akan menjadi sadboy selamanya, karena cinta yang bertepuk sebelah tangan, menemukan pengganti yang tidak lain dan tidak bukan adalah adik mendiang sahabatnya sendiri, Ivanka Ruberius.
" Untuk memperingati hari lahirnya Pangeran Mahkota Juvelius, pihak istana akan mengadakan olimpiade sihir dan pengetahuan umum. Pemenang olimpiade akan dianugrahi medali Orchard," ujar Ivanka sebelum menutup pidatonya.
Medali Orchard adalah penghargaan yang diberikan kepada siswa yang dianggap menjanjikan bagi kerajaan di masa depan. Biasanya nanti, ketika para pemegang medali itu lulus dari akademi, mereka kemungkinan besar direkrut istana. Entah diposisikan di unit sihir atau dewan pendidikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...