Hari paling menegangkan itu datang.Dua hari berselang setelah ulang tahun ketiga triplet,aku menghadiri acara penyambutan murid baru di bangunan Akademi Fantagia.Aku bersyukur bisa sampai tepat waktu meski mengalami sedikit drama pagi tadi.
Charla-seperti biasa, sangat heboh dengan seragam kecil yang dikirim pihak akademi, padahal ia sudah menulis ukuran tubuhku secara rinci di lembar administrasi.Seragamku mungkin tertukar dengan seseorang di luar sana. Untungnya hanya satu seragam yang tertukar. Yang lain masih memiliki ukuran yang benar.Sehingga drama itu berlangsung sebentar dan tidak berepisode.
Aku memasuki barisan paling belakang dengan santai.Beberapa pasang mata melirikku heran, ada dongkol, dan juga terganggu. Penampilanku pasti terlihat paling mencolok di antara anak-anak berambut pirang dan cokelat ini. Mengapa rambutku harus merah sih?.
Ketika kepala sekolah yang setengah rambutnya beruban itu mulai berbicara, perhatian anak-anak ini akhirnya teralihkan.Pria tua itu memberi pidato panjang seperti
kebanyakan kepala sekolah. Yang isinya seputar 'kau harus bangga diterima di akademi ini' dan 'kau harus menjaga nama almamatermu'.
Sebuah pidato klasik. Aku lebih ingin mendengarkan hal menakjubkan seperti "ayo menjadi bibit pemberontak di masa depan".Sesi pidato itu berlangsung kurang lebih lima belas menit.Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian asrama. Aku secara kebetulan ditaruh di asrama Melavior. Sebuah tempat yang didominasi penduduk biasa dengan otak rata-rata. Menyedihkan. Padahal aku berharap ditempatkan di asrama Jade-tempat Wilden Winchester tinggal selama dia bersekolah di akademi.
"Kalian akan memasuki asrama dalam dua hari. Jangan terlalu banyak membawa barang. Jelas?" terang madam kepala asrama.
"Jelas ma'am" jawab seluruh murid baru serempak.
Madam kepala asrama menyunggingkan senyum.Tompel sebesar biji pepaya yang melekat di dagunya bergerak lucu ketika bibirnya terbuka dan tertutup.Bolehlah aku, hmm menyentuhnya?.
"Oke. Sekarang kalian bisa kembali ke rumah masing-masing. Sampai bertemu dua hari lagi" ujar madam kepala asrama mengakhiri acara penerimaan murid baru ini.
Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Wilden berada di barisan khusus tempat anak-anak dengan nilai teratas berkumpul.Anak laki-laki itu mengenakan pakaian bangsawan bewarna hitam dengan baret abu-abu. Pandangannya tertuju lurus ke depan.Di detik berikutnya, anak laki-laki itu memutar kepalanya ke arahku. Mata kami bertemu. Wilden tampaknya terkejut mendapatiku memandanginya. Mata anak laki-laki itu menyipit marah. Aku melihat bibirnya mengucapkan beberapa kata tapi karena posisi kami berjauhan, aku tidak bisa mendengarnya. Sebagai balasan aku memberikannya ciuman jarak jauh. Semoga ciuman ini dapat mengurangi perasaan hatinya yang buruk.
Wilden memalingkan wajahnya. Aku bersorak girang melihat telinganya yang berubah warna menjadi merah. Apa dia tersipu karena diberi ciuman jarak jauh oleh wanita dewasa ini?.
"Bukankah barusan Lord Wilden melirik anda Lady Violita?" tukas dua orang gadis cilik yang ada di belakangku.
"Beliau tersipu malu. Astaga kalian benar-benar cocok"
"Aduh, kalian jangan membuatku malu" sahut gadis cilik yang dipanggil Lady Violita. Mereka berdua tampaknya anak bangsawan.Aku memutar tubuhku untuk melihat wajah kedua cilik yang berada di belakangku. Gadis cilik bernama Violita ini, bagaimana mungkin dia bisa begitu cantik?.
●○●○●○●○
Aku mendapat surat pengakuan cinta!
Sepulang dari akademi, aku menemukan sepucuk surat dengan amplop merah muda tersimpan di dalam kotak surat.Di atas amplop merah itu terukir namaku dengan rapi. Awalnya aku mengira surat itu ditujukkan untuk Charla karena ia rajin berkirim surat dengan kawan-kawannya, atau untuk Tony barangkali ia memiliki selingkuhan yang tidak kami ketahui. Namun ketika melihat nama si penerima surat, aku menyadari kalau surat merah muda itu ditujukkan untukku. Siapa sih orang jahil yang mengirim surat kepada anak umur enam tahun?.
Penasaran, aku membuka surat itu asal. Isinya mungkin brosur obat pengurus badan. Belakangan ini para penjual mulai nekat menaruh brosur jualan mereka ke dalam kotak pos orang yang tidak mereka kenal.Aku ingat beberapa hari yang lalu, Tony menemukan brosur obat kuat yang ditujukan untuk dirinya. Darimana penjual itu tahu kalau Tony memiliki masalah ranjang.
"Untuk Sofia Ladelwyn, nona manis yang mencuri hatiku" aku mengeja kalimat pertama.Haruskah aku menangis haru karena seseorang-kecuali orangtuaku, menyebutku manis?.
"Mawar itu merah. Lili itu biru. I love you". Mataku hampir meloncat saat membaca kalimat kedua.
" Kalau dewasa nanti. Mari kita menikah dan memiliki banyak anak".
Aku melempar surat itu dan terpingkal. Orang sinting macam apa yang melamar bocah perempuan gemuk umur 6 tahun?. Sungguh aku tidak habis pikir. Namun aku tidak membencinya karena ini surat cinta pertamaku.Ada orang lain di luar sana yang benar-benar menyukaiku apa adanya.Itu melegakan karena aku tidak mau jadi perawan seumur hidup.Aku lalu menyembunyikan surat itu ke dalam bajuku, bersiul, dan bersikap seolah tidak pernah membacanya. Charla dan Tony pasti akan mengamuk kalau seandainya mereka tahu ada seseorang yang mengincar anak perempuan mereka.
" Sofia. Mengapa kamu tersenyum lebar seperti itu" tanya Tony yang kebetulan lewat.
" Apa ada surat baru?"Aku menggeleng cepat. "Tidak ada!".
" Oh baiklah" jawab Tony. Pria itu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.
Aku mengambil nafas lega lalu melenggang masuk ke dalam rumah.
Ini hari yang indah untuk dua kejadian penting.-------------------------------------------------------
A/n
Rencana awalnya pengen sequel Sofia ini manis2 aja. Tapi jiwa pecinta genre angst ku meronta2 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomansaSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...